Kamis, 10 April 2025

Banyak Anak Mengemis di Lampu Merah

KOTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengakui kesulitan mengatasi permasalahan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Madani ini.
‘’Ibaratnya, ada gula, ada semut. Susah juga. Di sisi kemanusiaan kasihan kadang masyarakatnya,’’ ucap Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi kepada Riau Pos, Selasa (2/7). 
Sebagai kota metropolitan, lanjut Ayat, Pekanbaru memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendatang untuk memperoleh untung. Di antaranya dengan cara mengemis dan lainnya. 
 Ã¢â‚¬ËœÃ¢â‚¬â„¢Kebanyakan mereka ini bukan orang Pekanbaru. Dari luar,’’ sambungnya. 
Berdasarkan pantauan Riau Pos, sejumlah anak-anak terlihat meminta-minta, mengamen hingga berjualan di sekitar lampu merah. Salah satunya, di persimpangan Mal SKA, Jalan Tuanku Tambusai dan Soekarno-Hatta.
 Tidak hanya siang hari, bahkan anak-anak itu bisa berada di jalanan hingga menjelang pukul 23.00 WIB malam. 
‘’Ini semacam ada modus. Laporan dari Dissos, pengemis penghasilannya bisa sampai Rp200 ribu per hari. Perbulan berapa,’’ terangnya sambil menunjuk pegawai pemko. 
Ayat memastikan, pihaknya akan terus melakukan monitoring dan tindakan ke depan. Sehingga permasalahan ini bisa teratasi. 
‘‘Ke depan terus akan melakukan pembinan dan ada tindakan pastinya. Sebagai kota metropolitan memang akan ada masalah seperti itu,’’ tegasnya.(*1)
Baca Juga:  Masjid Pertama di Kecamatan Tampan
KOTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengakui kesulitan mengatasi permasalahan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Madani ini.
‘’Ibaratnya, ada gula, ada semut. Susah juga. Di sisi kemanusiaan kasihan kadang masyarakatnya,’’ ucap Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi kepada Riau Pos, Selasa (2/7). 
Sebagai kota metropolitan, lanjut Ayat, Pekanbaru memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendatang untuk memperoleh untung. Di antaranya dengan cara mengemis dan lainnya. 
 Ã¢â‚¬ËœÃ¢â‚¬â„¢Kebanyakan mereka ini bukan orang Pekanbaru. Dari luar,’’ sambungnya. 
Berdasarkan pantauan Riau Pos, sejumlah anak-anak terlihat meminta-minta, mengamen hingga berjualan di sekitar lampu merah. Salah satunya, di persimpangan Mal SKA, Jalan Tuanku Tambusai dan Soekarno-Hatta.
 Tidak hanya siang hari, bahkan anak-anak itu bisa berada di jalanan hingga menjelang pukul 23.00 WIB malam. 
‘’Ini semacam ada modus. Laporan dari Dissos, pengemis penghasilannya bisa sampai Rp200 ribu per hari. Perbulan berapa,’’ terangnya sambil menunjuk pegawai pemko. 
Ayat memastikan, pihaknya akan terus melakukan monitoring dan tindakan ke depan. Sehingga permasalahan ini bisa teratasi. 
‘‘Ke depan terus akan melakukan pembinan dan ada tindakan pastinya. Sebagai kota metropolitan memang akan ada masalah seperti itu,’’ tegasnya.(*1)
Baca Juga:  Dukung Pj Wako Selesaikan Masalah Kota
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Banyak Anak Mengemis di Lampu Merah

KOTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengakui kesulitan mengatasi permasalahan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Madani ini.
‘’Ibaratnya, ada gula, ada semut. Susah juga. Di sisi kemanusiaan kasihan kadang masyarakatnya,’’ ucap Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi kepada Riau Pos, Selasa (2/7). 
Sebagai kota metropolitan, lanjut Ayat, Pekanbaru memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendatang untuk memperoleh untung. Di antaranya dengan cara mengemis dan lainnya. 
 Ã¢â‚¬ËœÃ¢â‚¬â„¢Kebanyakan mereka ini bukan orang Pekanbaru. Dari luar,’’ sambungnya. 
Berdasarkan pantauan Riau Pos, sejumlah anak-anak terlihat meminta-minta, mengamen hingga berjualan di sekitar lampu merah. Salah satunya, di persimpangan Mal SKA, Jalan Tuanku Tambusai dan Soekarno-Hatta.
 Tidak hanya siang hari, bahkan anak-anak itu bisa berada di jalanan hingga menjelang pukul 23.00 WIB malam. 
‘’Ini semacam ada modus. Laporan dari Dissos, pengemis penghasilannya bisa sampai Rp200 ribu per hari. Perbulan berapa,’’ terangnya sambil menunjuk pegawai pemko. 
Ayat memastikan, pihaknya akan terus melakukan monitoring dan tindakan ke depan. Sehingga permasalahan ini bisa teratasi. 
‘‘Ke depan terus akan melakukan pembinan dan ada tindakan pastinya. Sebagai kota metropolitan memang akan ada masalah seperti itu,’’ tegasnya.(*1)
Baca Juga:  Masjid Pertama di Kecamatan Tampan
KOTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengakui kesulitan mengatasi permasalahan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Madani ini.
‘’Ibaratnya, ada gula, ada semut. Susah juga. Di sisi kemanusiaan kasihan kadang masyarakatnya,’’ ucap Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi kepada Riau Pos, Selasa (2/7). 
Sebagai kota metropolitan, lanjut Ayat, Pekanbaru memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendatang untuk memperoleh untung. Di antaranya dengan cara mengemis dan lainnya. 
 Ã¢â‚¬ËœÃ¢â‚¬â„¢Kebanyakan mereka ini bukan orang Pekanbaru. Dari luar,’’ sambungnya. 
Berdasarkan pantauan Riau Pos, sejumlah anak-anak terlihat meminta-minta, mengamen hingga berjualan di sekitar lampu merah. Salah satunya, di persimpangan Mal SKA, Jalan Tuanku Tambusai dan Soekarno-Hatta.
 Tidak hanya siang hari, bahkan anak-anak itu bisa berada di jalanan hingga menjelang pukul 23.00 WIB malam. 
‘’Ini semacam ada modus. Laporan dari Dissos, pengemis penghasilannya bisa sampai Rp200 ribu per hari. Perbulan berapa,’’ terangnya sambil menunjuk pegawai pemko. 
Ayat memastikan, pihaknya akan terus melakukan monitoring dan tindakan ke depan. Sehingga permasalahan ini bisa teratasi. 
‘‘Ke depan terus akan melakukan pembinan dan ada tindakan pastinya. Sebagai kota metropolitan memang akan ada masalah seperti itu,’’ tegasnya.(*1)
Baca Juga:  Kehadiran Peserta PPRA Lemhanas 2022 Beri Kontribusi Positif
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari