Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Syiar Perdamaian di Momen Haji Akbar

JAKARTA DAN PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Di tengah cuaca panas menembus 40 derajat Celsius, jutaan umat muslim dari penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah, Jumat (8/7). Itulah wukuf yang ditunggu para jemaah haji dari luar Arab Saudi setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19.

Sebelumnya, akibat gempuran pandemi, Pemerintah Saudi hanya membuka ibadah haji secara terbatas. Yakni, untuk masyarakat lokal dan warga asing (ekspatriat) yang sudah tinggal di Saudi. Pada 2020, kuotanya hanya seribu jemaah dan tahun berikutnya sebanyak 60 ribu jemaah.

Tahun ini pun kuota haji belum sepenuhnya normal. Pihak Saudi hanya memberikan total kuota satu juta jemaah. Pada kondisi normal, jumlah jemaah bisa mencapai 2,5 juta orang.

Jemaah Indonesia yang menempati maktab 1–44 mengikuti dengan khusyuk rangkaian kegiatan wukuf di tenda masing-masing. Di tenda Misi Haji Indonesia, Habib Hilal Al Aidid yang mewakili menteri agama sebagai amirulhajj menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Saudi yang telah menyambut dan melayani jemaah haji.

Sementara itu, khatib wukuf Muhammad Mukri Wiryosumarto dalam khotbahnya menyatakan, kesempatan berhaji tahun ini menjadi istimewa bagi para jemaah. Sebab, pelaksanaan wukuf jatuh pada Jumat.

"Kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menjadi bagian dari sejarah yang jarang terjadi, yakni haji akbar," katanya. "Ini merupakan bagian nikmat dari nikmat-nikmat Allah lainnya yang tidak bisa kita hitung satu per satu," lanjut anggota amirul hajj tersebut.

Baca Juga:  Buat Terowongan di Penjara, Gantung Diri di Hutan

Haji akbar, lanjut Mukri, memang spesial serta memiliki kelebihan dan keistimewaan jika dibandingkan dengan musim-musim haji lainnya. Pada momen itu, dia mengajak para jemaah merenungkan perjalanan kehidupan sekaligus mengambil pelajaran sebagai modal menghadapi masa depan.

Rektor UIN Raden Intan Lampung itu juga mengingatkan untuk mengedepankan diskusi dengan kepala dingin dalam menyelesaikan berbagai masalah demi mewujudkan kemaslahatan bersama. Juga menyadari adanya perbedaan.

"Semua itu dilakukan untuk saling mengenal, menjalin komunikasi sehingga terbangun harmoni di tengah kehidupan. Terlebih di negara kita Indonesia yang sangat bineka dalam  kebudayaan dan agama, perlu untuk dirawat sehingga senantiasa damai dan rukun," tuturnya.

Selain itu, moderasi beragama, menurut dia, harus terus disyiarkan ke seluruh penjuru dunia. "Dari Padang Arafah, mari kita ketuk pintu langit, memohon senantiasa turun rahmat ke muka bumi. Semoga perdamaian dunia bukan hanya mimpi dan toleransi serta saling menghargai selalu bersemi," tuturnya.

Sementara itu, para jemaah haji asal Provinsi Riau, per hari Jumat (8/7) seluruhnya sudah berada di Arafah. JCH langsung menempati tenda-tenda yang sudah disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Dr Mahyudin mengatakan, berdasarkan laporan dari masing-masing ketua kloter, kondisi jemaah haji Riau dalam keadaan sehat dan baik. Mengenakan pakaian ihram, sesampainya di tenda Arafah, jemaah haji memulai kegiatan dengan amalan-amalan yang disampaikan ketika pelaksanaan manasik haji.

Baca Juga:  Cemburu, Tukang Pangkas Cekik Anak Kekasih hingga Tewas

"Alhamdulillah, jemaah sudah berada di Arafah dalam kondisi baik. Hanya enam orang jemaah yang dilakukan safari wukufnya karena sakit," katanya, Jumat (8/7).

Lebih lanjut dikatakannya, para jemaah juga sudah memulai amalan-amalan wajib dan sunah selama berada di Arafah. Apalagi sebaik-baik doa adalah doa pada Hari Arafah. "Jadi kami imbau kepada para jemaah untuk memperbanyak berdoa, mintalah segala keinginan karena Hari Arafah sebaik-baik waktu untuk bermunajat kepada Allah SWT," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Kloter 6 BTH asal Riau Fahmi Wahyudi mengatakan, untuk mengoptimalkan kegiatan di Padang Arafah, pihaknya melaksanakan qiamullail, Salat Tahajud dan Witir berjemaah. dilanjutkan dengan muhasabah.

"Kegiatan yang diikuti jemaah asal Pekanbaru tersebut dipimpin oleh Imam Masjid Agung Arrahman Kota Pekanbaru Ustaz Saifullah. Dengan terharu dan berurai air mata, jemaah haji mengikuti kegiatan tersebut penuh penghayatan dan berharap keridaan Allah SWT," sebutnya.

Dalam muhasabah, para jemaah diajak untuk mengingat akan dosa-dosa yang tak terhitung banyaknya, dan memohon ampunan Allah SWT terhadap dosa diri, dosa ibu bapak, dosa istri, anak -anak, serta memohon kepada Allah SWT agar menjadi haji mabrur-mabrurah. "Kegiatan malam di Arafah, disempurnakan dengan melaksanakan Salat Subuh berjemaah dan tausiah ibadah haji," katanya.(das)
 

Laporan JPG dan SOLEH SAPUTRA, Jakarta dan Pekanbaru

JAKARTA DAN PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Di tengah cuaca panas menembus 40 derajat Celsius, jutaan umat muslim dari penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah, Jumat (8/7). Itulah wukuf yang ditunggu para jemaah haji dari luar Arab Saudi setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19.

Sebelumnya, akibat gempuran pandemi, Pemerintah Saudi hanya membuka ibadah haji secara terbatas. Yakni, untuk masyarakat lokal dan warga asing (ekspatriat) yang sudah tinggal di Saudi. Pada 2020, kuotanya hanya seribu jemaah dan tahun berikutnya sebanyak 60 ribu jemaah.

- Advertisement -

Tahun ini pun kuota haji belum sepenuhnya normal. Pihak Saudi hanya memberikan total kuota satu juta jemaah. Pada kondisi normal, jumlah jemaah bisa mencapai 2,5 juta orang.

Jemaah Indonesia yang menempati maktab 1–44 mengikuti dengan khusyuk rangkaian kegiatan wukuf di tenda masing-masing. Di tenda Misi Haji Indonesia, Habib Hilal Al Aidid yang mewakili menteri agama sebagai amirulhajj menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Saudi yang telah menyambut dan melayani jemaah haji.

- Advertisement -

Sementara itu, khatib wukuf Muhammad Mukri Wiryosumarto dalam khotbahnya menyatakan, kesempatan berhaji tahun ini menjadi istimewa bagi para jemaah. Sebab, pelaksanaan wukuf jatuh pada Jumat.

"Kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menjadi bagian dari sejarah yang jarang terjadi, yakni haji akbar," katanya. "Ini merupakan bagian nikmat dari nikmat-nikmat Allah lainnya yang tidak bisa kita hitung satu per satu," lanjut anggota amirul hajj tersebut.

Baca Juga:  Sikapi Program Kerja, KAHMI Rohil Gelar Rakerda Sekaligus Bukber

Haji akbar, lanjut Mukri, memang spesial serta memiliki kelebihan dan keistimewaan jika dibandingkan dengan musim-musim haji lainnya. Pada momen itu, dia mengajak para jemaah merenungkan perjalanan kehidupan sekaligus mengambil pelajaran sebagai modal menghadapi masa depan.

Rektor UIN Raden Intan Lampung itu juga mengingatkan untuk mengedepankan diskusi dengan kepala dingin dalam menyelesaikan berbagai masalah demi mewujudkan kemaslahatan bersama. Juga menyadari adanya perbedaan.

"Semua itu dilakukan untuk saling mengenal, menjalin komunikasi sehingga terbangun harmoni di tengah kehidupan. Terlebih di negara kita Indonesia yang sangat bineka dalam  kebudayaan dan agama, perlu untuk dirawat sehingga senantiasa damai dan rukun," tuturnya.

Selain itu, moderasi beragama, menurut dia, harus terus disyiarkan ke seluruh penjuru dunia. "Dari Padang Arafah, mari kita ketuk pintu langit, memohon senantiasa turun rahmat ke muka bumi. Semoga perdamaian dunia bukan hanya mimpi dan toleransi serta saling menghargai selalu bersemi," tuturnya.

Sementara itu, para jemaah haji asal Provinsi Riau, per hari Jumat (8/7) seluruhnya sudah berada di Arafah. JCH langsung menempati tenda-tenda yang sudah disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Dr Mahyudin mengatakan, berdasarkan laporan dari masing-masing ketua kloter, kondisi jemaah haji Riau dalam keadaan sehat dan baik. Mengenakan pakaian ihram, sesampainya di tenda Arafah, jemaah haji memulai kegiatan dengan amalan-amalan yang disampaikan ketika pelaksanaan manasik haji.

Baca Juga:  Buat Terowongan di Penjara, Gantung Diri di Hutan

"Alhamdulillah, jemaah sudah berada di Arafah dalam kondisi baik. Hanya enam orang jemaah yang dilakukan safari wukufnya karena sakit," katanya, Jumat (8/7).

Lebih lanjut dikatakannya, para jemaah juga sudah memulai amalan-amalan wajib dan sunah selama berada di Arafah. Apalagi sebaik-baik doa adalah doa pada Hari Arafah. "Jadi kami imbau kepada para jemaah untuk memperbanyak berdoa, mintalah segala keinginan karena Hari Arafah sebaik-baik waktu untuk bermunajat kepada Allah SWT," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Kloter 6 BTH asal Riau Fahmi Wahyudi mengatakan, untuk mengoptimalkan kegiatan di Padang Arafah, pihaknya melaksanakan qiamullail, Salat Tahajud dan Witir berjemaah. dilanjutkan dengan muhasabah.

"Kegiatan yang diikuti jemaah asal Pekanbaru tersebut dipimpin oleh Imam Masjid Agung Arrahman Kota Pekanbaru Ustaz Saifullah. Dengan terharu dan berurai air mata, jemaah haji mengikuti kegiatan tersebut penuh penghayatan dan berharap keridaan Allah SWT," sebutnya.

Dalam muhasabah, para jemaah diajak untuk mengingat akan dosa-dosa yang tak terhitung banyaknya, dan memohon ampunan Allah SWT terhadap dosa diri, dosa ibu bapak, dosa istri, anak -anak, serta memohon kepada Allah SWT agar menjadi haji mabrur-mabrurah. "Kegiatan malam di Arafah, disempurnakan dengan melaksanakan Salat Subuh berjemaah dan tausiah ibadah haji," katanya.(das)
 

Laporan JPG dan SOLEH SAPUTRA, Jakarta dan Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari