Sebagian besar masyarakat Desa Sepahat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan bertumpu pada sektor perkebunan kelapa sawit dan karet serta sebagian kecil dari sektor perikanan. Desa Sepahat, Kabupaten Bengkalis, pada 2018 memiliki jumlah penduduk sekitar 1.634 jiwa yang terbagi dalam 418 kepala keluarga.
Luasnya perkebunan kelapa sawit masyarakat berbanding lurus dengan banyaknya limbah yang dihasilkan salah satunya pelepah kelapa sawit. Limbah ini sama sekali belum termanfaatkan oleh masyarakat sehingga membakar limbah menjadi satu-satunya cara dalam menanganinya.
Sejumlah dosen Universitas Riau yang dipimpin Prof Almasdi Syahza menggelar kegiatan pengabdian di desa tersebut. Tujuannya meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) melalui pelatihan pemanfaatan limbah kelapa sawit (pelepah dan lidi) menjadi produk yang bernilai ekonomis. Mekanisme pelaksanaan kegiatan tersebut dengan cara melakukan pendampingan kepada masyarakat khususnya ibu PKK secara berkala dan dilanjutkan dengan memberikan pelatihan untuk memaksimalkan potensi yang ada di Desa Sepahat.
Pelatihan tersebut juga diharapkan berdampak terhadap perubahan pendapatan peserta dan peningkatan perekonomian masyarakat.
Capaian hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Sepahat tahun pertama ini adalah keterampilan masyarakat Desa Sepahat yang pada awalnya tidak mengetahui cara membuat kerajinan tangan dari anyaman lidi kelapa sawit. Namun setelah program ini dilaksanakan, masyarakat Desa Sepahat mampu membuat anyaman lidi sawit dengan berbagai macam bentuk seperti piring, mangkok, tempat buah, dan sebagainya.
Terbentuknya satu kelompok pengrajin anyaman lidi sawit yang akan berfungsi sebagai wadah pengembangan produksi dan pemasaran anyaman lidi sawit di Desa Sepahat. Peningkatan kemampuan potensi masyarakat Desa Sepahat dalam hal manajemen pemasaran produk. Pemasaran hasil kerajinan anyaman lidi kelapa sawit melalui lapak PKK Desa Sepahat. Dampak dari pelatihan tersebut telah memberikan kontribusi pendapatan ibu-ibu PKK sekitar Rp 1.000.000-Rp1.500.000 per bulan.(zed)
Sebagian besar masyarakat Desa Sepahat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan bertumpu pada sektor perkebunan kelapa sawit dan karet serta sebagian kecil dari sektor perikanan. Desa Sepahat, Kabupaten Bengkalis, pada 2018 memiliki jumlah penduduk sekitar 1.634 jiwa yang terbagi dalam 418 kepala keluarga.
Luasnya perkebunan kelapa sawit masyarakat berbanding lurus dengan banyaknya limbah yang dihasilkan salah satunya pelepah kelapa sawit. Limbah ini sama sekali belum termanfaatkan oleh masyarakat sehingga membakar limbah menjadi satu-satunya cara dalam menanganinya.
- Advertisement -
Sejumlah dosen Universitas Riau yang dipimpin Prof Almasdi Syahza menggelar kegiatan pengabdian di desa tersebut. Tujuannya meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) melalui pelatihan pemanfaatan limbah kelapa sawit (pelepah dan lidi) menjadi produk yang bernilai ekonomis. Mekanisme pelaksanaan kegiatan tersebut dengan cara melakukan pendampingan kepada masyarakat khususnya ibu PKK secara berkala dan dilanjutkan dengan memberikan pelatihan untuk memaksimalkan potensi yang ada di Desa Sepahat.
Pelatihan tersebut juga diharapkan berdampak terhadap perubahan pendapatan peserta dan peningkatan perekonomian masyarakat.
- Advertisement -
Capaian hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Sepahat tahun pertama ini adalah keterampilan masyarakat Desa Sepahat yang pada awalnya tidak mengetahui cara membuat kerajinan tangan dari anyaman lidi kelapa sawit. Namun setelah program ini dilaksanakan, masyarakat Desa Sepahat mampu membuat anyaman lidi sawit dengan berbagai macam bentuk seperti piring, mangkok, tempat buah, dan sebagainya.
Terbentuknya satu kelompok pengrajin anyaman lidi sawit yang akan berfungsi sebagai wadah pengembangan produksi dan pemasaran anyaman lidi sawit di Desa Sepahat. Peningkatan kemampuan potensi masyarakat Desa Sepahat dalam hal manajemen pemasaran produk. Pemasaran hasil kerajinan anyaman lidi kelapa sawit melalui lapak PKK Desa Sepahat. Dampak dari pelatihan tersebut telah memberikan kontribusi pendapatan ibu-ibu PKK sekitar Rp 1.000.000-Rp1.500.000 per bulan.(zed)