Senin, 25 November 2024
spot_img

Festival Film Pendek Siak 2024, Munculkan Sineas-Sineas Muda Berbakat

Secara konsisten, Kabupaten Siak menggelar festival film pendek. Tahun ini pesertanya tidak hanya dari Siak, tetapi dari seluruh kota/kabupaten di Riau.

RIAUPOS.CO – UNTUK kesekiankalinya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Siak bekerja sama dengan Dewan Kesenian Siak (DKS), menyelenggarakan Festival Film Pendek Siak. Jika pada perhelatan sebelumnya hanya terbatas untuk sineas Siak, di tahun 2024 ini cakupan lomba diperluas, yakni untuk sineas se-Riau. Meskipun begitu, para sineas Siak masih banyak yang berjaya pada iven ini.

Sayangnya, meski dibuka untuk sineas se-Riau, secara relatif mutu karya yang diikutkan dalam festival ini terjadi penurunan dibanding dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya. Banyak sineas yang kurang memahami tema yang ditetapkan panitia, yakni “Tamadun Siak Menyongsong Perak”, bersempena memeriahkan hari jadi Kabupaten Siak yang ke-25 tahun, atau ulang tahun perak. Pengumuman dan pemberian hadiah pemenang dilakukan di Siak Sriindrapura, Sabtu (5/10/2024).

Salah seorang penggagas festival yang juga pegawai Disdikbud Siak, Zulkarnain Al Idrus, menjelaskan, dari tahun ke tahun, pihaknya berupaya memperbaiki penyelenggaraan. Salah satunya adalah mengundang para sineas Riau itu ikut dalam festival ini. Dengan harapan akan muncul karya-karya yang bernas dan berkualitas dari berbagai kabupaten/kota di Riau. Ini juga salah satu cara memberkenalkan festival ini ke ruang yang lebih luas.

“Tahun ini untuk peserta, kami buka se-Riau, yang tahun-tahun sebelumnya hanya se-Kabupaten Siak. Jadi untuk peserta dari Siak sendiri masih diikuti wajah-wajah lama, meskipun ada beberapa yang baru. Sedangkan selebihnya dari kabupaten/kota se-Riau,” kata lelaki yang biasa dipanggil Wak Zul itu kepada Riau Pos, Jumat (11/10/2024).

Dengan tema yang sudah ditetapkan itu, peserta diharapkan memahami tentang umur salah satu kabupaten pecahan Bengkalis ini yang sudah berusia 25 tahun. Menurut Zulkarnain, tema tersebut sebenarnya lentur dan sangat luas, bisa jadi tentang bentangan panjang Siak sejak pisah dari Bengkalis setelah otonomi daerah yang merupakan buah dari era Reformasi. Namun, kata dia, banyak peserta yang kesulitan menerjemahkan tema tersebut. Padahal banyak ide yang seharusnya dijadikan film.

Itulah yang membuat penyelenggaraan tahun ini, dari sisi kualitas karya, malah terjadi relatif penurunan dibanding penyelenggaraan sebelumnya. Padahal dengan dibukanya festival untuk seluruh daerah Riau, diharapkan akan banyak ragam karya yang merujuk pada tema besar tersebut. Meski begitu, kata Zulkarnain, pihaknya tetap menganggap penyelenggaraan festival kali sukses ini seperti yang diinginkan karena festival semakin dikenal luas oleh masyarakat Riau, terutama kalangan sineas. Upaya untuk mendorong para sineas di Riau agar terus berkarya adalah tujuan akhir yang diharapkan.

Baca Juga:  Melihat Melayu sebagai Akar Sastra Indonesia

Tahun ini, pemenang utama adalah film berjudul Balek Kampung yang diproduksi oleh Komunitas FA Production dari Siak. Tahun lalu, ketika festival masih sebatas Siak, mereka juga menjadi pemenang pertama. Menurut Zulkarnain, film tersebut dari semua sisi memang lebih unggul dibanding karya-karya lainnya.

Kemudian, juara kedua diraih film berjudul Latifa. Film ini diproduksi oleh MAN IC Siak, dari Kecamatan Tualang, Siak. Sedangkan terbaik ketiga adalah film The Elevent Sense 2024, garapan Aksee Production Pekanbaru. Dan terbaik keempat adalah film Marwah, yang diproduksi oleh Tonges Production, Bengkalis.

Adapun enam pemenang unggulan nonranking diraih adalah film Apam Membawa Berkah garapan Ucu Modern Production, Siak; Kasih Budi karya Kelapo Mudo Production, Tualang, Siak; Sunat, produksi Aku Siak Malay (Siak); Inovasi dari Kota, karya Awak Samo Awak, Mempura, Siak; Melancong, karya Black Jagger Fictures, Pelalawan; dan Miang Buluh produksi Intan Payung Studio, Tualang, Siak.

Tentang banyak sineas Siak yang memenangkan festival tingkat Ria ini, kata Zulkarnain, kemungkinan para sineas Siak sudah terbiasa menggarap film untuk ikut festival tahunan sehingga mereka sudah mempersiapkan diri dari awal. Ini menurutnya berbeda dengan sineas di kabupaten/kota lain yang baru tahu festival ini dibuka untuk sineas Riau sehingga mereka baru mempersiapkan penggarapan filmnya ketika tahu pengumuman tersebut.

Hal itu juga menjelaskan bahwa festival yang selama ini digelar telah memunculkan sineas-sineas Siak yang siap bertarung dalam iven, baik tingkat Siak maupun Riau. Ini dibuktikan pemenang terbaik I dan II, berasal dari Siak. Meskipun bertarung dengan peserta yang berasal dari kabupaten/kota lain, mereka tetap unggul. Kata lelaki yang juga Ketua DKS ini, juri tidak memilih pemenang karena dari Siak, tetapi memang mereka unggul. Juri pun tidak semuanya dari Siak, juga dari daerah lain, salah satunya Pekanbaru.

“Dan menurut pengamatan saya, peserta dari Siak juga mampu bersaing di tingkat nasional. Kami akan mendorong mereka untuk ikut festival tingkat nasional di masa datang,” ujar lelaki yang juga seorang komika ini.

Zulkarnain mengucapkan terima kasih kepada Disdikbud dan Pemerintah Kabupaten Siak yang terus mendukung fesival ini. Hingga kini, Festival Film Pendek Siak adalah festival film yang secara konsisten dan terus-menerus digelar. Di daerah lain di Riau, kegiatan seperti ini tidak dilakukan sehingga Siak menjadi satu-satunya kabupaten/kota yang menyelenggarakan festival film pendek ini. Begitu juga di bidang seni lainnya, seperti sastra, Festival Sastra Sungai Jantan juga menjadi satu-satunya festival sastra yang diselenggarakan oleh sebuah kabupaten di Riau.

Baca Juga:  Perlu Peran Pemangku Kepentingan untuk Membangkitkan

Menurut Zulkarnain, Pemerintah Siak memahami pentingnya pengembangan sumber daya manusia(SDM) lewat seni. Dan ini sudah dibuktikan dengan diselenggarakannya beberapa festival seni di Siak yang dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus. Harapannya di masa depan muncul SDM seni yang unggul dari kabuaten ini. Juga hidupnya kesenian semua gendre di Negeri Istana ini.

“Semoga komitmen seperti ini tidak berhenti, siapa pun nanti yang menjadi pemimpin Siak,” ujar salah seorang Youtuber Siak yang lumayan dikenal luas ini.

Zulkarnain juga bersyukur, para sineas Siak yang masih menggunakan perlatan minim dan malah ada yang di bawah standar, tetap bisa berkarya setiap tahunnya. Dan dari waktu ke waktu, jumlah rumah produksi dan komunitas film di Siak terus bertambah. Ini menandakan adanya perkembangan bahwa produksi film masih dan terus diminati oleh kalangan seniman dan anak muda Siak. Dengan kondisi tersebut, ujar Wak Zul, beberapa sineas Siak sudah ada yang memproduksi film panjang meskipun hasilnya masih diputar secara swadaya dengan peralatan seadanya juga.

Beberapa waktu lalu, aktor dan sutradara Deddy Mizwar saat datang ke Siak, menantang para sineas Siak untuk memproduksi film layar lebar, atau terlibat dalam pembuatan film layar lebar dengan latar belakang budaya Siak. Hal seperti ini pernah dilakukan daerah lain yang memproduksi film dengan dana dari pemerintah kabupaten atau provinsi. Menurut Zulkarnain, jika ada yang mengarahkan dan men-support penuh serta didukung peralatan yang memadai, anak-anak Siak sebenarnya sudah siap memproduksi film layar lebar. Di Siak ada beberapa sineas yang menonjol dan konsisten berkarya. Misalnya Fery Agnes, Ryan Ronald, Dewi Puspita Sari, Deni Irawan, dll.

“Jika di-support penuh, mereka sebenarnya bisa membuat film layar lebar sendiri. Atau misalnya ada perusahaan film yang membuat film di Siak, mereka bisa dilibatkan karena SDM-nya lumayan bagus,” ujar lelaki yang juga penggerak perkembangan pantun di Siak ini.

Zulkarnain berharap festival film ini ini terus berlanjut dan berkembang. Katanyam mungkin untuk tahun-tahun berikutnya dimulai dengan workshop film terlebih dahulu, kemudian mungkin pola festival diubah dengan menyeleksi skenario terlebih dahulu. Hanya skenario yang lulus di tahap seleksilah yang akan bertarung dan berproduksi, yang harapannya juga ada bantuan produksi di luar hadiah pemenang.

“Terima kasih untuk semua pendukung festival film hingga bisa terus digelar. Terutama kepada kalangan sineas dan Pemerintah Kabupaten Siak,” ujar Zulkarnain mengakhiri.***

Laporan HARY B KORIUN, Siak Sriindrapura

Secara konsisten, Kabupaten Siak menggelar festival film pendek. Tahun ini pesertanya tidak hanya dari Siak, tetapi dari seluruh kota/kabupaten di Riau.

RIAUPOS.CO – UNTUK kesekiankalinya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Siak bekerja sama dengan Dewan Kesenian Siak (DKS), menyelenggarakan Festival Film Pendek Siak. Jika pada perhelatan sebelumnya hanya terbatas untuk sineas Siak, di tahun 2024 ini cakupan lomba diperluas, yakni untuk sineas se-Riau. Meskipun begitu, para sineas Siak masih banyak yang berjaya pada iven ini.

- Advertisement -

Sayangnya, meski dibuka untuk sineas se-Riau, secara relatif mutu karya yang diikutkan dalam festival ini terjadi penurunan dibanding dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya. Banyak sineas yang kurang memahami tema yang ditetapkan panitia, yakni “Tamadun Siak Menyongsong Perak”, bersempena memeriahkan hari jadi Kabupaten Siak yang ke-25 tahun, atau ulang tahun perak. Pengumuman dan pemberian hadiah pemenang dilakukan di Siak Sriindrapura, Sabtu (5/10/2024).

Salah seorang penggagas festival yang juga pegawai Disdikbud Siak, Zulkarnain Al Idrus, menjelaskan, dari tahun ke tahun, pihaknya berupaya memperbaiki penyelenggaraan. Salah satunya adalah mengundang para sineas Riau itu ikut dalam festival ini. Dengan harapan akan muncul karya-karya yang bernas dan berkualitas dari berbagai kabupaten/kota di Riau. Ini juga salah satu cara memberkenalkan festival ini ke ruang yang lebih luas.

- Advertisement -

“Tahun ini untuk peserta, kami buka se-Riau, yang tahun-tahun sebelumnya hanya se-Kabupaten Siak. Jadi untuk peserta dari Siak sendiri masih diikuti wajah-wajah lama, meskipun ada beberapa yang baru. Sedangkan selebihnya dari kabupaten/kota se-Riau,” kata lelaki yang biasa dipanggil Wak Zul itu kepada Riau Pos, Jumat (11/10/2024).

Dengan tema yang sudah ditetapkan itu, peserta diharapkan memahami tentang umur salah satu kabupaten pecahan Bengkalis ini yang sudah berusia 25 tahun. Menurut Zulkarnain, tema tersebut sebenarnya lentur dan sangat luas, bisa jadi tentang bentangan panjang Siak sejak pisah dari Bengkalis setelah otonomi daerah yang merupakan buah dari era Reformasi. Namun, kata dia, banyak peserta yang kesulitan menerjemahkan tema tersebut. Padahal banyak ide yang seharusnya dijadikan film.

Itulah yang membuat penyelenggaraan tahun ini, dari sisi kualitas karya, malah terjadi relatif penurunan dibanding penyelenggaraan sebelumnya. Padahal dengan dibukanya festival untuk seluruh daerah Riau, diharapkan akan banyak ragam karya yang merujuk pada tema besar tersebut. Meski begitu, kata Zulkarnain, pihaknya tetap menganggap penyelenggaraan festival kali sukses ini seperti yang diinginkan karena festival semakin dikenal luas oleh masyarakat Riau, terutama kalangan sineas. Upaya untuk mendorong para sineas di Riau agar terus berkarya adalah tujuan akhir yang diharapkan.

Baca Juga:  Mengekspresikan Epos dalam Karya Rupa

Tahun ini, pemenang utama adalah film berjudul Balek Kampung yang diproduksi oleh Komunitas FA Production dari Siak. Tahun lalu, ketika festival masih sebatas Siak, mereka juga menjadi pemenang pertama. Menurut Zulkarnain, film tersebut dari semua sisi memang lebih unggul dibanding karya-karya lainnya.

Kemudian, juara kedua diraih film berjudul Latifa. Film ini diproduksi oleh MAN IC Siak, dari Kecamatan Tualang, Siak. Sedangkan terbaik ketiga adalah film The Elevent Sense 2024, garapan Aksee Production Pekanbaru. Dan terbaik keempat adalah film Marwah, yang diproduksi oleh Tonges Production, Bengkalis.

Adapun enam pemenang unggulan nonranking diraih adalah film Apam Membawa Berkah garapan Ucu Modern Production, Siak; Kasih Budi karya Kelapo Mudo Production, Tualang, Siak; Sunat, produksi Aku Siak Malay (Siak); Inovasi dari Kota, karya Awak Samo Awak, Mempura, Siak; Melancong, karya Black Jagger Fictures, Pelalawan; dan Miang Buluh produksi Intan Payung Studio, Tualang, Siak.

Tentang banyak sineas Siak yang memenangkan festival tingkat Ria ini, kata Zulkarnain, kemungkinan para sineas Siak sudah terbiasa menggarap film untuk ikut festival tahunan sehingga mereka sudah mempersiapkan diri dari awal. Ini menurutnya berbeda dengan sineas di kabupaten/kota lain yang baru tahu festival ini dibuka untuk sineas Riau sehingga mereka baru mempersiapkan penggarapan filmnya ketika tahu pengumuman tersebut.

Hal itu juga menjelaskan bahwa festival yang selama ini digelar telah memunculkan sineas-sineas Siak yang siap bertarung dalam iven, baik tingkat Siak maupun Riau. Ini dibuktikan pemenang terbaik I dan II, berasal dari Siak. Meskipun bertarung dengan peserta yang berasal dari kabupaten/kota lain, mereka tetap unggul. Kata lelaki yang juga Ketua DKS ini, juri tidak memilih pemenang karena dari Siak, tetapi memang mereka unggul. Juri pun tidak semuanya dari Siak, juga dari daerah lain, salah satunya Pekanbaru.

“Dan menurut pengamatan saya, peserta dari Siak juga mampu bersaing di tingkat nasional. Kami akan mendorong mereka untuk ikut festival tingkat nasional di masa datang,” ujar lelaki yang juga seorang komika ini.

Zulkarnain mengucapkan terima kasih kepada Disdikbud dan Pemerintah Kabupaten Siak yang terus mendukung fesival ini. Hingga kini, Festival Film Pendek Siak adalah festival film yang secara konsisten dan terus-menerus digelar. Di daerah lain di Riau, kegiatan seperti ini tidak dilakukan sehingga Siak menjadi satu-satunya kabupaten/kota yang menyelenggarakan festival film pendek ini. Begitu juga di bidang seni lainnya, seperti sastra, Festival Sastra Sungai Jantan juga menjadi satu-satunya festival sastra yang diselenggarakan oleh sebuah kabupaten di Riau.

Baca Juga:  Merawat Tradisi Silaturahmi dengan Aghi Ghayo Onam

Menurut Zulkarnain, Pemerintah Siak memahami pentingnya pengembangan sumber daya manusia(SDM) lewat seni. Dan ini sudah dibuktikan dengan diselenggarakannya beberapa festival seni di Siak yang dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus. Harapannya di masa depan muncul SDM seni yang unggul dari kabuaten ini. Juga hidupnya kesenian semua gendre di Negeri Istana ini.

“Semoga komitmen seperti ini tidak berhenti, siapa pun nanti yang menjadi pemimpin Siak,” ujar salah seorang Youtuber Siak yang lumayan dikenal luas ini.

Zulkarnain juga bersyukur, para sineas Siak yang masih menggunakan perlatan minim dan malah ada yang di bawah standar, tetap bisa berkarya setiap tahunnya. Dan dari waktu ke waktu, jumlah rumah produksi dan komunitas film di Siak terus bertambah. Ini menandakan adanya perkembangan bahwa produksi film masih dan terus diminati oleh kalangan seniman dan anak muda Siak. Dengan kondisi tersebut, ujar Wak Zul, beberapa sineas Siak sudah ada yang memproduksi film panjang meskipun hasilnya masih diputar secara swadaya dengan peralatan seadanya juga.

Beberapa waktu lalu, aktor dan sutradara Deddy Mizwar saat datang ke Siak, menantang para sineas Siak untuk memproduksi film layar lebar, atau terlibat dalam pembuatan film layar lebar dengan latar belakang budaya Siak. Hal seperti ini pernah dilakukan daerah lain yang memproduksi film dengan dana dari pemerintah kabupaten atau provinsi. Menurut Zulkarnain, jika ada yang mengarahkan dan men-support penuh serta didukung peralatan yang memadai, anak-anak Siak sebenarnya sudah siap memproduksi film layar lebar. Di Siak ada beberapa sineas yang menonjol dan konsisten berkarya. Misalnya Fery Agnes, Ryan Ronald, Dewi Puspita Sari, Deni Irawan, dll.

“Jika di-support penuh, mereka sebenarnya bisa membuat film layar lebar sendiri. Atau misalnya ada perusahaan film yang membuat film di Siak, mereka bisa dilibatkan karena SDM-nya lumayan bagus,” ujar lelaki yang juga penggerak perkembangan pantun di Siak ini.

Zulkarnain berharap festival film ini ini terus berlanjut dan berkembang. Katanyam mungkin untuk tahun-tahun berikutnya dimulai dengan workshop film terlebih dahulu, kemudian mungkin pola festival diubah dengan menyeleksi skenario terlebih dahulu. Hanya skenario yang lulus di tahap seleksilah yang akan bertarung dan berproduksi, yang harapannya juga ada bantuan produksi di luar hadiah pemenang.

“Terima kasih untuk semua pendukung festival film hingga bisa terus digelar. Terutama kepada kalangan sineas dan Pemerintah Kabupaten Siak,” ujar Zulkarnain mengakhiri.***

Laporan HARY B KORIUN, Siak Sriindrapura

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari