Jumat, 5 Juli 2024

Stok Aman hingga Juni

Harga Beras Capai Rp19 Ribu per Kg

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga bahan pokok di Riau belum juga stabil. Harga cabai memang telah mengalami penurunan, namun harga beras justru terus meningkat. Kenaikannya pun cukup signifikan.

Pantauan Riau Pos, Ahad (17/3), rata-rata beras dari Sumatera Barat dijual Rp19 ribu per kilogram (kg). Di sejumlah pasar tradisional serta toko penjual beras di Kota Pekanbaru, beras dari Provinsi Sumatera Barat seperti beras anak daro dijual Rp17.500 per kilogram, pandan wangi premium Rp19.000 per kg, kuriak kusuik Rp19.000 per kg, dan anak daro solok Rp17.500 per kg.

- Advertisement -

Salah seorang pedagang beras di Jalan Lili Kecamatan Payung Sekaki, Muhammad Hendri mengatakan, sampai saat ini harga beras di tokonya masih terbilang tinggi dibandingkan beberapa bulan terakhir. “Masih tinggi sampai sekarang. Yang murah itu cuma harga cabai, tapi beras malah semakin meroket saja. Sudah mendekati Rp20 ribu per kilogram,” ucapnya.

Dikatakan Hendri, kenaikan besar terjadi semenjak bencana alam melanda di Sumatera Barat sehingga membuat pasokan beras di Kota Pekanbaru mengalami kendala. ‘’Sementara permintaan pasar cukup tinggi lantaran masyarakat lebih menyukai beras asal Sumatera Barat tersebut,’’ ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang beras di Jalan Tengku Bey Kecamatan Bukit Raya, Muhammad Ridho Ilahi. Menurutnya sampai saat ini beras merek anak daro solok kemasan berkisar Rp17.500 per kg, beras anak daro tiga raja dijual Rp18 ribu per kg, beras anak daro Rp18 ribu per kg, beras sokan Rp18.500 per kg, beras kuriak kusuik dijual Rp19 ribu per kg, beras pandan wangi Rp19 ribu per kg.

- Advertisement -

Ia mengaku kenaikan terjadi lantaran pasokan beras yang dijual kepada para pedagang dibatasi sehingga stok terbatas dan menyebabkan kenaikan harga. “Ada kenaikan sedikit dari sebelum Ramadan. Karena ke pedagang terbatas, sementara saat Ramadan masyarakat banyak belanja. Bahkan kenaikan harga ini mungkin bisa kembali terjadi jelang Idulfitri,” katanya.

Stok Aman hingga Juni

Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) menyebutkan, estimasi ketahanan stok beras di Provinsi Riau saat ini lebih kurang 18.475 ton. Jumlah tersebut diperkirakan cukup sampai Juni 2024.

Manajer Pengadaan Perum Bulog Kanwil Riau dan Kepri Laswenri mengatakan, stok beras bulog yang diperkirakan cukup hingga Juni 2024 merupakan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual dengan harga 57.500 per kemasan 5 kg.

Baca Juga:  Membandel, Parkir Liar Masih Menjamur

Selain itu, bulog juga mempunyai beras premium yang dijual dengan harga 72.500 per kemasan 5 kg.  “Estimasi ketahanan stok beras di Provinsi Riau itu lebih kurang 18.475 ton. Ini diperkirakan bisa untuk ketahanan sampai dengan Juni 2024,” ujar Laswenri.

Lebih lanjut dikatakannya, beras SPHP yang telah disalurkan sampai dengan 6 Maret 2024 sebanyak 12.070.965 kg. Selain itu, beras SPHP telah disalurkan kepada Rumah Pangan Kita (RPK), Toko Pangan Kita (TPK), Toko Pengecer mitra bulog yang tersebar di pasar-pasar tradisional, dan permukiman masyarakat.

“Beras SPHP Kanwil Riau juga disalurkan pada Ritel Modern (Indogrosir, Indomaret, Alfamart dan Transmart), Satgas Penjualan, Distributor dan kerjasama melalui pemprov dan pemko/pemkab,” sebutnya.

Tidak hanya beras, Laswenri mengaku bulog juga mempunyai ketersediaan stok nonberas, seperti gula, minyak goreng, daging kerbau, tepung terigu, dan telur ayam. Komoditas tersebut dijual secara komersial dengan pemerintah daerah ataupun dengan pengusaha secara paket.

“Kami juga punya ketersediaan stok nonberas, ada gula, ada minyak goreng, ada daging kerbau, ada tepung terigu, dan ada juga telur,” ujarnya.

Sementara itu, di tempat terpisah pedagang ayam potong di Pasar Agus Salim Rizki mengaku ayam potong juga mengalami kenaikan harga lantaran pakan ternak yang juga mengalami kenaikan. Selain itu, permintaan akan ayam cukup tinggi membuat harga pun ikut disesuaikan.

“Kalau Ramadan pasti bakal mahal karena memang permintaan yang meningkat. Harga pakan ternak juga mengalami kenaikan harga jadi mau tidak mau harga harus disesuaikan. Sampai sekarang harga ayam potong itu masih Rp32 ribu per kilogram untuk ukuran kecil. Kalau besar Rp30 ribu per kilogram,” tuturnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang cabai di Pasar Kodim Erni Yati mengaku, awal Ramadan 1445 H harga cabai memang mencapai rekor tertingginya, namun saat ini harga cabai Bukittinggi dan Payakumbuh sudah mulai turun Rp75 per kg, cabai Medan dan Jawa Rp50 ribu per kg.

Lanjut Erni, penurunan harga ini turut disambut baik oleh masyarakat dan pedagang. Bahkan beberapa hari terakhir banyak masyarakat yang memborong cabai merah dengan jumlah yang cukup banyak karena takut harga cabai akan naik lagi.

Baca Juga:  Pelaku Pencurian Mobil Ditangkap usai Pecah Ban

“Kami bersyukur sekarang cabai sudah mulai terjangkau jadi banyak masyarakat yang membeli. Kalau pas lagi di atas Rp100 ribu per kilogram yang ada masyarakat mengurangi pembelian,” katanya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Pekanbaru, Zulhelmi Arifin meminta masyarakat tak perlu panik akibat kenaikan harga cabai. Sebab pemerintah sudah melakukan intervensi melalui subsidi transportasi kepada pemasok, itu diharapkan bisa menstabilkan harga selama bulan Ramadan.

Pihaknya yang akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak penghasilan bahan kebutuhan pokok lainnya seperti beras dan ayam agar beberapa hari kedepan harga komoditas pangan tersebut bisa kembali turus setelah pasokannya juga stabil.

“Yang jelas kita selesaikan satu persatu dulu. Sekarang cabai sudah turun, nanti perlahan kita akan mencoba turunkan harga kebutuhan pokok lainnya sembari tetap berkoordinasi dengan daerah penghasil agar bisa membantu menstabilkan harga kebutuhan pokok ini dengan stoknya yang ditambahkan,” tegasnya.

Kemas Ulang Beras Bulog
Jadi Beras Premium

Di sisi lain, Satreskrim Polres Malang menggerebek gudang di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Sabtu (16/3) malam. Di gudang beras di sebuah desa di Kabupaten Malang, Jawa Timur itu, pelaku mengemas ulang beras dari bulog yang seharusnya berstatus medium menjadi premium.

Caranya, mereka memalsukan merek, lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih mahal. Tiga orang tersangka ditangkap. ”Kecurigaan bermula ketika ada aktivitas malam hari di gudang tersebut,” kata Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat sebagaimana yang dilansir, Ahad (17/3).

Ketiga orang yang diamankan adalah EH sebagai pemilik serta IF dan EP yang menjadi pekerja. Sampai kemarin, mereka menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Malang.

Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, sekitar 1 ton beras hasil repacking kemasan 5 kg dan 25 kg. Beras Bulog kemasan 50 kg sebanyak sekitar 1,2 ton. Ada juga 320 karung bekas beras Bulog, 1 alat pres listrik, 1 alat timbang digital, dan 1 alat jahit karung.

Penyelidikan penyalahgunaan beras Bulog ini masih terus dilakukan. Ke mana dan berapa harga jual beras pun belum diketahui. Polisi berjanji merilis penanganan kasus tersebut. Saat ini gudang beras itu disegel.(iza/c14/ttg/jpg/das)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI dan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga bahan pokok di Riau belum juga stabil. Harga cabai memang telah mengalami penurunan, namun harga beras justru terus meningkat. Kenaikannya pun cukup signifikan.

Pantauan Riau Pos, Ahad (17/3), rata-rata beras dari Sumatera Barat dijual Rp19 ribu per kilogram (kg). Di sejumlah pasar tradisional serta toko penjual beras di Kota Pekanbaru, beras dari Provinsi Sumatera Barat seperti beras anak daro dijual Rp17.500 per kilogram, pandan wangi premium Rp19.000 per kg, kuriak kusuik Rp19.000 per kg, dan anak daro solok Rp17.500 per kg.

Salah seorang pedagang beras di Jalan Lili Kecamatan Payung Sekaki, Muhammad Hendri mengatakan, sampai saat ini harga beras di tokonya masih terbilang tinggi dibandingkan beberapa bulan terakhir. “Masih tinggi sampai sekarang. Yang murah itu cuma harga cabai, tapi beras malah semakin meroket saja. Sudah mendekati Rp20 ribu per kilogram,” ucapnya.

Dikatakan Hendri, kenaikan besar terjadi semenjak bencana alam melanda di Sumatera Barat sehingga membuat pasokan beras di Kota Pekanbaru mengalami kendala. ‘’Sementara permintaan pasar cukup tinggi lantaran masyarakat lebih menyukai beras asal Sumatera Barat tersebut,’’ ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang beras di Jalan Tengku Bey Kecamatan Bukit Raya, Muhammad Ridho Ilahi. Menurutnya sampai saat ini beras merek anak daro solok kemasan berkisar Rp17.500 per kg, beras anak daro tiga raja dijual Rp18 ribu per kg, beras anak daro Rp18 ribu per kg, beras sokan Rp18.500 per kg, beras kuriak kusuik dijual Rp19 ribu per kg, beras pandan wangi Rp19 ribu per kg.

Ia mengaku kenaikan terjadi lantaran pasokan beras yang dijual kepada para pedagang dibatasi sehingga stok terbatas dan menyebabkan kenaikan harga. “Ada kenaikan sedikit dari sebelum Ramadan. Karena ke pedagang terbatas, sementara saat Ramadan masyarakat banyak belanja. Bahkan kenaikan harga ini mungkin bisa kembali terjadi jelang Idulfitri,” katanya.

Stok Aman hingga Juni

Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) menyebutkan, estimasi ketahanan stok beras di Provinsi Riau saat ini lebih kurang 18.475 ton. Jumlah tersebut diperkirakan cukup sampai Juni 2024.

Manajer Pengadaan Perum Bulog Kanwil Riau dan Kepri Laswenri mengatakan, stok beras bulog yang diperkirakan cukup hingga Juni 2024 merupakan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual dengan harga 57.500 per kemasan 5 kg.

Baca Juga:  Pedagang Keluhkan Harga Cabai Belum Stabil

Selain itu, bulog juga mempunyai beras premium yang dijual dengan harga 72.500 per kemasan 5 kg.  “Estimasi ketahanan stok beras di Provinsi Riau itu lebih kurang 18.475 ton. Ini diperkirakan bisa untuk ketahanan sampai dengan Juni 2024,” ujar Laswenri.

Lebih lanjut dikatakannya, beras SPHP yang telah disalurkan sampai dengan 6 Maret 2024 sebanyak 12.070.965 kg. Selain itu, beras SPHP telah disalurkan kepada Rumah Pangan Kita (RPK), Toko Pangan Kita (TPK), Toko Pengecer mitra bulog yang tersebar di pasar-pasar tradisional, dan permukiman masyarakat.

“Beras SPHP Kanwil Riau juga disalurkan pada Ritel Modern (Indogrosir, Indomaret, Alfamart dan Transmart), Satgas Penjualan, Distributor dan kerjasama melalui pemprov dan pemko/pemkab,” sebutnya.

Tidak hanya beras, Laswenri mengaku bulog juga mempunyai ketersediaan stok nonberas, seperti gula, minyak goreng, daging kerbau, tepung terigu, dan telur ayam. Komoditas tersebut dijual secara komersial dengan pemerintah daerah ataupun dengan pengusaha secara paket.

“Kami juga punya ketersediaan stok nonberas, ada gula, ada minyak goreng, ada daging kerbau, ada tepung terigu, dan ada juga telur,” ujarnya.

Sementara itu, di tempat terpisah pedagang ayam potong di Pasar Agus Salim Rizki mengaku ayam potong juga mengalami kenaikan harga lantaran pakan ternak yang juga mengalami kenaikan. Selain itu, permintaan akan ayam cukup tinggi membuat harga pun ikut disesuaikan.

“Kalau Ramadan pasti bakal mahal karena memang permintaan yang meningkat. Harga pakan ternak juga mengalami kenaikan harga jadi mau tidak mau harga harus disesuaikan. Sampai sekarang harga ayam potong itu masih Rp32 ribu per kilogram untuk ukuran kecil. Kalau besar Rp30 ribu per kilogram,” tuturnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang cabai di Pasar Kodim Erni Yati mengaku, awal Ramadan 1445 H harga cabai memang mencapai rekor tertingginya, namun saat ini harga cabai Bukittinggi dan Payakumbuh sudah mulai turun Rp75 per kg, cabai Medan dan Jawa Rp50 ribu per kg.

Lanjut Erni, penurunan harga ini turut disambut baik oleh masyarakat dan pedagang. Bahkan beberapa hari terakhir banyak masyarakat yang memborong cabai merah dengan jumlah yang cukup banyak karena takut harga cabai akan naik lagi.

Baca Juga:  Lagi, Tumpukan Sampah Menggunung

“Kami bersyukur sekarang cabai sudah mulai terjangkau jadi banyak masyarakat yang membeli. Kalau pas lagi di atas Rp100 ribu per kilogram yang ada masyarakat mengurangi pembelian,” katanya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Pekanbaru, Zulhelmi Arifin meminta masyarakat tak perlu panik akibat kenaikan harga cabai. Sebab pemerintah sudah melakukan intervensi melalui subsidi transportasi kepada pemasok, itu diharapkan bisa menstabilkan harga selama bulan Ramadan.

Pihaknya yang akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak penghasilan bahan kebutuhan pokok lainnya seperti beras dan ayam agar beberapa hari kedepan harga komoditas pangan tersebut bisa kembali turus setelah pasokannya juga stabil.

“Yang jelas kita selesaikan satu persatu dulu. Sekarang cabai sudah turun, nanti perlahan kita akan mencoba turunkan harga kebutuhan pokok lainnya sembari tetap berkoordinasi dengan daerah penghasil agar bisa membantu menstabilkan harga kebutuhan pokok ini dengan stoknya yang ditambahkan,” tegasnya.

Kemas Ulang Beras Bulog
Jadi Beras Premium

Di sisi lain, Satreskrim Polres Malang menggerebek gudang di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Sabtu (16/3) malam. Di gudang beras di sebuah desa di Kabupaten Malang, Jawa Timur itu, pelaku mengemas ulang beras dari bulog yang seharusnya berstatus medium menjadi premium.

Caranya, mereka memalsukan merek, lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih mahal. Tiga orang tersangka ditangkap. ”Kecurigaan bermula ketika ada aktivitas malam hari di gudang tersebut,” kata Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat sebagaimana yang dilansir, Ahad (17/3).

Ketiga orang yang diamankan adalah EH sebagai pemilik serta IF dan EP yang menjadi pekerja. Sampai kemarin, mereka menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Malang.

Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, sekitar 1 ton beras hasil repacking kemasan 5 kg dan 25 kg. Beras Bulog kemasan 50 kg sebanyak sekitar 1,2 ton. Ada juga 320 karung bekas beras Bulog, 1 alat pres listrik, 1 alat timbang digital, dan 1 alat jahit karung.

Penyelidikan penyalahgunaan beras Bulog ini masih terus dilakukan. Ke mana dan berapa harga jual beras pun belum diketahui. Polisi berjanji merilis penanganan kasus tersebut. Saat ini gudang beras itu disegel.(iza/c14/ttg/jpg/das)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI dan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari