(RIAUPOS.CO) – Claresta Taufan mendapatkan kesempatan untuk bermain dalam film Badarawuhi di Desa Penari. Ia berperan sebagai Ratih yang merupakan seorang penari.
Namun siapa sangka jika Claresta Taufan dulunya merupakan atlet karate. Ia pernah tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON).
Wanita berusia 27 tahun itu menggeluti karakter sejak umur 9 tahun hingga tampil di PON pada 2016. Namun ketika berusia 20 tahun, Claresta Taufan memilih jalan karier menjadi presenter olahraga di salah satu stasiun televisi.
“Jadi aku tuh sudah mulai bertanding di umur 9 tahun, sampai aku kuliah di semester 4 itu di umur 20 tahun itu aku PON 2016. Dan waktu itu aku harus memilih antara tanding karate atau lulus kuliah, waktu itu aku ambil arsitektur. Di saat itu aku harus memilih dan di saat itu aku sudah menjadi host olahraga di salah satu stasiun televisi swasta,” kata Claresta.
Adapun alasan mengapa ia memutuskan berhenti menjadi atlet karate yakni Claresta Taufan merasa sudah cukup. Dirinya ingin coba mengeksplorasi bakat lain yang dimiliki. “Nah, jadi aku rasa untuk aku fokus di keatletan, di tim nasional Indonesia itu sudah cukup, maksudnya untuk berkarate di Indonesia. Sekarang aku mau mencoba sesuatu yang baru yaitu di akting,” tutur Claresta.
Setelah menjadi presenter, Claresta Taufan mencoba peruntungan di dunia seni peran. Dia akhirnya menemukan banyak hal di situ.
“Aku menjadi host dulu sempat 2 tahun menjadi sportcaster, 2 tahun jadi host adventure di Jejak Petualang, nah di situlah ketika aku mulai setelah aku mulai keaktoran dan ternyata keaktoran beyond my expectation, banyak banget keseruan, banyak banget yang aku pelajari,” terang Claresta Taufan.(int/eca)
(RIAUPOS.CO) – Claresta Taufan mendapatkan kesempatan untuk bermain dalam film Badarawuhi di Desa Penari. Ia berperan sebagai Ratih yang merupakan seorang penari.
Namun siapa sangka jika Claresta Taufan dulunya merupakan atlet karate. Ia pernah tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON).
- Advertisement -
Wanita berusia 27 tahun itu menggeluti karakter sejak umur 9 tahun hingga tampil di PON pada 2016. Namun ketika berusia 20 tahun, Claresta Taufan memilih jalan karier menjadi presenter olahraga di salah satu stasiun televisi.
“Jadi aku tuh sudah mulai bertanding di umur 9 tahun, sampai aku kuliah di semester 4 itu di umur 20 tahun itu aku PON 2016. Dan waktu itu aku harus memilih antara tanding karate atau lulus kuliah, waktu itu aku ambil arsitektur. Di saat itu aku harus memilih dan di saat itu aku sudah menjadi host olahraga di salah satu stasiun televisi swasta,” kata Claresta.
- Advertisement -
Adapun alasan mengapa ia memutuskan berhenti menjadi atlet karate yakni Claresta Taufan merasa sudah cukup. Dirinya ingin coba mengeksplorasi bakat lain yang dimiliki. “Nah, jadi aku rasa untuk aku fokus di keatletan, di tim nasional Indonesia itu sudah cukup, maksudnya untuk berkarate di Indonesia. Sekarang aku mau mencoba sesuatu yang baru yaitu di akting,” tutur Claresta.
Setelah menjadi presenter, Claresta Taufan mencoba peruntungan di dunia seni peran. Dia akhirnya menemukan banyak hal di situ.
“Aku menjadi host dulu sempat 2 tahun menjadi sportcaster, 2 tahun jadi host adventure di Jejak Petualang, nah di situlah ketika aku mulai setelah aku mulai keaktoran dan ternyata keaktoran beyond my expectation, banyak banget keseruan, banyak banget yang aku pelajari,” terang Claresta Taufan.(int/eca)