(RIAUPOS.CO) — Ekonomi kreatif digadang-gadang bisa menjawab persoalan ekonomi masyarakat Indonesia. Terdapat dua permasalahan besar yang harus diselesaikan baik oleh pemerintah mau pun masyarakatnya sendiri.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Subdit Edukasi Ekonomi Kreatif untuk Publik Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia Dr Mohammad Amin MSn MA, kemarin. Dua masalah tersebut adalah kesenjangan ekonomi dan bonus demografi, di mana 60 persen masyarakat Indonesia berada pada usia produktif.
Amin menjelaskan banyaknya usia produktif, jika tidak diimbangi dengan usaha ekonomi akan menimbulkan masalah pelik seperti pengangguran. ‘’Banyaknya usia produktif ini salah-salah bisa memunculkan banyak pengangguran,’’ kata Amin, Selasa (16/7).
Amin melihat ada potensi tersembunyi dan terkubur di tengah-tengah masyarakat.
Potensi tersebut adalah perempuan. Menurutnya, banyak perempuan yang memiliki kecenderungan untuk tinggal di rumah mengurus suami dan anak usai menikah, meskipun telah berpendidikan tinggi.
‘’Kita melihat potensi silent power. Yaitu ibu-ibu,’’ ungkapnya.
Selain itu, Amin menilai jika berhasil membuat para perempuan terutama ibu-ibu untuk terjun di ekonomi kreatif, akan memberikan dampak besar bagi perekonomian terutama bagi keluarga.
Untuk itu Bekraf menyasar ibu rumah tangga (IRT) sebagai silent majority.
Dengan turut terjun dalam ekonomi kreatif, ibu rumah tangga bisa membantu perekonomian keluarga dari dalam rumah.
‘’Kita kasih sedikit saja mereka bergerak. Ibu-ibu bisa bekerja domestic area alias di rumahnya, tapi ekonomi dilakukan menggunakan public area dengan cara digital,’’ pungkas Amin.(*2/rnl)
Laporan Marrio Kisaz, Kota