PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tak hanya pakaian yang serba hitam yang dikenakan, namun atributnya pun berwarna hitam. Di bawah rintik hujan yang mengguyur Pekanbaru, Kamis (31/10) sore, Komunitas Peduli HAM tetap berdiri tegak di depan Tugu Juang Jalan Diponegoro untuk melakukan aksi Kamisan.
Aksi Kamisan ada di Pekanbaru sejak 28 Agustus 2019. Kini aksi aksi itu sudah 10 kali diadakan. Di aksi yang ke-10, Komunitas Peduli HAM menyuarakan tentang “Reformasi Dimakan Sumpah”.
Menurut keterangan inisiator aksi Kamisan ke-10 Tiolina Hasibuan, di aksi Kamisan ke-10 dibuat rangkaian berbeda. Dimana aksi ke-10 selain memperingati Sumpah Pemuda juga mengapresiasi konsistensi teman-teman yang ikut aksi dari awal Kamisan tepatnya 28 Agustus 2019 sampai 31 Oktober 2019.
Katanya, tema awal Agustus tentang asap “Kembalikan kami untuk menghirup udara segar”, September tentang “September Kelam” dan pada Oktober tentang “Reformasi Dimakan Sumpah”.
“Reformasi Dimakan Sumpah, karena mengingat kabinet Jokowi sudah dibentuk. Jadi mesti mengawal dan menungu janji-janji Jokowi, termasuk menuntaskan pelanggaran HAM masa lalu,” jelasnya.
Rangkaian acara dimulai dari kilas balik aksi Kamisan secara nasional dan Kota Pekanbaru oleh Cici Rifmayanti (mahasiswi UIR), puisi tentang kemanusiaan oleh Wira (LBH) begitu pula live akustik. Selanjutnya, orasi tentang peran pemuda pada zaman sekarang untuk terus menyuarakan suara korban pelanggaran HAM.(*3)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tak hanya pakaian yang serba hitam yang dikenakan, namun atributnya pun berwarna hitam. Di bawah rintik hujan yang mengguyur Pekanbaru, Kamis (31/10) sore, Komunitas Peduli HAM tetap berdiri tegak di depan Tugu Juang Jalan Diponegoro untuk melakukan aksi Kamisan.
Aksi Kamisan ada di Pekanbaru sejak 28 Agustus 2019. Kini aksi aksi itu sudah 10 kali diadakan. Di aksi yang ke-10, Komunitas Peduli HAM menyuarakan tentang “Reformasi Dimakan Sumpah”.
- Advertisement -
Menurut keterangan inisiator aksi Kamisan ke-10 Tiolina Hasibuan, di aksi Kamisan ke-10 dibuat rangkaian berbeda. Dimana aksi ke-10 selain memperingati Sumpah Pemuda juga mengapresiasi konsistensi teman-teman yang ikut aksi dari awal Kamisan tepatnya 28 Agustus 2019 sampai 31 Oktober 2019.
Katanya, tema awal Agustus tentang asap “Kembalikan kami untuk menghirup udara segar”, September tentang “September Kelam” dan pada Oktober tentang “Reformasi Dimakan Sumpah”.
- Advertisement -
“Reformasi Dimakan Sumpah, karena mengingat kabinet Jokowi sudah dibentuk. Jadi mesti mengawal dan menungu janji-janji Jokowi, termasuk menuntaskan pelanggaran HAM masa lalu,” jelasnya.
Rangkaian acara dimulai dari kilas balik aksi Kamisan secara nasional dan Kota Pekanbaru oleh Cici Rifmayanti (mahasiswi UIR), puisi tentang kemanusiaan oleh Wira (LBH) begitu pula live akustik. Selanjutnya, orasi tentang peran pemuda pada zaman sekarang untuk terus menyuarakan suara korban pelanggaran HAM.(*3)