Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, Kampung Berseri Astra (KBA) Indah Madani Pekanbaru mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan menerapkan pengelolaan sampah yang lebih baik.
Laporan AGUSTIAR, Pekanbaru
HPSN yang diperingati setiap 21 Februari ini juga menjadi momen refleksi atas tragedi 20 tahun silam, ketika TPA Leuwigajah di Cimahi mengalami longsor dan menelan banyak korban jiwa. Peristiwa itu menjadi titik balik dalam upaya perbaikan sistem pengelolaan sampah di Indonesia, termasuk di Kota Pekanbaru.
Di tengah tantangan pengelolaan sampah yang kini masih dihadapi, KBA Indah Madani Pekanbaru berupaya memberikan solusi nyata dengan mengajak masyarakat memilah dan mengolah sampah secara mandiri. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pembuatan lubang biopori sebagai alternatif pengolahan sampah organik, sekaligus sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Local Champion Kampung Berseri Astra (KBA) Indah Madani Pekanbaru, Mirsal alias Achenk, menyampaikan bahwa di Bank Sampah Berkah Madani, Jalan Pala RW 4 Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya ,Pekanbaru, yang berada di bawah binaan Astra dan dikenal sebagai KBA Indah Madani Pekanbaru, saat ini aktif memilah sampah. Mereka juga memisahkan sampah yang dapat dimanfaatkan untuk kerajinan tangan dan yang akan dijual kembali ke pengepul.
“Karena saat ini Bank Sampah Berkah Madani belum memiliki peralatan untuk mengolah sampah,” kata Achenk kepada Riau Pos, Sabtu (22/2).
Dari sini Achenk menekankan bahwa kepedulian terhadap lingkungan tidak cukup hanya dengan kata-kata, tapi diperlukan tindakan nyata. Salah satunya adalah dengan memilah sampah rumah tangga, terutama yang dihasilkan dari dapur sendiri, seperti sisa makanan dan potongan sayur, menjadi sampah organik dan anorganik.
Sampah organik, seperti sisa makanan dan kulit buah, dapat diolah menjadi kompos cair atau dimasukkan ke dalam lubang biopori.
‘‘Bagi yang tidak memiliki bor biopori, dapat menggali tanah dengan cangkul dan memasukkan sampah organik ke dalamnya, sehingga tanah menjadi subur kembali. Jika memiliki bor biopori, disarankan membuat lubang-lubang biopori di sekitar pekarangan rumah untuk mengatasi genangan air dan menyuburkan tanah,’’ujarnya.
Jika ini diterapkan, diasumsikan Achenk, bila satu RW memiliki 300 rumah, dari setiap rumah menghasilkan 1 kilogram sampah per hari, maka dalam sebulan dapat mengurangi 300 kilogram sampah yang dibuang ke TPS atau TPA. Jadi dalam setahun, jumlah ini mencapai ton sampah yang tidak masuk ke TPA atau TPS.
Untuk diketahui, lubang resapan biopori adalah lubang tegak lurus dengan diameter sekitar 10 hingga 30 cm dan tidak mencapai permukaan air tanah dangkal. Lubang ini dapat diisi dengan sampah organik, seperti dedaunan, ranting pohon, sisa sayuran, dan tulang hewan.
“Kami berharap masyarakat, terutama di wilayah Kampung Berseri Astra Indah Madani Pekanbaru di bawah binaan Korwil Pak Khairudin, khususnya di KBA Indah Madani, dapat mengatasi sampah seperti yang saya sebutkan tadi,” ujar Achenk.
Disampaikannya juga, Bank Sampah Berkah Madani menerima sampah anorganik, seperti karton dan kertas bekas, yang dapat dijual kembali. Dia menyarankan kepada masyarakat untuk mengantarkan sampah anorganik mereka ke bank sampah di Jalan Pala RW 4, Kelurahan Tangkerang Labuai.
Sebagai Local Champion KBA Indah Madani Pekanbaru, Achenk berharap masyarakat di wilayah KBA, yang terdiri dari lebih dari 600 kepala keluarga, dapat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sampah. Dengan asumsi setiap rumah menghasilkan 1 kilogram sampah per hari, total 600 kilogram sampah per hari dapat dicegah masuk ke TPS atau TPA.
Program pendirian bank sampah di Kampung Berseri Astra Indah Madani ini bukanlah inisiatif tunggal, melainkan hasil kesepakatan bersama saat Rakernas di Bogor pada November 2024. Program ini mencakup seluruh daerah di pulau Sumatera, mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Pekanbaru, Lampung, Palembang, hingga Bengkulu dan Jambi, dengan komitmen mendirikan bank sampah di masing-masing Kampung Berseri Astra.
Khusus untuk KBA Indah Madani Pekanbaru, Achenk berharap Wali Kota terpilih periode 2025-2030, Agung Nugroho, dapat memberikan perhatian serius terhadap masalah sampah yang masih terlihat menumpuk di berbagai titik di kota ini. ‘’Dibawah kepemimpinan Wali Kota yang baru ini, permasalahan sampah dapat teratasi dengan baik,’’harapnya Achenk.
Pemko Pekanbaru menyiapkan dua opsi pengelolaan sampah untuk pertengahan 2025, pasca berakhirnya kontrak dengan PT Ella Pratama Prakasa (EPP) pada 2 Juli 2025.
Opsi pertama adalah pengangkutan sampah dikelola langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dengan sistem sewa armada angkutan sampah. Opsi kedua, pengelolaan sampah diserahkan kepada masing-masing kecamatan, dengan anggaran sewa armada diberikan kepada kecamatan, sehingga pengelolaan dilakukan langsung oleh camat, lurah, hingga RT/RW.***