Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Prospek Ekonomi Digital Indonesia Cerah 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ekonomi digital terus berakselerasi. Jumlah penggunanya terus bertambah. Demikian juga nilai transaksinya. Pandemi Covid-19 ikut menjadi katalisator karena teknologi menawarkan kemudahan saat mobilitas masyarakat dibatasi. Asia Tenggara digadang-gadang sebagai lokasi ideal tumbuh suburnya ekonomi digital tahun ini.

Laporan e-Conomy SEA yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company  menunjukkan bahwa jumlah start-up unicorn di Asia Tenggara menjadi 12. Tahun lalu jumlahnya 11. Dalam laporan itu juga disebutkan, ekonomi digital Indonesia tumbuh 11 persen di tengah pandemi. Pertumbuhan tersebut didorong naiknya pengguna dan nilai transaksi digital, yakni 37 persen.

Tak ingin ketinggalan momentum itu, Indonesia pun mendorong pertumbuhan start-up baru. Mereka diyakini mampu mengerek industri lain di berbagai sektor. Khususnya sektor industri kecil menengah (IKM). 

Baca Juga:  PLN Teratas di Asia Tenggara dan Asia Selatan

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, mengedukasi para pelaku IKM tentang teknologi yang adaptable adalah tantangan bagi start-up Indonesia. "Hal ini harus diwujudkan bersama. Sebab, ada 4,2 juta IKM Indonesia yang perlu didorong untuk berevolusi menuju digitalisasi," ujarnya, Senin (21/12).

Karena itulah, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan program Startup4industry. Program itu adalah stimulan untuk melahirkan ekosistem solusi teknologi yang menjembatani kebutuhan industri dan masyarakat dengan tech provider Indonesia. "Ini akan menjadi pembuktian bagi para start-up terpilih untuk berkarya dan berdampak lebih luas lagi," terang Agus.

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengatakan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sedang bergerak ke arah digital. Menurut dia, 92 persen UMKM telah melakukan transformasi digital. Mereka juga mengakui bahwa start-up, khususnya e-commerce, membantu mereka mengatasi tantangan selama pandemi ini. 

Baca Juga:  Nasi Bebek Peking Diskon 30 Persen di Novotel

Sebanyak 94 persen UMKM melihat adanya peningkatan penjualan. Itu disebabkan mereka berpartisipasi dalam promo-promo yang diadakan e-commerce. "Dengan arah kebijakan dan pelaksanaan yang tepat, e-commerce memegang peran penting dalam mendorong pelaku UMKM untuk berkembang bersama. Menurut kami, e-commerce dan pelaku UMKM merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan," ujar Bima.(agf/c6/hep/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ekonomi digital terus berakselerasi. Jumlah penggunanya terus bertambah. Demikian juga nilai transaksinya. Pandemi Covid-19 ikut menjadi katalisator karena teknologi menawarkan kemudahan saat mobilitas masyarakat dibatasi. Asia Tenggara digadang-gadang sebagai lokasi ideal tumbuh suburnya ekonomi digital tahun ini.

Laporan e-Conomy SEA yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company  menunjukkan bahwa jumlah start-up unicorn di Asia Tenggara menjadi 12. Tahun lalu jumlahnya 11. Dalam laporan itu juga disebutkan, ekonomi digital Indonesia tumbuh 11 persen di tengah pandemi. Pertumbuhan tersebut didorong naiknya pengguna dan nilai transaksi digital, yakni 37 persen.

- Advertisement -

Tak ingin ketinggalan momentum itu, Indonesia pun mendorong pertumbuhan start-up baru. Mereka diyakini mampu mengerek industri lain di berbagai sektor. Khususnya sektor industri kecil menengah (IKM). 

Baca Juga:  Bank Bukopin Berikan Technical Assistance ke Bank Banten

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, mengedukasi para pelaku IKM tentang teknologi yang adaptable adalah tantangan bagi start-up Indonesia. "Hal ini harus diwujudkan bersama. Sebab, ada 4,2 juta IKM Indonesia yang perlu didorong untuk berevolusi menuju digitalisasi," ujarnya, Senin (21/12).

- Advertisement -

Karena itulah, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan program Startup4industry. Program itu adalah stimulan untuk melahirkan ekosistem solusi teknologi yang menjembatani kebutuhan industri dan masyarakat dengan tech provider Indonesia. "Ini akan menjadi pembuktian bagi para start-up terpilih untuk berkarya dan berdampak lebih luas lagi," terang Agus.

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengatakan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sedang bergerak ke arah digital. Menurut dia, 92 persen UMKM telah melakukan transformasi digital. Mereka juga mengakui bahwa start-up, khususnya e-commerce, membantu mereka mengatasi tantangan selama pandemi ini. 

Baca Juga:  Ada yang Baru, Meterai Lama Masih Berlaku

Sebanyak 94 persen UMKM melihat adanya peningkatan penjualan. Itu disebabkan mereka berpartisipasi dalam promo-promo yang diadakan e-commerce. "Dengan arah kebijakan dan pelaksanaan yang tepat, e-commerce memegang peran penting dalam mendorong pelaku UMKM untuk berkembang bersama. Menurut kami, e-commerce dan pelaku UMKM merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan," ujar Bima.(agf/c6/hep/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari