KAIRO (RIAUPOS.CO) – PERUNDINGAN gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlanjut di Kairo, Ahad (31/3). Perundingan itu adalah upaya terbaru untuk menghentikan serangan brutal Israel yang telah berlangsung enam bulan di Gaza.
Kepada Reuters, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa Israel akan mengirim delegasi ke Kairo pada Ahad (31/3). Namun, seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa kelompoknya akan menunggu kabar dari mediator Kairo mengenai hasil pembicaraan mereka dengan Israel terlebih dahulu.
Delegasi Israel yakni terdiri dari perwakilan badan intelijen Mossad, badan keamanan internal Shin Bet, dan badan intelijen militer Aman. Mereka akan berangkat ke Kairo untuk bernegosiasi dengan Hamas tentang pertukaran sandera. Mesir telah meminta Tel Aviv untuk mengajukan usulan yang dapat disampaikan kepada Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel akan melanjutkan perundingan untuk mencapai kesepakatan soal pertukaran sandera dan gencatan senjata jangka panjang di Gaza. Saat ini, Netanyahu tengah berada di bawah tekanan internal karena kegagalannya memulangkan semua sandera yang ditahan Hamas.
Banyak warga Israel merasa bahwa Netanyahu adalah hambatan utama untuk menandatangani perjanjian dengan Hamas dan memulangkan para tawanan yang ditahan di Gaza. ’’Orang-orang ini telah menyerukan kesepakatan untuk memulangkan para tawanan selama lebih dari 175 hari. Mereka mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Israel telah gagal,’’ ujar Hamdah Salhut dari Al Jazeera.
Salhut melaporkan bahwa di Tel Aviv, ribuan orang termasuk keluarga para tawanan telah berkumpul untuk melancarkan protes pada Netanyahu. Demonstrasi juga terjadi di dekat kediaman Netanyahu dan di kota-kota lain di Israel.
Desak Stop Perang
Seruan gencatan senjata diutarakan Paus Fransiskus. Pesan perdamaian itu disampaikan Paus pada Misa Paskah yang berlangsung di Vatikan, Ahad (31/3).
’’Saya menyerukan sekali lagi agar akses terhadap bantuan kemanusiaan dipastikan ke Gaza, dan menyerukan sekali lagi pembebasan segera para sandera yang ditangkap pada 7 Oktober dan gencatan senjata segera di Jalur Gaza,’’ kata Paus dalam pesan Paskahnya seperti dilansir Agence France-Presse (AFP).
Selama lebih dari 2 jam, ia memimpin misa di Basilika Santo Petrus. Itu menjadi salah satu kebaktian terpanjang dalam liturgi Katolik. Misa itu juga digelar di tengah kekhawatiran pada kondisi kesehatan pria berusia 87 tahun tersebut.
Sepanjang misa, suara Paus sesekali terdengar parau. Namun, ia tetap membacakan semua naskah. Ia mengaku sedih atas kematian dan kehancuran yang terjadi di Gaza. ’’Betapa banyak penderitaan yang kita lihat di mata anak-anak, anak-anak lupa tersenyum di zona perang tersebut,’’ kata Paus di depan ribuan jemaat misa.
Di sisi lain, perayaan Paskah di Gaza amat kontras dengan belahan dunia lainnya. Umat Katolik di Gaza harus merayakan di tengah perang dan kelaparan. Di Kota Tua Yerusalem, jumlah jemaat yang mengikuti Jumat Agung pun lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sejak tragedi 7 Oktober 2023, banyak warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza tidak dapat masuk ke Yerusalem tanpa izin khusus untuk melintasi pos pemeriksaan Israel. Selain umat Kristen Palestina, pembatasan tersebut juga menghalangi umat Islam Palestina untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, karena Jumat Agung bertepatan dengan Jumat ketiga bulan suci Ramadan.(dee/bay)
Laporan JPG, Kairo