PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penggabungan atau merger SDN 156 dan SDN 10 ke SDN 01 telah dilakukan. Bahkan, SDN 01 hasil merger telah miliki kepala sekolah baru. Hamidi Syam SPd.
“Baru dilantik. Dulu saya di SDN 112 sebagai guru,” ucap Hamidi kepada Riau Pos, Sabtu (13/7).
Hamidi berharap tidak akan ada lagi masalah seperti sebelumnya. Bahkan, pihak komite telah menjumpainya guna mendatangkan orang tua murid untuk sosialiasi. “Pertama, sosialisasi saya sebagai kepala sekolah baru di sini. Kedua, sosialisasi fasilitas di SDN 01 ini,” tambahnya.
Direncanakan pertemuan ini akan dilaksanakan pada Kamis (18/7/2019) mendatang. “Tapi saya akan konsultasi terlebih dahulu dengan dinas kapannya. Kalau bisa dalam waktu dekat ini,” ucapnya.
Mengenai masyarakat yang menolak merger, menurut Hamidi, itu dilakukan demi pendidikan anak-anaknya mereka. Namun pemerintah juga wajar membuat keputusan merger tersebut.
“Persepsi masyarakat saja sudah beda,” katanya.
Dari hasil penggabungan itu, ia mengungkapkan guru SDN 156 yang berstatus PNS hanya lima orang. Sementara, SDN 10 ada delapan orang guru dan terbanyak di SDN 01 sebanyak 15 orang guru.
“Murid keseluruhan tiga sekolah ada 556 orang. Bahkan, sebelum digabung ada satu kelas hanya ada 16 siswa. Satu ruang belajar tidak mencukupi,” terangnya.
Dijelaskannya, guru harus mengajar minimal 20 orang anak, baru kemudian bisa mendapat dana sertifikasi. “Setelah penggabungan baru mencukupi. Ini belum
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penggabungan atau merger SDN 156 dan SDN 10 ke SDN 01 telah dilakukan. Bahkan, SDN 01 hasil merger telah miliki kepala sekolah baru. Hamidi Syam SPd.
“Baru dilantik. Dulu saya di SDN 112 sebagai guru,” ucap Hamidi kepada Riau Pos, Sabtu (13/7).
- Advertisement -
Hamidi berharap tidak akan ada lagi masalah seperti sebelumnya. Bahkan, pihak komite telah menjumpainya guna mendatangkan orang tua murid untuk sosialiasi. “Pertama, sosialisasi saya sebagai kepala sekolah baru di sini. Kedua, sosialisasi fasilitas di SDN 01 ini,” tambahnya.
Direncanakan pertemuan ini akan dilaksanakan pada Kamis (18/7/2019) mendatang. “Tapi saya akan konsultasi terlebih dahulu dengan dinas kapannya. Kalau bisa dalam waktu dekat ini,” ucapnya.
- Advertisement -
Mengenai masyarakat yang menolak merger, menurut Hamidi, itu dilakukan demi pendidikan anak-anaknya mereka. Namun pemerintah juga wajar membuat keputusan merger tersebut.
“Persepsi masyarakat saja sudah beda,” katanya.
Dari hasil penggabungan itu, ia mengungkapkan guru SDN 156 yang berstatus PNS hanya lima orang. Sementara, SDN 10 ada delapan orang guru dan terbanyak di SDN 01 sebanyak 15 orang guru.
“Murid keseluruhan tiga sekolah ada 556 orang. Bahkan, sebelum digabung ada satu kelas hanya ada 16 siswa. Satu ruang belajar tidak mencukupi,” terangnya.
Dijelaskannya, guru harus mengajar minimal 20 orang anak, baru kemudian bisa mendapat dana sertifikasi. “Setelah penggabungan baru mencukupi. Ini belum