PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejak awal Agustus 2025, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru telah berhasil menjaring lebih dari 500 anak putus sekolah untuk kembali melanjutkan pendidikan. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah hingga batas penjaringan berakhir pada 10 Agustus 2025.
Wali Kota (Wako) Pekanbaru Agung Nugroho menyampaikan, program ini merupakan bentuk komitmen kuat pemerintah kota dalam menghapuskan angka anak putus sekolah, sekaligus memberikan akses pendidikan yang merata dan gratis bagi semua kalangan.
”Sekarang saja, masih tanggal 4 (Agustus, red), sudah lebih dari 500 anak yang terjaring. Kami prediksi jumlah ini akan membeludak,” ujar Agung, Senin (4/8).
Program ini menggandeng para kader posyandu di seluruh kelurahan sebagai ujung tombak penjaringan. Mereka bertugas mengidentifikasi anak-anak di lingkungannya yang sudah lama tidak bersekolah, terutama karena faktor ekonomi.
Agung juga mengajak para orang tua untuk tidak ragu melaporkan jika anak mereka putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya pendidikan, terutama yang sebelumnya bersekolah di swasta.
”Ini kesempatan emas. Pendidikan kami gratiskan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, termasuk juga bagi yang ingin menempuh pendidikan Paket A atau Paket B,” jelas Agung.
Tak sedikit kasus yang ditemukan adalah anak-anak yang terpaksa berhenti sekolah karena menunggak biaya hingga tak bisa menerima ijazah atau rapor. Kondisi ini yang membuat mereka terhenti di tengah jalan. Namun kini, Pemko Pekanbaru membuka jalan untuk mereka kembali bersekolah.
”Silakan lapor ke pihak kelurahan jika ada yang mengalami masalah itu. Kelurahan akan bantu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan agar anak-anak ini bisa kembali sekolah,” tegas Agung.(yls)
Laporan JOKO SUSILO, PEKANBARU