- Advertisement -
KOTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengakui kesulitan mengatasi permasalahan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Madani ini.
‘’Ibaratnya, ada gula, ada semut. Susah juga. Di sisi kemanusiaan kasihan kadang masyarakatnya,’’ ucap Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi kepada Riau Pos, Selasa (2/7).
Sebagai kota metropolitan, lanjut Ayat, Pekanbaru memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendatang untuk memperoleh untung. Di antaranya dengan cara mengemis dan lainnya.
‘’Kebanyakan mereka ini bukan orang Pekanbaru. Dari luar,’’ sambungnya.
Berdasarkan pantauan Riau Pos, sejumlah anak-anak terlihat meminta-minta, mengamen hingga berjualan di sekitar lampu merah. Salah satunya, di persimpangan Mal SKA, Jalan Tuanku Tambusai dan Soekarno-Hatta.
Tidak hanya siang hari, bahkan anak-anak itu bisa berada di jalanan hingga menjelang pukul 23.00 WIB malam.
‘’Ini semacam ada modus. Laporan dari Dissos, pengemis penghasilannya bisa sampai Rp200 ribu per hari. Perbulan berapa,’’ terangnya sambil menunjuk pegawai pemko.
Ayat memastikan, pihaknya akan terus melakukan monitoring dan tindakan ke depan. Sehingga permasalahan ini bisa teratasi.
‘‘Ke depan terus akan melakukan pembinan dan ada tindakan pastinya. Sebagai kota metropolitan memang akan ada masalah seperti itu,’’ tegasnya.(*1)