Jumat, 22 November 2024

Jalintim Masih Buka Tutup

Tinggal 5 Daerah yang Masih Banjir

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Berkurangnya curah hujan dalam beberapa hari terakhir membuat banjir di beberapa wilayah Provinsi Riau mulai surut. Bahkan, dari 10 kabupaten/kota yang sempat dilanda banjir kini tersisa lima daerah.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, saat ini daerah di Riau yang masih digenangi banjir yakni di Kabupaten Pelalawan, Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Bengkalis.

- Advertisement -

“Tinggal lima kabupaten di Riau yang masih dilanda banjir, namun kondisinya sudah mulai surut. Ini juga karena curah hujan sudah mulai berkurang di Riau,” ujar M Edy Afrizal,Ahad (21/1).

Lebih lanjut dikatakanya, masyarakat yang rumahnya terendam dan harus mengungsi juga sudah mulai kembali ke rumah masing-masing. “BPBD kabupaten/kota masih mendata berapa warga mereka yang masih mengungsi. Mudah-mudahan sudah tidak banyak lagi,” ujarnya.

Untuk di Kabupaten Pelalawan, banjir yang menggenangi jalan lintas timur (jalintim) juga dilaporkan sudah mulai surut. Bahkan kendaraan roda empat juga sudah melintas meskipun masih ada genangan air. “Saya dapat laporan kalau kendaraan roda empat seperti mobil pribadi sudah bisa melintas,” sebutnya.

- Advertisement -

Pihaknya memprediksi, curah hujan di Riau akan terus berkurang menjelang akhir Januari ini. Karena itu, memasuki Februari pihaknya juga akan langsung memantau potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). “Kalau dalam dua pekan ke depan tidak turun hujan lagi di Riau, maka kami akan kumpulkan para kepala BPBD di Riau untuk membahas penanganan karhutla,” katanya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Pelalawan Zulfan menjelaskan, berdasarkan penghitungan alat pengukur level debit permukaan air Sungai Kampar di jembatan penyeberangan ponton Kecamatan Langgam, ketinggian air kembali menurun 3 sentimeter (cm) Ahad (21/1). Sehingga saat ini kondisi tinggi air Sungai Kampar berada pada angka 3,66 meter.

Alhasil, sejumlah akses jalan darat pun telah mulai dapat dilintasi kendaraan bermotor, di mana ketinggian permukaan air berada pada angka 20 cm hingga mencapai 1 meter. “Alhamdulillah, tinggi permukaan air yang telah merendam 30 desa dan kelurahan di tujuh kecamatan di Pelalawan kembali turun 3 cm hari ini (kemarin, red),” ujarnya.

Diungkapkan Zulfan, adapun sejumlah titik badan jalan yang sebelumnya tergenang banjir dan saat ini telah dapat dilalui kendaraan bermotor, khususnya roda dua dan roda empat yakni Jalan Abdul Jalil Kecamatan Pangkalankerinci. Tinggi permukaan air saat ini berada pada angka 20 cm dari sebelumnya 50 cm.

“Sebelumnya, banjir yang merendam badan Jalan Abdul Jalil ini cukup tinggi sehingga menghambat aktivitas pengguna jalan. Bahkan dampaknya juga menyebabkan aktivitas sekolah di sekitar lokasi banjir, yakni SD dan SMP Bernas diliburkan. Tapi, saat ini jalan itu  sudah bisa dilintasi sepeda motor,” bebernya.

Dijelaskan mantan Sekretaris Diskominfo Pelalawan ini, kondisi serupa juga terjadi di Jalan Sultan Syarif Hasyim, Kecamatan Pangkalankerinci. Di mana tinggi genangan air yang sebelumnya mencapai 70 cm, saat ini telah menurun di angka 40 cm. Sebelumnya jalan ini hanya dapat dilintasi oleh kendaraan roda 10 ke atas.

“Begitu juga dengan Jalan Lintas Timur Sumatera Km 76-83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, yang saat ini telah mulai bisa dilewati oleh kendaraan roda empat, khususnya mobil berbodi tinggi. Saat ini, tinggi permukaan air di Km 83 sebagai lokasi titik banjir terdalam mencapai 57 cm. Alhasil, secara perlahan-lahan, aktivitas moda transportasi jalur darat di jalan nasional ini telah mulai bergerak cukup lancar,” paparnya.

Hanya saja, lanjut Zulfan, ada sejumlah daerah yang masih belum dapat dilintasi kendaraan bermotor, lantaran genangan air masih cukup tinggi. Seperti Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam. Kemudian Desa Rantau Baru, Kecamatan Bandar Seikijang. Di mana ketinggian air masih berada pada ambang normal yakni mencapai 1 meter lebih.

Baca Juga:  Ikut Cegah Covid-19, Mahasiswa Produksi Sabun Cuci Tangan

“Dan atas kondis ini, masih cukup banyak warga yang tetap memilih untuk bertahan di lokasi pengungsian yang tidak banjir. Tapi, ada juga sebagian kecil warga terdampak banjir yang tetap bertahan di rumahnya sejak banjir mulai melanda wilayah mereka,” sebutnya.

Ditambahkannya, meski tinggi permukaan air terus mengalami penurunan, namun pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap banjir susulan. Pasalnya, pengelola PLTA Koto Panjang Kampar beberapa hari lalu telah membuka 5 pintu pembuangan waduk masing-masing setinggi 40 cm.

“Jadi, diperkiraan pengaruh pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang ini, akan terasa Senin (22/1) atau Selasa (23/1). Perkiraan terjadinya kenaikan debit air Sungai Kampar mencapai 50 cm. Sehingga tentunya luapan air sungai ini akan membuat tinggi genangan air yang merendam sejumlah badan jalan akan kembali bertambah naik,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kapolres Pelalawan, AKBP Suwinto SIK melalui Kasat Lantas AKP Akira Ceria SIK mengatakan, kondisi banjir yang menggenangi badan Jalintim Km 76-83, masih tetap bertahan atau tetap sama seperti hari sebelumnya.

Sistem buka tutup jalan masih tetap diterapkan di lapangan guna mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan. “Ya, sitem buka tutup jalan masih diberlakukan petugas gabungan yang masih siaga di lokasi banjir,” bebernya.

Mantan Kasatlantas Polres Dumai ini mengatakan, saat ini tinggi permukaan air yang merendam badan jalintim, berada pada angka 70 cm. Sehingga dengan kondisi banjir tersebut, kendaraan roda dua dan roda empat masih belum diizinkan melintas.

“Jadi, bagi kendaraan roda empat dan roda dua masih tidak kita izinkan melintas. Hal ini kita lakukan agar kendaraan tersebut tidak mati mesin atau mogok di tengah badan jalan yang masih direndam banjir akan menghambat kelancaran arus lalu lintas. Saat ini lalu lintas telah mulai bergerak cukup lancar,” tuturnya.

Untuk itu, mantan Kanit Dikyasa Satlantas Polres Pelalawan ini menambahkan, pihaknya mengimbau agar para pengguna jalan dapat mematuhi imbauan tersebut demi kelancaran arus lalu lintas bersama.

3.000 KK Masih Mengungsi di Rohil

BPBD Rokan Hilir (Rohil) mendata, sejauh ini terdapat 11 wilayah kecamatan se-Rohil yang mengalami banjir. Namun secara umum ketinggian air yang mengenangi permukiman masyarakat sudah mengalami penurunan.

Hal itu dikatakan Kepala BPBD Rohil Hari Putra Darma yang didampingi Sekretaris Edo Rendra melalui Fungsional Penata Penanggulangan Bencana Devita Trimaily, Ahad (21/1). “Sekarang ketinggian airnya sudah mengalami penyurutan seperti di Kepenghuluan Babussalam Rokan, Pujud. Pada saat puncak banjir, tinggi air sejengkal lagi mencapai atap rumah dan sekarang sudah surut,” katanya.

Diterangkannya, berkaitan dengan musibah banjir yang terjadi pihak BPBD telah mengintensifkan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk dari kepenghuluan. Mereka langsung memberi bantuan, melakukan pemantauan dan monitoring kondisi banjir setiap harinya baik melalui komunikasi maupun survei langsung ke lapangan.

Selain itu, terangnya ada juga pendirian dapur umum dari Kemensos RI dan ada juga swadaya masyarakat.  Pendirian posko dan tenda pengungsian juga telah dilakukan, berikutnya dengan pemberian peralatan di pengungsian seperti kasur, selimut maupun pemberian bantuan sembako.

“Begitu juga ada beberapa titik lokasi yang dipinjamkan perahu milik BPBD agar dapat dimanfaatkan untuk transportasi warga di lokasi banjir,” katanya. ‘’Hingga kemarin korban terdampak banjir di Rohil mencapai 17.770 KK dengan jumlah yang mengungsi mencapai 3.108 KK,’’ tambahnya.

Sebelumnya, dalam rapat di Riau pekan lalu bersama Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, sudah diingatkan bahwa Badan Meteoroligi Klimatologi Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa pada tahun ini tidak terjadi El Nino di Riau.

Baca Juga:  Titik Api Masih Ditemukan di Gurun Panjang

Meskipun demikian, pihaknya mengingatkan Provinsi Riau untuk tetap waspada terhadap terjadinya karhutla. “Prediksi BMKG tahun 2024 di Provinsi Riau tidak terjadi El Nino. Namun dari awal tahun harus lebih siaga dan waspada untuk antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan tahun ini,” katanya.

Menurutnya, pengalaman tahun 2023 lalu harus menjadi pembelajaran bagi pemerintah daerah di Riau dalam mengantisipasi terjadi karhutla. “Pada tahun 2023 di Riau terjadi El Nino. Namun dengan dilakukan rapat koordinasi lebih awal, sehingga satuan tugas (satgas) darat lebih siap,’’ ujarnya.

‘’Kemudian kita BNPB siapkan peralatan untuk digunakan dalam penanganan kebakaran. Dengan begitu tugas satgas udara tidak terlalu berat. Itu terbukti, tahun 2023 di Riau tidak terjadi kebakaran tidak menimbulkan kabut asap tebal karena kebakaran bisa dipadamkan lebih cepat,” tambahnya.

Hujan Intensitas Sedang Diperdiksi Masih Terjadi

Kepala BMKG Stasiun SSK II Provinsi Riau Irwansyah Nasution menjelaskan, selama beberapa hari ke depan, sejak 20 Janauri hingga 25 Januari 2024 secara umum angin diprakirakan berasal dari Barat Laut–Timur Laut dengan kecepatan 5 knot hingga 15 knots (9 km/jam hingga 28 km/jam). Suhu udara berkisar antara 22.0 derajat celcius hingga 32.0 derajat celcius dengan kelembaban udara berkisar antara 58 persen-99 persen.

Hal ini yang membuat kondisi cuaca di wilayah Riau diperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi wilayah Riau bagian barat, tengah, selatan dan timur seperti Kabupaten Rokan Hulu, Kampar, Pekanbaru, Pelalawan, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir.

“Potensi banjir wilayah Provinsi Riau pada Dasarian III Januari 2024 diperkirakan sebagian besar berada pada kriteria aman hingga rendah. Adapun wilayah yang berpotensi mengalami banjir kategori rendah adalah wilayah Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi, Rokan Hulu, dan sebagian Indragiri Hilir,” ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil peta monitoring hari tanpa hujan, BMKG menganalisis data curah hujan dari pos hujan kerja sama yang tersebar di seluruh wilayah Riau. Pada 20 Januari 2024 bahwa pada umumnya wilayah Provinsi Riau masih mengalami hujan sampai dengan updating terakhir.

Wilayah yang tidak mengalami hujan selama 1 hingga 5 hari berturut-turut (kategori sangat pendek) sebanyak 38 persen dari total pos hujan di Riau umumnya terjadi di  Bengkalis, Kepulauan Meranti, Rokan Hilir, dan Kota Dumai.

Pada analisis curah hujan, wilayah Riau pada Dasarian II Januari 2024 sebagian besar  berada pada kriteria menengah (51-150 mm). Curah hujan dengan kriteria tinggi terjadi sebagian Kuantan Singingi, Kampar, dan Indragiri Hilir.

Kategori curah hujan rendah telah terjadi di wilayah pesisir Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan Kota Dumai. Sifat hujan selama Dasarian II Januari 2024 secara umum di atas dari normalnya (kategori atas normal).

Sedangkan pada Dasarian III Januari 2024, sebagian besar wilayah Riau diperkirakan akan mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm) hingga menengah (50-150 mm). Curah hujan rendah diprakirakan terjadi di Bengkalis, Indragiri Hilir, Pelalawan, Rokan Hilir, dan Kota Dumai.

Sifat hujan Dasarian III Januari 2024 secara umum diperkirakan akan bervariasi pada kategori bawah normal hingga atas normal, kecuali sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Pada Dasarian III Januari 2024, secara umum wilayah Riau diperkirakan akan mengalami curah hujan antara 50 mm-100 mm/dasarian atau pada kategori menengah dengan probabilitas lebih dari 80 persen.

Curah hujan lebih dari 150 masih berpotensi terjadi di wilayah Kampar selama Dasarian III Januari 2024. Sedangkan curah hujan kurang dari 50 mm/dasarian berpotensi terjadi di Indragiri Hilir, Pelalawan, Rokan Hilir, dan Kota Dumai dengan probabilitas antara 50 persen hingga 80 persen.(sol/amn/fad/ayi)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Berkurangnya curah hujan dalam beberapa hari terakhir membuat banjir di beberapa wilayah Provinsi Riau mulai surut. Bahkan, dari 10 kabupaten/kota yang sempat dilanda banjir kini tersisa lima daerah.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, saat ini daerah di Riau yang masih digenangi banjir yakni di Kabupaten Pelalawan, Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Bengkalis.

- Advertisement -

“Tinggal lima kabupaten di Riau yang masih dilanda banjir, namun kondisinya sudah mulai surut. Ini juga karena curah hujan sudah mulai berkurang di Riau,” ujar M Edy Afrizal,Ahad (21/1).

Lebih lanjut dikatakanya, masyarakat yang rumahnya terendam dan harus mengungsi juga sudah mulai kembali ke rumah masing-masing. “BPBD kabupaten/kota masih mendata berapa warga mereka yang masih mengungsi. Mudah-mudahan sudah tidak banyak lagi,” ujarnya.

- Advertisement -

Untuk di Kabupaten Pelalawan, banjir yang menggenangi jalan lintas timur (jalintim) juga dilaporkan sudah mulai surut. Bahkan kendaraan roda empat juga sudah melintas meskipun masih ada genangan air. “Saya dapat laporan kalau kendaraan roda empat seperti mobil pribadi sudah bisa melintas,” sebutnya.

Pihaknya memprediksi, curah hujan di Riau akan terus berkurang menjelang akhir Januari ini. Karena itu, memasuki Februari pihaknya juga akan langsung memantau potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). “Kalau dalam dua pekan ke depan tidak turun hujan lagi di Riau, maka kami akan kumpulkan para kepala BPBD di Riau untuk membahas penanganan karhutla,” katanya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Pelalawan Zulfan menjelaskan, berdasarkan penghitungan alat pengukur level debit permukaan air Sungai Kampar di jembatan penyeberangan ponton Kecamatan Langgam, ketinggian air kembali menurun 3 sentimeter (cm) Ahad (21/1). Sehingga saat ini kondisi tinggi air Sungai Kampar berada pada angka 3,66 meter.

Alhasil, sejumlah akses jalan darat pun telah mulai dapat dilintasi kendaraan bermotor, di mana ketinggian permukaan air berada pada angka 20 cm hingga mencapai 1 meter. “Alhamdulillah, tinggi permukaan air yang telah merendam 30 desa dan kelurahan di tujuh kecamatan di Pelalawan kembali turun 3 cm hari ini (kemarin, red),” ujarnya.

Diungkapkan Zulfan, adapun sejumlah titik badan jalan yang sebelumnya tergenang banjir dan saat ini telah dapat dilalui kendaraan bermotor, khususnya roda dua dan roda empat yakni Jalan Abdul Jalil Kecamatan Pangkalankerinci. Tinggi permukaan air saat ini berada pada angka 20 cm dari sebelumnya 50 cm.

“Sebelumnya, banjir yang merendam badan Jalan Abdul Jalil ini cukup tinggi sehingga menghambat aktivitas pengguna jalan. Bahkan dampaknya juga menyebabkan aktivitas sekolah di sekitar lokasi banjir, yakni SD dan SMP Bernas diliburkan. Tapi, saat ini jalan itu  sudah bisa dilintasi sepeda motor,” bebernya.

Dijelaskan mantan Sekretaris Diskominfo Pelalawan ini, kondisi serupa juga terjadi di Jalan Sultan Syarif Hasyim, Kecamatan Pangkalankerinci. Di mana tinggi genangan air yang sebelumnya mencapai 70 cm, saat ini telah menurun di angka 40 cm. Sebelumnya jalan ini hanya dapat dilintasi oleh kendaraan roda 10 ke atas.

“Begitu juga dengan Jalan Lintas Timur Sumatera Km 76-83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, yang saat ini telah mulai bisa dilewati oleh kendaraan roda empat, khususnya mobil berbodi tinggi. Saat ini, tinggi permukaan air di Km 83 sebagai lokasi titik banjir terdalam mencapai 57 cm. Alhasil, secara perlahan-lahan, aktivitas moda transportasi jalur darat di jalan nasional ini telah mulai bergerak cukup lancar,” paparnya.

Hanya saja, lanjut Zulfan, ada sejumlah daerah yang masih belum dapat dilintasi kendaraan bermotor, lantaran genangan air masih cukup tinggi. Seperti Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam. Kemudian Desa Rantau Baru, Kecamatan Bandar Seikijang. Di mana ketinggian air masih berada pada ambang normal yakni mencapai 1 meter lebih.

Baca Juga:  Polsek Limapuluh Ringkus Pelaku Curanmor

“Dan atas kondis ini, masih cukup banyak warga yang tetap memilih untuk bertahan di lokasi pengungsian yang tidak banjir. Tapi, ada juga sebagian kecil warga terdampak banjir yang tetap bertahan di rumahnya sejak banjir mulai melanda wilayah mereka,” sebutnya.

Ditambahkannya, meski tinggi permukaan air terus mengalami penurunan, namun pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap banjir susulan. Pasalnya, pengelola PLTA Koto Panjang Kampar beberapa hari lalu telah membuka 5 pintu pembuangan waduk masing-masing setinggi 40 cm.

“Jadi, diperkiraan pengaruh pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang ini, akan terasa Senin (22/1) atau Selasa (23/1). Perkiraan terjadinya kenaikan debit air Sungai Kampar mencapai 50 cm. Sehingga tentunya luapan air sungai ini akan membuat tinggi genangan air yang merendam sejumlah badan jalan akan kembali bertambah naik,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kapolres Pelalawan, AKBP Suwinto SIK melalui Kasat Lantas AKP Akira Ceria SIK mengatakan, kondisi banjir yang menggenangi badan Jalintim Km 76-83, masih tetap bertahan atau tetap sama seperti hari sebelumnya.

Sistem buka tutup jalan masih tetap diterapkan di lapangan guna mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan. “Ya, sitem buka tutup jalan masih diberlakukan petugas gabungan yang masih siaga di lokasi banjir,” bebernya.

Mantan Kasatlantas Polres Dumai ini mengatakan, saat ini tinggi permukaan air yang merendam badan jalintim, berada pada angka 70 cm. Sehingga dengan kondisi banjir tersebut, kendaraan roda dua dan roda empat masih belum diizinkan melintas.

“Jadi, bagi kendaraan roda empat dan roda dua masih tidak kita izinkan melintas. Hal ini kita lakukan agar kendaraan tersebut tidak mati mesin atau mogok di tengah badan jalan yang masih direndam banjir akan menghambat kelancaran arus lalu lintas. Saat ini lalu lintas telah mulai bergerak cukup lancar,” tuturnya.

Untuk itu, mantan Kanit Dikyasa Satlantas Polres Pelalawan ini menambahkan, pihaknya mengimbau agar para pengguna jalan dapat mematuhi imbauan tersebut demi kelancaran arus lalu lintas bersama.

3.000 KK Masih Mengungsi di Rohil

BPBD Rokan Hilir (Rohil) mendata, sejauh ini terdapat 11 wilayah kecamatan se-Rohil yang mengalami banjir. Namun secara umum ketinggian air yang mengenangi permukiman masyarakat sudah mengalami penurunan.

Hal itu dikatakan Kepala BPBD Rohil Hari Putra Darma yang didampingi Sekretaris Edo Rendra melalui Fungsional Penata Penanggulangan Bencana Devita Trimaily, Ahad (21/1). “Sekarang ketinggian airnya sudah mengalami penyurutan seperti di Kepenghuluan Babussalam Rokan, Pujud. Pada saat puncak banjir, tinggi air sejengkal lagi mencapai atap rumah dan sekarang sudah surut,” katanya.

Diterangkannya, berkaitan dengan musibah banjir yang terjadi pihak BPBD telah mengintensifkan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk dari kepenghuluan. Mereka langsung memberi bantuan, melakukan pemantauan dan monitoring kondisi banjir setiap harinya baik melalui komunikasi maupun survei langsung ke lapangan.

Selain itu, terangnya ada juga pendirian dapur umum dari Kemensos RI dan ada juga swadaya masyarakat.  Pendirian posko dan tenda pengungsian juga telah dilakukan, berikutnya dengan pemberian peralatan di pengungsian seperti kasur, selimut maupun pemberian bantuan sembako.

“Begitu juga ada beberapa titik lokasi yang dipinjamkan perahu milik BPBD agar dapat dimanfaatkan untuk transportasi warga di lokasi banjir,” katanya. ‘’Hingga kemarin korban terdampak banjir di Rohil mencapai 17.770 KK dengan jumlah yang mengungsi mencapai 3.108 KK,’’ tambahnya.

Sebelumnya, dalam rapat di Riau pekan lalu bersama Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, sudah diingatkan bahwa Badan Meteoroligi Klimatologi Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa pada tahun ini tidak terjadi El Nino di Riau.

Baca Juga:  Harga Sawit Mitra Plasma Naik Jadi Rp2.743 per Kg

Meskipun demikian, pihaknya mengingatkan Provinsi Riau untuk tetap waspada terhadap terjadinya karhutla. “Prediksi BMKG tahun 2024 di Provinsi Riau tidak terjadi El Nino. Namun dari awal tahun harus lebih siaga dan waspada untuk antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan tahun ini,” katanya.

Menurutnya, pengalaman tahun 2023 lalu harus menjadi pembelajaran bagi pemerintah daerah di Riau dalam mengantisipasi terjadi karhutla. “Pada tahun 2023 di Riau terjadi El Nino. Namun dengan dilakukan rapat koordinasi lebih awal, sehingga satuan tugas (satgas) darat lebih siap,’’ ujarnya.

‘’Kemudian kita BNPB siapkan peralatan untuk digunakan dalam penanganan kebakaran. Dengan begitu tugas satgas udara tidak terlalu berat. Itu terbukti, tahun 2023 di Riau tidak terjadi kebakaran tidak menimbulkan kabut asap tebal karena kebakaran bisa dipadamkan lebih cepat,” tambahnya.

Hujan Intensitas Sedang Diperdiksi Masih Terjadi

Kepala BMKG Stasiun SSK II Provinsi Riau Irwansyah Nasution menjelaskan, selama beberapa hari ke depan, sejak 20 Janauri hingga 25 Januari 2024 secara umum angin diprakirakan berasal dari Barat Laut–Timur Laut dengan kecepatan 5 knot hingga 15 knots (9 km/jam hingga 28 km/jam). Suhu udara berkisar antara 22.0 derajat celcius hingga 32.0 derajat celcius dengan kelembaban udara berkisar antara 58 persen-99 persen.

Hal ini yang membuat kondisi cuaca di wilayah Riau diperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi wilayah Riau bagian barat, tengah, selatan dan timur seperti Kabupaten Rokan Hulu, Kampar, Pekanbaru, Pelalawan, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir.

“Potensi banjir wilayah Provinsi Riau pada Dasarian III Januari 2024 diperkirakan sebagian besar berada pada kriteria aman hingga rendah. Adapun wilayah yang berpotensi mengalami banjir kategori rendah adalah wilayah Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi, Rokan Hulu, dan sebagian Indragiri Hilir,” ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil peta monitoring hari tanpa hujan, BMKG menganalisis data curah hujan dari pos hujan kerja sama yang tersebar di seluruh wilayah Riau. Pada 20 Januari 2024 bahwa pada umumnya wilayah Provinsi Riau masih mengalami hujan sampai dengan updating terakhir.

Wilayah yang tidak mengalami hujan selama 1 hingga 5 hari berturut-turut (kategori sangat pendek) sebanyak 38 persen dari total pos hujan di Riau umumnya terjadi di  Bengkalis, Kepulauan Meranti, Rokan Hilir, dan Kota Dumai.

Pada analisis curah hujan, wilayah Riau pada Dasarian II Januari 2024 sebagian besar  berada pada kriteria menengah (51-150 mm). Curah hujan dengan kriteria tinggi terjadi sebagian Kuantan Singingi, Kampar, dan Indragiri Hilir.

Kategori curah hujan rendah telah terjadi di wilayah pesisir Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan Kota Dumai. Sifat hujan selama Dasarian II Januari 2024 secara umum di atas dari normalnya (kategori atas normal).

Sedangkan pada Dasarian III Januari 2024, sebagian besar wilayah Riau diperkirakan akan mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm) hingga menengah (50-150 mm). Curah hujan rendah diprakirakan terjadi di Bengkalis, Indragiri Hilir, Pelalawan, Rokan Hilir, dan Kota Dumai.

Sifat hujan Dasarian III Januari 2024 secara umum diperkirakan akan bervariasi pada kategori bawah normal hingga atas normal, kecuali sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Pada Dasarian III Januari 2024, secara umum wilayah Riau diperkirakan akan mengalami curah hujan antara 50 mm-100 mm/dasarian atau pada kategori menengah dengan probabilitas lebih dari 80 persen.

Curah hujan lebih dari 150 masih berpotensi terjadi di wilayah Kampar selama Dasarian III Januari 2024. Sedangkan curah hujan kurang dari 50 mm/dasarian berpotensi terjadi di Indragiri Hilir, Pelalawan, Rokan Hilir, dan Kota Dumai dengan probabilitas antara 50 persen hingga 80 persen.(sol/amn/fad/ayi)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari