JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua Komite Tetap Promosi Produk UKM Kadin Jatim Odi Anindito menyatakan, berbagai sektor bisnis, termasuk para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), harus mau berubah jika tidak mau kalah. Berinovasi sambil menyelaraskan aktivitas produksi dengan protokol kesehatan Covid-19 harus terus dilakukan.
Anjuran stay at home belum akan diubah. Bahkan, pada masa kenormalan baru nanti, imbauan itu akan tetap menjadi yang paling sering didengungkan.
Karena itu, pelaku usaha harus mengubah pola bisnis. Misalnya kedai kopi. Kini mereka mulai memodifikasi produk agar bisa tetap berjualan meski pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku di mana-mana.
"Ada yang jual kemasan satu liter agar bisa diminum bersama sekeluarga di rumah. Selain itu, varian produk harus mengedepankan protokol kesehatan karena konsumen sangat sensitif terhadap isu kesehatan," terang Odi.
Owner Nordic Coffee Christian Widjaja Hartono juga mengatakan bahwa penjualannya anjlok sampai 80 persen karena pandemi. Demi mempertahankan branding, kini dia rutin membagikan tip dan trik dunia perkopian lewat Instagram.
"Kami juga mulai menjalankan divisi katering," katanya.
Sementara Tom Liwafa juga berpesan kepada para pelaku usaha agar lebih peka. Terutama, peka menangkap tren yang akan datang. Sebab, selera pasar berubah gara-gara pandemi.
Perilaku konsumen pun menjadi tidak sama lagi. Mereka menjadi lebih peduli kesehatan dan kebersihan. "Mereka harus bisa membaca tren agar bisa survive," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua Komite Tetap Promosi Produk UKM Kadin Jatim Odi Anindito menyatakan, berbagai sektor bisnis, termasuk para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), harus mau berubah jika tidak mau kalah. Berinovasi sambil menyelaraskan aktivitas produksi dengan protokol kesehatan Covid-19 harus terus dilakukan.
Anjuran stay at home belum akan diubah. Bahkan, pada masa kenormalan baru nanti, imbauan itu akan tetap menjadi yang paling sering didengungkan.
- Advertisement -
Karena itu, pelaku usaha harus mengubah pola bisnis. Misalnya kedai kopi. Kini mereka mulai memodifikasi produk agar bisa tetap berjualan meski pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku di mana-mana.
"Ada yang jual kemasan satu liter agar bisa diminum bersama sekeluarga di rumah. Selain itu, varian produk harus mengedepankan protokol kesehatan karena konsumen sangat sensitif terhadap isu kesehatan," terang Odi.
- Advertisement -
Owner Nordic Coffee Christian Widjaja Hartono juga mengatakan bahwa penjualannya anjlok sampai 80 persen karena pandemi. Demi mempertahankan branding, kini dia rutin membagikan tip dan trik dunia perkopian lewat Instagram.
"Kami juga mulai menjalankan divisi katering," katanya.
Sementara Tom Liwafa juga berpesan kepada para pelaku usaha agar lebih peka. Terutama, peka menangkap tren yang akan datang. Sebab, selera pasar berubah gara-gara pandemi.
Perilaku konsumen pun menjadi tidak sama lagi. Mereka menjadi lebih peduli kesehatan dan kebersihan. "Mereka harus bisa membaca tren agar bisa survive," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi