Sabtu, 23 November 2024
spot_img

BKKBN Bentuk 10 Ribu Tim Pendamping Keluarga

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam rangka  percepatan penurunan stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berjumlah 10.674 orang dan tersebar di seluruh kabupaten/kota di Riau.

 

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Riau Mardalena Wati Yulia pada kegiatan audiensi Wakil Gubernur Riau bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), di kediaman Wakil Gubernur Riau, Senin (18/7).

"10 ribu orang ini sudah kita bekali. Akhir 2021 dan Juni ini sudah selesai semua orientasinya. Mengenai apa tugas mereka," ujarnya.

Adapun TPK terdiri dari kader TP PKK, kader KB, dan bidan desa yang di SK-kan kepala desa/lurah setempat. Namun jika di desa tersebut tidak terdapat bidan, maka dapat diambil bidan dari desa terdekat yang juga tergabung dalam TPK. "TPK ini akan mendampingi keluarga  yang berisiko stunting," ucap Mardalena.

Baca Juga:  Jalan Banyak Rusak, Minta Dishub Awasi Kendaraan Melebihi Tonase 

Selain itu, BKKBN juga telah membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melalui anggaran BKKBN, yang fungsinya sebagai konsultasi, koordinasi dan pengutan penyediaan data.

"Dalam hal ini membantu pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota. Satgas ini diketuai Pak Rozi, ada dua orang manager bidang data dan program, seorang staf kantor dan 11 technical assistant," jelasnya.

Selain itu, BKKBN juga membentuk tim audit di 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau yang melibatkan dokter anak, dokter obgyn, ahli gizi, dan psikolog.

"Kemarin terpilih salah satunya sebagai praktik baik yang sudah dilaksanakan sesuai mekanismenya adalah Kabupaten Indragiri Hulu," ucapnya.

Adapula program asupan anak stunting, dimana selama enam bulan anak tersebut diberikan tambahan makanan yang bergizi.

Baca Juga:  Hoaks soal Danrem, Tokoh Riau Ini Minta Diproses Hukum dan Sanksi Adat

"Kita dapat dari Pertamina Hulu Rokan sebanyak 100 paket selama enam bulan. Untuk 100 orang anak stunting," tutupnya.

Untuk itu, Wagubri, Edy Natar Nasution megapresiasi hal ini. Wagubri menekankan untuk TPK, selain menjalankan tugas dan perannya, juga perlu memperhatikan cara berkomunikasi dan penyampaiannya kepada masyarakat.

"Jadi TPK ini terbentuk. Penting untuk dia tahu apa yang harus dia lakukan, sehingga dia tahu kapan dan dimana dia harus berbuat. Mudah-mudahan ini bisa dilakukan dengan baik," harap Wagubri.(eca)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam rangka  percepatan penurunan stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berjumlah 10.674 orang dan tersebar di seluruh kabupaten/kota di Riau.

 

- Advertisement -

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Riau Mardalena Wati Yulia pada kegiatan audiensi Wakil Gubernur Riau bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), di kediaman Wakil Gubernur Riau, Senin (18/7).

"10 ribu orang ini sudah kita bekali. Akhir 2021 dan Juni ini sudah selesai semua orientasinya. Mengenai apa tugas mereka," ujarnya.

- Advertisement -

Adapun TPK terdiri dari kader TP PKK, kader KB, dan bidan desa yang di SK-kan kepala desa/lurah setempat. Namun jika di desa tersebut tidak terdapat bidan, maka dapat diambil bidan dari desa terdekat yang juga tergabung dalam TPK. "TPK ini akan mendampingi keluarga  yang berisiko stunting," ucap Mardalena.

Baca Juga:  GM PLN Regional Riau Audiensi ke Kapolda Riau

Selain itu, BKKBN juga telah membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melalui anggaran BKKBN, yang fungsinya sebagai konsultasi, koordinasi dan pengutan penyediaan data.

"Dalam hal ini membantu pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota. Satgas ini diketuai Pak Rozi, ada dua orang manager bidang data dan program, seorang staf kantor dan 11 technical assistant," jelasnya.

Selain itu, BKKBN juga membentuk tim audit di 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau yang melibatkan dokter anak, dokter obgyn, ahli gizi, dan psikolog.

"Kemarin terpilih salah satunya sebagai praktik baik yang sudah dilaksanakan sesuai mekanismenya adalah Kabupaten Indragiri Hulu," ucapnya.

Adapula program asupan anak stunting, dimana selama enam bulan anak tersebut diberikan tambahan makanan yang bergizi.

Baca Juga:  Hoaks soal Danrem, Tokoh Riau Ini Minta Diproses Hukum dan Sanksi Adat

"Kita dapat dari Pertamina Hulu Rokan sebanyak 100 paket selama enam bulan. Untuk 100 orang anak stunting," tutupnya.

Untuk itu, Wagubri, Edy Natar Nasution megapresiasi hal ini. Wagubri menekankan untuk TPK, selain menjalankan tugas dan perannya, juga perlu memperhatikan cara berkomunikasi dan penyampaiannya kepada masyarakat.

"Jadi TPK ini terbentuk. Penting untuk dia tahu apa yang harus dia lakukan, sehingga dia tahu kapan dan dimana dia harus berbuat. Mudah-mudahan ini bisa dilakukan dengan baik," harap Wagubri.(eca)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari