Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Manfaatkan Pekarangan dengan Tanaman Kelor

Lahan kosong di pekarangan rumah kini banyak dimanfaatkan kalangan masyarakat. Tidak hanya ciptakan suasana keindahan dengan tanaman bunganya, akan tetapi sudah banyak yang memanfaatkan dengan menanam sayur-mayur, cabai, pohon buah. Kini ada juga masyarakat memanfaatkan pekarangan dengan bercocok tanam kelor dan diyakini bisa menjadi lumbung hidup.

RIAUPOS.CO – Ya, ini berkaitan juga dengan merebaknya kasus gizi buruk yang diderita penduduk, khususnya anak balita pada akhir-akhir ini. Dan ini menjadi ancaman serius bagi generasi penerus di masa mendatang. Akibat kurang gizi pada balita tersebut, maka menyebabkan perkembangan otak balita tidak maksimal dan berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mental anak, sehingga anak tidak mampu bersaing diera global di masa yang akan datang.

“Dengan mengenal potensi sumber pangan yang ada disekitar, maka kita dapat menumbuhkan keinginan untuk membudidayakan beraneka ragam pangan di lahan kosong pekarangan, sehingga mempunyai nilai dan manfaat bagi seluruh anggota keluarga dan masyarakat. Hal ini harus ditumbuh kembangkan agar seluruh anggota keluarga dapat berupaya dan berusaha untuk menolong diri sendiri dan mampu menciptakan ketahanan pangan keluarga yang menjadi dasar untuk menciptakan dan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat secara nasional,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtukultura Pelalawan, H Zulkifli kepada Riau Pos, beberapa waktu yang lalu.

Dijelaskannya bahwa, lahan kosong pekarangan di sekitar rumah dapat diusahakan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Sedangkan manfaatnya, dapat menjadi tempat persediaan bahan pangan yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan bila diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Selain itu, juga berfungsi sebagai bahan untuk pengobatan bila keluarga sakit, terutama untuk pertolongan pertama. Dan dapat pula berfungsi sebagai warung hidup, bila uang belanja tidak mencukupi, maka keperluan sayuran, bumbu-bumbuan dapat memanfaatkan tanaman yang ada di lahan kosong pekarangan.

“Pada tanaman pohon, hasil panen tanaman pangan ini dapat dijual, sehingga mendapat penghasilan tambahan (uang,red) yang dapat disimpan. Dan di tanaminya lahan kosong pekarangan dengan berbagai jenis tanaman pangan yang tumbuh subur, maka akan menambah keasrian dan keindahan rumah. Selain itu, pemanfaatan lahan kosong pekarangan juga dapat menjadi lumbung hidup.

“Pasalnya, jika sewaktu-waktu bahan persediaan pangan pokok seperti beras dan jagung tidak tersedia, maka bahan-bahan seperti buah, umbi-umbian dan sayuran dapat dipergunakan sebagai bahan makanan. Dan jika lahan kosong pekarangan dimanfaatkan sebagai usaha kolam ikan atau ternak, maka dapat pula diperoleh sumber pangan hewani yang segar untuk kebutuhan keluarga,” paparnya.

Baca Juga:  Peduli Meranti dari Abrasi, Polisi Tanam Kayu Api-api

Kemudian, sambung Zulkifli, pemanfaatan lahan kosong pekarangan ini juga menjadi apotik hidup. Pasalnya, apotik hidup dapat dimanfaatkan bila anggota keluarga sakit seperti terluka atau demam, maka dapat digunakan daun sirih dari lahan kosong pekarangan dan juga untuk pengobatan mata, daun inggu untuk kompres panas atau temulawak untuk menambah nafsu makan dan penyakit kuning, jeringau untuk obat panas bagi balita.

“Dan juga menjadi sebagai warung hidup, bila sewaktu-waktu biaya (uang) belanja habis ataupun langganan tukang sayur tidak datang, maka dapat diperoleh dan dimanfaatkan sayuran seperti belimbing, daun tapak liman, kelor, kemangi yang ada di sekitar lahan kosong pekarangan. Serta juga dapat menjadi tabungan atau Bank Hidup keluarga, karena apabila saat panen tanaman pangan pepohonan ini dapat dijual dengan harga tinggi seperti jeruk, jambu, belimbing, nangka, jambu biji, alpukat, kelapa, pepaya, mangga, pisang dan tanaman lainnya.

“Dan pemanfaatan lahan kosong pekarangan ini juga dapat menambah keindahan jika ditanami dengan berbagai jenis tanaman hias, mulai jenis berbunga hingga jenis pohon dan daun yang indah, sehingga rumah akan terlihat lebih asri dan menambah kenyamanan bagi penghini maupun orang lain,” ujarnya.

Ditambahkannya bahwa, sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan terus mendorong dan mengajak masyarakat dalam memanfaatkan lahan kosong pekarangan rumah masyarakat sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Pasalnya, pemanfaatan lahan kosong pekarangan rumah akan bisa memotivasi warga untuk menyadari potensi yang mereka miliki.

Ya, lahan pekarangan rumah yang ada sekarang belum mampu dimanfaatkan dengan maksimal baik ditanami buah-buahan dan sayur-sayuran. Padahal potensi itu sangat menguntungkan bagi setiap masyarakat yang memanfaat pekarangan rumahnya menjadi apotik hidup, warung hidup, taman pekarangan yang sangat menguntungkan.

“Untuk itu, maka kesadaran ini penting dan memang harus ditumbuhkan serta terus disosialisasikan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat mulai menumbuhkan nilai-nilai dan semangat untuk berusaha, sehingga tidak menunggu dan menggantungkan harapan pada kemurahan alam saja. Dan mengolah lahan kosong pekarangan sebagai lahan bercocok tanam ini, merupakan langkah untuk mengenalkan teknologi pertanian kepada masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, sambungnya, pemanfaatan lahan kosong pekarangan rumah termasuk salah satu upaya untuk menjawab persoalan kebutuhan pangan dalam rumah tangga agar dapat mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan. Apalagi jika pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman hortikultura yaitu tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias, rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda.

Baca Juga:  Jantung Kota untuk Tempat Rekreasi

“Jadi, tanpa banyak disadari, lahan kosong pekarangan jika dikelola secara optimal dan terencana dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi menunjang kebutuhan gizi keluarga disamping sekaligus untuk keindahan (estetika). Pasalnya, dengan menanam sayuran di tiap pekarangan rumah, maka ini merupakan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan makanan sayuran. Untuk itu, kami terus mengajak warga dapat memanfaatkan lahan kosong pekarangan untuk meningkatkan kebutuhan pangan,” tuturnya.

Programkan Satu Rumah Satu Pohon Kelor

Oleh karena itu, Pemkab Pelalawan terus mendorong masyarakatnya untuk dapat menjadikan lahan kosong pekarangan menjadi lumbung hidup, apotik hidup, warung hidup, tabungan keluarga dan pastinya penambah keindahan.

Seperti di pemerintah Kecamatan Kuala Kampar, mengaktualisasikan program Pemkab itu dengan sosialisasikan setiap rumah menanam satu pohon kelor. Karena daun kelor terbukti memiliki banyak manfaat bagi manusia.

Camat Kuala Kampar Elrasyidi Albi SSos kepada Riau Pos, menyebutkan, salah satu imbauan dan target penanaman pohon kelor ini, adalah dapat untuk mencegah stunting. Masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Dilanjutkannya, karena berdasarkan penelitian pakar kesehatan, daun kelor mengandung banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Salah satunya bisa mencegah stunting.

“Dengan manfaat itu, makanya kita programkan, setiap satu rumah minimal menanam satu pohon Kelor. Dan pihak kecamatan bersama TNI Polri, telah melakukan penanaman ratusan batang pohon Kelor di daerah yang dikenal dengan nama Pulau Mendol,” terangnya.

Diungkapkan Elrasyidi bahwa, kegiatan penanaman pohon Kelor bersama Polri dan masyarakat Kuala Kampar menanam pohon sejak dini, agar negeri sejuk dan rindang. Dan bersama kelor cegah stunting. Dan setidaknya, ada sebanyak 350 batang pohon kelor yang telah ditahan pada akhir tahun 2023 lalu.

“Sedangkan pada tahun 2024 ini, target kita akan kembali menanam sebanyak 750 batang pohon kelor. Artinya, setidaknya kita pastikan seribu batang pohon kelor akan tertanam di Kuala Kampar,” ujarnya.

Ditanya sumber bibit pohon dengan nama latin Moringa Oleifera ini, Camat Elrasyidi menyebutkan, bibit dibuat secara mandiri dengan cara stek ke polybag. Sedangkan lokasi tanam berada di Kelurahan Teluk Dalam, kantor kecamatan, Polsek, taman kota, keliling lapangan bola kaki dan jalan protokol.

“Untuk itu, kita terus mengajak masyarakat dapat segera menanam pohon yang banyak manfaat untuk kesehatan manusia ini,” tutupnya.(gus)

Laporan Muhammad Amin, Pangkalankerinci

Lahan kosong di pekarangan rumah kini banyak dimanfaatkan kalangan masyarakat. Tidak hanya ciptakan suasana keindahan dengan tanaman bunganya, akan tetapi sudah banyak yang memanfaatkan dengan menanam sayur-mayur, cabai, pohon buah. Kini ada juga masyarakat memanfaatkan pekarangan dengan bercocok tanam kelor dan diyakini bisa menjadi lumbung hidup.

RIAUPOS.CO – Ya, ini berkaitan juga dengan merebaknya kasus gizi buruk yang diderita penduduk, khususnya anak balita pada akhir-akhir ini. Dan ini menjadi ancaman serius bagi generasi penerus di masa mendatang. Akibat kurang gizi pada balita tersebut, maka menyebabkan perkembangan otak balita tidak maksimal dan berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mental anak, sehingga anak tidak mampu bersaing diera global di masa yang akan datang.

- Advertisement -

“Dengan mengenal potensi sumber pangan yang ada disekitar, maka kita dapat menumbuhkan keinginan untuk membudidayakan beraneka ragam pangan di lahan kosong pekarangan, sehingga mempunyai nilai dan manfaat bagi seluruh anggota keluarga dan masyarakat. Hal ini harus ditumbuh kembangkan agar seluruh anggota keluarga dapat berupaya dan berusaha untuk menolong diri sendiri dan mampu menciptakan ketahanan pangan keluarga yang menjadi dasar untuk menciptakan dan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat secara nasional,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtukultura Pelalawan, H Zulkifli kepada Riau Pos, beberapa waktu yang lalu.

Dijelaskannya bahwa, lahan kosong pekarangan di sekitar rumah dapat diusahakan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Sedangkan manfaatnya, dapat menjadi tempat persediaan bahan pangan yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan bila diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

- Advertisement -

Selain itu, juga berfungsi sebagai bahan untuk pengobatan bila keluarga sakit, terutama untuk pertolongan pertama. Dan dapat pula berfungsi sebagai warung hidup, bila uang belanja tidak mencukupi, maka keperluan sayuran, bumbu-bumbuan dapat memanfaatkan tanaman yang ada di lahan kosong pekarangan.

“Pada tanaman pohon, hasil panen tanaman pangan ini dapat dijual, sehingga mendapat penghasilan tambahan (uang,red) yang dapat disimpan. Dan di tanaminya lahan kosong pekarangan dengan berbagai jenis tanaman pangan yang tumbuh subur, maka akan menambah keasrian dan keindahan rumah. Selain itu, pemanfaatan lahan kosong pekarangan juga dapat menjadi lumbung hidup.

“Pasalnya, jika sewaktu-waktu bahan persediaan pangan pokok seperti beras dan jagung tidak tersedia, maka bahan-bahan seperti buah, umbi-umbian dan sayuran dapat dipergunakan sebagai bahan makanan. Dan jika lahan kosong pekarangan dimanfaatkan sebagai usaha kolam ikan atau ternak, maka dapat pula diperoleh sumber pangan hewani yang segar untuk kebutuhan keluarga,” paparnya.

Baca Juga:  Green Culture, Capella Honda Edukasi Masyarakat untuk Olah Limbah

Kemudian, sambung Zulkifli, pemanfaatan lahan kosong pekarangan ini juga menjadi apotik hidup. Pasalnya, apotik hidup dapat dimanfaatkan bila anggota keluarga sakit seperti terluka atau demam, maka dapat digunakan daun sirih dari lahan kosong pekarangan dan juga untuk pengobatan mata, daun inggu untuk kompres panas atau temulawak untuk menambah nafsu makan dan penyakit kuning, jeringau untuk obat panas bagi balita.

“Dan juga menjadi sebagai warung hidup, bila sewaktu-waktu biaya (uang) belanja habis ataupun langganan tukang sayur tidak datang, maka dapat diperoleh dan dimanfaatkan sayuran seperti belimbing, daun tapak liman, kelor, kemangi yang ada di sekitar lahan kosong pekarangan. Serta juga dapat menjadi tabungan atau Bank Hidup keluarga, karena apabila saat panen tanaman pangan pepohonan ini dapat dijual dengan harga tinggi seperti jeruk, jambu, belimbing, nangka, jambu biji, alpukat, kelapa, pepaya, mangga, pisang dan tanaman lainnya.

“Dan pemanfaatan lahan kosong pekarangan ini juga dapat menambah keindahan jika ditanami dengan berbagai jenis tanaman hias, mulai jenis berbunga hingga jenis pohon dan daun yang indah, sehingga rumah akan terlihat lebih asri dan menambah kenyamanan bagi penghini maupun orang lain,” ujarnya.

Ditambahkannya bahwa, sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan terus mendorong dan mengajak masyarakat dalam memanfaatkan lahan kosong pekarangan rumah masyarakat sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Pasalnya, pemanfaatan lahan kosong pekarangan rumah akan bisa memotivasi warga untuk menyadari potensi yang mereka miliki.

Ya, lahan pekarangan rumah yang ada sekarang belum mampu dimanfaatkan dengan maksimal baik ditanami buah-buahan dan sayur-sayuran. Padahal potensi itu sangat menguntungkan bagi setiap masyarakat yang memanfaat pekarangan rumahnya menjadi apotik hidup, warung hidup, taman pekarangan yang sangat menguntungkan.

“Untuk itu, maka kesadaran ini penting dan memang harus ditumbuhkan serta terus disosialisasikan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat mulai menumbuhkan nilai-nilai dan semangat untuk berusaha, sehingga tidak menunggu dan menggantungkan harapan pada kemurahan alam saja. Dan mengolah lahan kosong pekarangan sebagai lahan bercocok tanam ini, merupakan langkah untuk mengenalkan teknologi pertanian kepada masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, sambungnya, pemanfaatan lahan kosong pekarangan rumah termasuk salah satu upaya untuk menjawab persoalan kebutuhan pangan dalam rumah tangga agar dapat mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan. Apalagi jika pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman hortikultura yaitu tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias, rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda.

Baca Juga:  Peduli Meranti dari Abrasi, Polisi Tanam Kayu Api-api

“Jadi, tanpa banyak disadari, lahan kosong pekarangan jika dikelola secara optimal dan terencana dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi menunjang kebutuhan gizi keluarga disamping sekaligus untuk keindahan (estetika). Pasalnya, dengan menanam sayuran di tiap pekarangan rumah, maka ini merupakan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan makanan sayuran. Untuk itu, kami terus mengajak warga dapat memanfaatkan lahan kosong pekarangan untuk meningkatkan kebutuhan pangan,” tuturnya.

Programkan Satu Rumah Satu Pohon Kelor

Oleh karena itu, Pemkab Pelalawan terus mendorong masyarakatnya untuk dapat menjadikan lahan kosong pekarangan menjadi lumbung hidup, apotik hidup, warung hidup, tabungan keluarga dan pastinya penambah keindahan.

Seperti di pemerintah Kecamatan Kuala Kampar, mengaktualisasikan program Pemkab itu dengan sosialisasikan setiap rumah menanam satu pohon kelor. Karena daun kelor terbukti memiliki banyak manfaat bagi manusia.

Camat Kuala Kampar Elrasyidi Albi SSos kepada Riau Pos, menyebutkan, salah satu imbauan dan target penanaman pohon kelor ini, adalah dapat untuk mencegah stunting. Masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Dilanjutkannya, karena berdasarkan penelitian pakar kesehatan, daun kelor mengandung banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Salah satunya bisa mencegah stunting.

“Dengan manfaat itu, makanya kita programkan, setiap satu rumah minimal menanam satu pohon Kelor. Dan pihak kecamatan bersama TNI Polri, telah melakukan penanaman ratusan batang pohon Kelor di daerah yang dikenal dengan nama Pulau Mendol,” terangnya.

Diungkapkan Elrasyidi bahwa, kegiatan penanaman pohon Kelor bersama Polri dan masyarakat Kuala Kampar menanam pohon sejak dini, agar negeri sejuk dan rindang. Dan bersama kelor cegah stunting. Dan setidaknya, ada sebanyak 350 batang pohon kelor yang telah ditahan pada akhir tahun 2023 lalu.

“Sedangkan pada tahun 2024 ini, target kita akan kembali menanam sebanyak 750 batang pohon kelor. Artinya, setidaknya kita pastikan seribu batang pohon kelor akan tertanam di Kuala Kampar,” ujarnya.

Ditanya sumber bibit pohon dengan nama latin Moringa Oleifera ini, Camat Elrasyidi menyebutkan, bibit dibuat secara mandiri dengan cara stek ke polybag. Sedangkan lokasi tanam berada di Kelurahan Teluk Dalam, kantor kecamatan, Polsek, taman kota, keliling lapangan bola kaki dan jalan protokol.

“Untuk itu, kita terus mengajak masyarakat dapat segera menanam pohon yang banyak manfaat untuk kesehatan manusia ini,” tutupnya.(gus)

Laporan Muhammad Amin, Pangkalankerinci

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari