- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru masih memiliki komitmen yang tinggi untuk menurunkan angka stunting (tengkes). Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun saat menyambut langsung Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia bersama rombongan, Selasa (30/1).
”Kita ingin tahun 2024 zero stunting, nol stunting. Tentu banyak tahapnya,” ujar Pj Wako saat menyambut romobongan BKKBN Riau di kediaman dinas Wali Kota Pekanbaru.
- Advertisement -
Dalam kesempatan itu, orang nomor satu di Kota Bertuah ini menyebut dari hasil survei kesehatan Indonesia, tingkat prevalensi tengkes di Kota Pekanbaru berada di bawah lima persen.
Menurutnya, penurunan tingkat prevalensi tengkes adalah bentuk komitmen pemerintah kota. Sementara pada tahun 2021 silam, tingkat prevalensi tengkes di Kota Pekanbaru tercatat 11,4 persen.
”Lalu pada tahun 2022 tingkat prevalensi stunting naik menjadi 16,8 persen,” tambahnya.
- Advertisement -
Ditambahkannya, pada tahun 2023 untuk menekan kasus tengkes, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru membuat program Bapak Asuh Stunting. Program ini tidak hanya melibatkan jajaran pejabat pemerintah kota tapi juga sejumlah instansi vertikal dan swasta.
Program itu berjalan dengan baik sepanjang tahun 2023. Banyak dari anak-anak tengkes sudah mendapat pendampingan serta tambahan asupan gizi.(ilo)
Laporan JOKO SUSILO, Pekanbaru
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru masih memiliki komitmen yang tinggi untuk menurunkan angka stunting (tengkes). Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun saat menyambut langsung Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia bersama rombongan, Selasa (30/1).
”Kita ingin tahun 2024 zero stunting, nol stunting. Tentu banyak tahapnya,” ujar Pj Wako saat menyambut romobongan BKKBN Riau di kediaman dinas Wali Kota Pekanbaru.
- Advertisement -
Dalam kesempatan itu, orang nomor satu di Kota Bertuah ini menyebut dari hasil survei kesehatan Indonesia, tingkat prevalensi tengkes di Kota Pekanbaru berada di bawah lima persen.
Menurutnya, penurunan tingkat prevalensi tengkes adalah bentuk komitmen pemerintah kota. Sementara pada tahun 2021 silam, tingkat prevalensi tengkes di Kota Pekanbaru tercatat 11,4 persen.
- Advertisement -
”Lalu pada tahun 2022 tingkat prevalensi stunting naik menjadi 16,8 persen,” tambahnya.
Ditambahkannya, pada tahun 2023 untuk menekan kasus tengkes, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru membuat program Bapak Asuh Stunting. Program ini tidak hanya melibatkan jajaran pejabat pemerintah kota tapi juga sejumlah instansi vertikal dan swasta.
Program itu berjalan dengan baik sepanjang tahun 2023. Banyak dari anak-anak tengkes sudah mendapat pendampingan serta tambahan asupan gizi.(ilo)
Laporan JOKO SUSILO, Pekanbaru