Endoskopi Kranial Hadir di RS Awal Bros Pekanbaru

(RIAUPOS.CO) — Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, melakukan terobosan baru dalam dunia medis, yaitu endoskopi kranial, operasi khusus pada bagian otak. 
Endoskopi merupakan alat kecil yang memiliki kamera yang juga terdapat fiber optic dan lampu, sehingga bisa masuk ke otak tanpa merusak jaringan otak di sekitarnya.
Saat operasi, dokter dan tim medis melihat ke layar khusus yang tersambung dengan kamera dari alat endoskopi tersebut. “Bisa meminimalkan inflamasi. Sebab ini operasi kecil, nggak perlu di­buka besar. Cukup dengan sayatan segaris untuk bisa memasukkan alat-alat tadi,” ucap ahli bedah saraf anak, dr Samsul Ashari SpBS (K).
Rincinya, panjang alat tersebut atau tabung berkisar 15 cm, namun ada juga yang panjangnya 10 cm. Sementara untuk garis tengahnya sekitar 3 mm, di dalamnya sudah ada lampu, kamera, dan alat lainnya. Lalu, untuk sayatan yang dilakukan hanya berkisar 1 cm.
Endoskopi kranial bisa untuk semua penyakit di otak, namun kali ini dokter Samsul hadir di Pekanbaru khususnya di Rumah Sakit Awal Bros, Jalan Jenderal Sudirman, memperkenalkan endoskopi untuk bagian pediatrik atau bedah saraf anak.
Selain itu, penyakit stroke pun bisa diatasi dengan endoskopi kranial. Meski operasinya kecil, tetap bisa terjadi perdarahan, namun memiliki keuntungan tidak perlu dibuka besar untuk operasi.
“Dengan operasi kecil bisa masuk ke lokasi perdarahan untuk menyedot perdarahan pada otak,” ujarnya.
Pada saat ini bidang bedah saraf terlambat berkembang dan kalah ngetop di kalangan medis dibanding dengan bedah perut dan jantung. Namun dengan hadirnya endoskopi kranial ini dapat mengembangkan metode modern di bidang bedah saraf di Pekanbaru dan Provinsi Riau.
“Saya belajar endoskopi sejak kuliah. Dulu alat endoskopi masih sebesar jempol orang dewasa, namun kini sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran, ukurannya sudah sangat kecil, seperti yang dibahas sebelumnya,” sebutnya.
Kemudian, karena alat endoskopi berukuran kecil, sehingga dapat meminimalisir trauma pada bagian otak. 
“Tindakan endoskopi memakan waktu tiga sampai enam jam, tergantung penyakit yang diderita pasien,” terangnya.
Rumah sakit di Indonesia yang memakai endoskopi berada di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan. Lalu, terkait peralatan yang mahal, menjadikan minimnya tindakan, ditambah obat-obatan yang mahal, membuat tindakan di bagian bedah saraf ini jarang dilakukan.
“Usai dioperasi pasien pun bisa langsung bekerja, nggak perlu perawatan yang lama,” tuturnya.
Prosedur pelaksanaan endoskopi pun harus dipastikan dulu penyebabnya, bisa memakai alat MRI yang bersifat tiga dimensi. Setelah diketahui persis lokasi kelainan, barulah ditentukan di mana akan disayat. Yang jelas yang paling berdekatan dengan area sakitnya. Barulah alat endoskopi dimasukkan untuk melakukan prosedur medis yang telah direncanakan sebelumnya.
Dokter bedah saraf dari Awal Bros, dr Jeremia Prastya Pardede, Sp BS, pun turut menyampaikan, sebenarnya ini bukan tindakan baru, sebab di luar Sumatera yang seperti dikatakan dr Samsul. “Rata-rata untuk anak-anak digunakan untuk kasus hydrocephalus atau penumpukan cairan di dalam otak yang menyebabkan kepala menjadi besar.  Kasus lainnya yang bisa dikerjakan adalah tumor otak dan stroke hemoragic atau pendarahan di kepala,” imbuhnya, yang juga murid dari dr Samsul.
Katanya, mudah-mudahan Awal Bros bisa terus mengembangkan peralatan medis seperti endoskopi sehingga tidak perlu operasi besar yang memakan waktu.
Direktur Awal Bros, dr Jimmy Kurniawan MKK, untuk fasilitas operasi perdana di Awal Bros sudah lengkap. Untuk bisa melakukan operasi scan dan MRI sehingga mengetahui kelainan yang ada di kepala. Untuk bisa memutuskan apakah harus dioperasi atau tidak.
“Bila pasien harus dioperasi dengan endoskopi, harapannya pasien tidak berlama-lama di rumah sakit. Setelah dapat pelayanan, dapat segera pulih dan beraktivitas,” jelasnya.
Pada Sabtu (29/6) lalu, telah dilakukan operasi endoskopi kranial pertama di RS Awal Bros Pekanbaru, tindakan ini dilakukan pada pasien anak dengan penyakit hydrocephalus dan Dandy Walker Syndrome. Tindakan tersebut dilakukan oleh dr Samsul Ashari, Sp.BS (K) ahli bedah saraf anak dari Jakarta bersama dengan dr Jeremia Prastya Pardede SpBS dari RS Awal Bros Sudirman. Operasi ini berlangsung lebih kurang hampir dua jam.
“Menurut dokter Samsul Ashari, saat operasi tidak ditemukan kesulitan yang berarti. Kerja sama antara RS Awal Bros Sudirman dengan ahli bedah saraf dari Jakarta ini diharapkan dapat mengembangkan pelayanan bidang bedah saraf di Provinsi Riau, bahkan di Sumatera,” tutup Direktur Awal Bros.(*3/jrr)

Laporan Marrio Kisaz, Pekanbaru
(RIAUPOS.CO) — Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, melakukan terobosan baru dalam dunia medis, yaitu endoskopi kranial, operasi khusus pada bagian otak. 
Endoskopi merupakan alat kecil yang memiliki kamera yang juga terdapat fiber optic dan lampu, sehingga bisa masuk ke otak tanpa merusak jaringan otak di sekitarnya.
Saat operasi, dokter dan tim medis melihat ke layar khusus yang tersambung dengan kamera dari alat endoskopi tersebut. “Bisa meminimalkan inflamasi. Sebab ini operasi kecil, nggak perlu di­buka besar. Cukup dengan sayatan segaris untuk bisa memasukkan alat-alat tadi,” ucap ahli bedah saraf anak, dr Samsul Ashari SpBS (K).
Rincinya, panjang alat tersebut atau tabung berkisar 15 cm, namun ada juga yang panjangnya 10 cm. Sementara untuk garis tengahnya sekitar 3 mm, di dalamnya sudah ada lampu, kamera, dan alat lainnya. Lalu, untuk sayatan yang dilakukan hanya berkisar 1 cm.
Endoskopi kranial bisa untuk semua penyakit di otak, namun kali ini dokter Samsul hadir di Pekanbaru khususnya di Rumah Sakit Awal Bros, Jalan Jenderal Sudirman, memperkenalkan endoskopi untuk bagian pediatrik atau bedah saraf anak.
Selain itu, penyakit stroke pun bisa diatasi dengan endoskopi kranial. Meski operasinya kecil, tetap bisa terjadi perdarahan, namun memiliki keuntungan tidak perlu dibuka besar untuk operasi.
“Dengan operasi kecil bisa masuk ke lokasi perdarahan untuk menyedot perdarahan pada otak,” ujarnya.
Pada saat ini bidang bedah saraf terlambat berkembang dan kalah ngetop di kalangan medis dibanding dengan bedah perut dan jantung. Namun dengan hadirnya endoskopi kranial ini dapat mengembangkan metode modern di bidang bedah saraf di Pekanbaru dan Provinsi Riau.
“Saya belajar endoskopi sejak kuliah. Dulu alat endoskopi masih sebesar jempol orang dewasa, namun kini sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran, ukurannya sudah sangat kecil, seperti yang dibahas sebelumnya,” sebutnya.
Kemudian, karena alat endoskopi berukuran kecil, sehingga dapat meminimalisir trauma pada bagian otak. 
“Tindakan endoskopi memakan waktu tiga sampai enam jam, tergantung penyakit yang diderita pasien,” terangnya.
Rumah sakit di Indonesia yang memakai endoskopi berada di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan. Lalu, terkait peralatan yang mahal, menjadikan minimnya tindakan, ditambah obat-obatan yang mahal, membuat tindakan di bagian bedah saraf ini jarang dilakukan.
“Usai dioperasi pasien pun bisa langsung bekerja, nggak perlu perawatan yang lama,” tuturnya.
Prosedur pelaksanaan endoskopi pun harus dipastikan dulu penyebabnya, bisa memakai alat MRI yang bersifat tiga dimensi. Setelah diketahui persis lokasi kelainan, barulah ditentukan di mana akan disayat. Yang jelas yang paling berdekatan dengan area sakitnya. Barulah alat endoskopi dimasukkan untuk melakukan prosedur medis yang telah direncanakan sebelumnya.
Dokter bedah saraf dari Awal Bros, dr Jeremia Prastya Pardede, Sp BS, pun turut menyampaikan, sebenarnya ini bukan tindakan baru, sebab di luar Sumatera yang seperti dikatakan dr Samsul. “Rata-rata untuk anak-anak digunakan untuk kasus hydrocephalus atau penumpukan cairan di dalam otak yang menyebabkan kepala menjadi besar.  Kasus lainnya yang bisa dikerjakan adalah tumor otak dan stroke hemoragic atau pendarahan di kepala,” imbuhnya, yang juga murid dari dr Samsul.
Katanya, mudah-mudahan Awal Bros bisa terus mengembangkan peralatan medis seperti endoskopi sehingga tidak perlu operasi besar yang memakan waktu.
Direktur Awal Bros, dr Jimmy Kurniawan MKK, untuk fasilitas operasi perdana di Awal Bros sudah lengkap. Untuk bisa melakukan operasi scan dan MRI sehingga mengetahui kelainan yang ada di kepala. Untuk bisa memutuskan apakah harus dioperasi atau tidak.
“Bila pasien harus dioperasi dengan endoskopi, harapannya pasien tidak berlama-lama di rumah sakit. Setelah dapat pelayanan, dapat segera pulih dan beraktivitas,” jelasnya.
Pada Sabtu (29/6) lalu, telah dilakukan operasi endoskopi kranial pertama di RS Awal Bros Pekanbaru, tindakan ini dilakukan pada pasien anak dengan penyakit hydrocephalus dan Dandy Walker Syndrome. Tindakan tersebut dilakukan oleh dr Samsul Ashari, Sp.BS (K) ahli bedah saraf anak dari Jakarta bersama dengan dr Jeremia Prastya Pardede SpBS dari RS Awal Bros Sudirman. Operasi ini berlangsung lebih kurang hampir dua jam.
“Menurut dokter Samsul Ashari, saat operasi tidak ditemukan kesulitan yang berarti. Kerja sama antara RS Awal Bros Sudirman dengan ahli bedah saraf dari Jakarta ini diharapkan dapat mengembangkan pelayanan bidang bedah saraf di Provinsi Riau, bahkan di Sumatera,” tutup Direktur Awal Bros.(*3/jrr)

Laporan Marrio Kisaz, Pekanbaru
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya