PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gubernur Riau (Gubri) H Edy Natar Nasution mengundang Bupati dan Wakil Bupati Rokan Hilir (Rohil), Afrizal Sintong-Sulaiman di kediaman Gubri, Ahad (4/2). Undangan tersebut untuk membahas isu-isu terkini di Rohil seperti program pembangunan, persiapan Pemilu, bencana dan juga sekaligus ajang silaturahmi.
Kegiatan seperti ini, sudah biasa dilakukan Gubernur Riau bersama bupati maupun wakil bupati se-Provinsi Riau. Seperti beberapa waktu lalu bersama Bupati Kuantan Singgingi (Kuansing) dan Kepulauan Meranti. Bahkan sebelumnya juga bersama seluruh bupati se-Provinsi Riau.
Hanya saja untuk undangan kali ini hanya dihadiri Bupati Rohil Afrizal Sintong bersama Ketua Umum MKA LAM Rohil Nasrudin Hasan. Sementara, Wakil Bupati Rohil Sulaiman tidak hadir.
“Saya mengundang bupati dan wakil bupati ini pada Sabtu malam sekitar pukul 19.00 WIB. Saat dihubungi keduanya menyatakan bisa hadir. Bahkan Bupati Rohil menyampaikan akan hadir yang juga bersama Ketua LAM Rohil. Namun ternyata wakil bupatinya tidak jadi hadir,” kata gubri.
Disinggung apakah undangan Gubri juga terkait dengan perselisihan yang terjadi pada Bupati-Wakil Bupati Rohil, Gubri menyampaikan undangan ini lebih pada pembahasan atau berbincang-bincang biasa terkait program, dan perkembangan Rohil saat ini. Terutama, masalah bencana banjir dan persiapan Pemilu 2024 yang sudah dekat.
“Undangan ini inisiatif saya, bincang-bincang ini seperti abang dan adik, dan ini sudah biasa saya lakukan dengan bupati-bupati se-Provinsi Riau. Bahkan sampai dua jam bercerita dan banyak hal yang bisa kitasepakati dan kembangkan kedepan. Semua itu untuk kebaikan dan kemajuan kedepan,” ujarnya.
Khusus untuk Pemilu, dalam kesempatan tersebut Gubri menyampaikan, suksesnya Pemilu 2024 merupakan dambaan semua pihak. Karena itu, jika menginginkan Pemilu cerdas, jujur, dan bertanggung jawab, harus dimulai dari diri sendiri.
“Untuk menciptakan suasana Pemilu berjalan dengan baik, perlu kebersamaan, sinergisitas, dan semangat semua pihak,” kata Gubri.
Lebih lanjut dikatakannya, setidaknya ada beberapa kunci sukses yang harus dipahami untuk bisa mewujudkan Pemilu damai 2024.
Pertama, penyelenggaraan Pemilu, dalam hal ini adalah KPU dan Bawaslu, sangat penting untuk menjaga integritas penyelenggaraan Pemilu yang adil, objektif, dan profesional.
“Kedua, peserta Pemilu, dalam hal ini terdiri dari partai politik dan peserta Pemilu bersama para calonnya. Saya menekankan agar peserta Pemilu memiliki integritas, patuh dan taat terhadap regulasi yang ada, serta tidak melakukan politik SARA maupun identitas,” ujarnya.
Ketiga, masyarakat atau Pemilih. Pemilu tahun ini semakin menarik karena bertambahnya beserta Pemilu dari kelompok usia pemilih muda yaitu generasi Z dan milenial.
Karenanya, Pemilu 2024 menjadi ajang menunjukkan peran generasi milenial dan generasi Z yang semakin berpengaruh, menggugah antusiasme dan menyuarakan isu-isu politik.
“Pemilu 2024 menjadi momentum bagi anak-anak muda untuk menentukan siapa yang akan mengurus bangsa ini ke depan di berbagai level. Oleh karena itulah kita harus dapat mewujudkan Pemilu ini secara cerdas, jujur, dan adil,” ajaknya.
Wabup Rohil H Sulaiman SS MH enggan memberikan tanggapan mengenai ketidakhadirannya dalam pertemuan itu. Ketika dihubungi nomor selulernya, Wabup menyebutkan enggan membahas hal tersebut lebih lanjut.(sol)