Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Diduga Ditabrak Kapal Kargo, 1 Nelayan Kecamatan Bantan Tewas ​​​​​​​

BENGKALIS (RIAUPOS.CO)  –  Nasib nahas menimpa tiga nelayan asal Dusul Teluk Pesisir Desa Teluk Papal, Kecamatan Bantan, Bengkalis. Pasalnya saat terlelap tidur usai melempar jaring ke laut, pompong mereka ditabrak kapal tangker di perairan Selat Malaka. Tepatnya di perairan Desa Muntai Barat, Senin (13/6/2022) sekitar pukul 05.30 WIB.

Dari informasi yang berhasil dirangkum di lapangan, ketiga nelayan nahas tersebut bernama Herman alias Suing (50) (meninggal dunia),  Asman (48), dan Nazri (41). Ketiganya warga RT 02/RW10 Dusun Teluk Pesisir, Desa Teluk Papal.

Ketiganya meninggalkan rumahnya untuk menjaring ikan sejak Sabtu (11/6/2022). Setelah dua hari berada di laut dan pada subuh nahas itu ketiganya sempat kelelahan setelah melepaskan jaring ke laut.

"Setelah melemparkan jaringnya ke laut, mungkin karena kelelahan dan mereka bertiga tertidur di dalam pompong," ujar Abu Samah, salah seorang warga Dusun Teluk Ondan, Desa Teluk Papal usai ikut mengebumikan korban kecelakaan laut.

Abu Samah yang juga tokoh masyarakat setempat menyebutkan, dari keterangan dua nelayan yang selamat, waktu kejadian itu mereka tertidur dan itu keadaan masih subuh, agak gelap. Sehingga mereka tidak melihat dengan jelas kapal yang menabrak pompong mereka tersebut.

"Soalnya setelah menabrak pompong nelayan, kapal besar itu langsung kabur dan tidak menyelamatkan korban," ujarnya.

Sedangkan cerita dari Asman dan Nasri, dua kakak beradik yang selamat itu menyebutkan, waktu kapalnya sudah pecah, Asman sempat melihat  Herman minta tolong dan dirinya sempat mencari puing kapal termasuk tong es dan juga bagian tengah kapal untuk menyelamatkan diri.

"Pada saat kami berada di atas puing-puing kapal yang sudah hancur melihat Herman sudah tidak bernyawa, karena pada saat kejadian dia yang mengalami luka cukup parah dan kaki kirinya nyaris putus," ujar Asman.

Dikisahkan Asman,  pada waktu kejadian Herman memang tertidur di bagian dek kapal atau tempat mesin. Sedangkan dia dan adiknya berada di luar dek kapal. Sehingga pada saat kejadian dan tersadar kapalnya ditabrak kapal kargo, keduanya langsung menyelamatkan diri dengan terjun ke laut.

Baca Juga:  Edarkan Ratusan Butir Ekstasi, Oknum Honorer Bengkalis Dibekuk Polisi

Sedangkan Herman, kata Asman tak sempat menyelamatkan diri. karena sudah terjebak di dalam ruang dekat mesin kapal, sehingga pada saat kejadian, berkemungkinan korban terjepit puing-puing kapalnya yang sudah hancur.

Sementara itu  Kepala Desa Muntai Barat, M Nurin mengatakan, dari informasi kecelakaan laut diterimanya dari salah satu nelayan Muntai, Senin (13/6/2022)).

"Sekitar pukul 08.18 WIB satu di antara nelayan kami bernama Efendi menyampaikan informasi ini. Subuh tadi terjadi kecelakaan di perairan kita, kapal nelayan ditabrak kapal tanker, tiga nelayan menjadi korban," ungkapnya.

Dua dari tiga korban tersebut, kata Nurin, selamat dan satu meninggal dunia. Nelayan tersebut diketahui merupakan warga Teluk Ondan Desa Teluk Papal Kecamatan Bantan.

"Tiga korban ini ditolong oleh nelayan Pambang Pesisir bersama nelayan Muntai. Saat itu mereka sedang menjaring di sekitaran lokasi," terangnya.

Ketiganya kemudian dievakuasi nelayan setempat melalui jembatan di Kuala Muntai. Warga setempat tidak mengenal korban kecelakaan laut ini karena bukan warga sekitar.

"Sekitar pukul 10.00 WIB mayat korban yang meninggal akibat kecelakaan laut ini dievakuasi ke darat kemudian dibawa dengan menggunakan ambulans jyang disaksikan dua rekannya yang selamat," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dusun Teluk Pesisir Desa Teluk Papal, Suhelmi usai memakamkan satu warganya yang  tewas, pihaknya merasa prihatin dengan peristiwa nahas yang menimpa ketiga warganya.

"Kami prihatin, ada 3 warga kami yang ditabrak kapal berbobot besar. Satu orang dinyatakan meninggal dunia dan dua orang ditanyatakan selamat. Yang meninggal sorenya (Senin) langsung dimakamkan oleh keluarga dan masyarakat," ujarnya.

Ia mengharapkan, kasus seperti ini tidak terulang kembali. Apalagi dari informasi kedua nelayan yang selamat, mereka menjaring ikan masih di zona milik nelayan pencari ikan.

Sedangkan Abu Samah yang juga hidupnya bergantung sebagai nelayan pencari ikan di perairan Selat Malaka sudah berulang kali kasus seperti itu dialami nelayan. Tapi baru kali ini kapal nelayan ditabrak kapal besar.

Baca Juga:  General Manager PKS PT SIPP Ditahan Gakkum KLHK RI

"Kami mengharapkan pihak kepolisian dari Polair Polres Bengkalis mengusut tuntas kasus ini. Karena ini nyawa manusia dan tidak boleh terulang lagi," ujarnya.

Ia menyebutkan, para nelayan yang menjaring ikan masih berada di zona nelayan atau sekitar 6 mil dari bibir pantai. Apalagi di daerah tersebut sangat dekat dengan Pos Angkatan Laut (Posal) di Desa Muntai Barat.

Seharusnya, kata Abu Samah, kecelakaan itu tidak boleh terjadi, jika kapal kargo ini tidak berlayar terlalu ke tepi atau di zona nelayan penangkap ikan.

Apalagi, kata Abu Samah, dari informasi yang didapat dari dua nelayan yang selamat, ada dua kapal berbobot besar bermuatan CPO dari Dumai dan 1 kapal tangker inilah  yang ikut membantu menyelamatkan nelayan tersebut sampai nelayan lain juga ikut membantu membawa ke pinggir pantai.

"Artinya mereka tahu keberadaan nelayan dan kedua kapal ini mungkin satu perusahaan, karena tidak ada kapal lain yang melintas di perairan Selat Melaka subuh itu. Makanya dengan adanya pihak kapal tanker yang ikut menyelamatkan tentu data kapal yang menabrak nelayan ini sudah dikantongi pihak polisi," ujarnya.

Abu Samah mengharapkan, agar pihak polisi juga melihat radar yang ada di Posal Muntai tersebut. Ini gunanya untuk memastikan jalur kapal kargo ini benar atau tidak

Menurutnya, masyarakat nelayan tidak tahu ada korban lagi dan ini harus dituntaskan penyelidikannya oleh polisi.

Sementara itu, Kapolres Bengkalis AKBP Indra Wijatmiko melalui Kasat Polair Polres Bengkalis Iptu Hendri Yanto, membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut di lokasi.

"Ya, benar ada  kecelakaan tersebut. Kami masih di lokasi melakukan penyelidikan dan mengumpulkan datanya dan ada 1 nelayan yang meninggal dunia dan dua orang selamat," ujar Kasatpol Air, Iptu Hendri Yanto.

Laporan Abu Kasim, Bengkalis

Editor: Edwar Yaman

 

 

BENGKALIS (RIAUPOS.CO)  –  Nasib nahas menimpa tiga nelayan asal Dusul Teluk Pesisir Desa Teluk Papal, Kecamatan Bantan, Bengkalis. Pasalnya saat terlelap tidur usai melempar jaring ke laut, pompong mereka ditabrak kapal tangker di perairan Selat Malaka. Tepatnya di perairan Desa Muntai Barat, Senin (13/6/2022) sekitar pukul 05.30 WIB.

Dari informasi yang berhasil dirangkum di lapangan, ketiga nelayan nahas tersebut bernama Herman alias Suing (50) (meninggal dunia),  Asman (48), dan Nazri (41). Ketiganya warga RT 02/RW10 Dusun Teluk Pesisir, Desa Teluk Papal.

- Advertisement -

Ketiganya meninggalkan rumahnya untuk menjaring ikan sejak Sabtu (11/6/2022). Setelah dua hari berada di laut dan pada subuh nahas itu ketiganya sempat kelelahan setelah melepaskan jaring ke laut.

"Setelah melemparkan jaringnya ke laut, mungkin karena kelelahan dan mereka bertiga tertidur di dalam pompong," ujar Abu Samah, salah seorang warga Dusun Teluk Ondan, Desa Teluk Papal usai ikut mengebumikan korban kecelakaan laut.

- Advertisement -

Abu Samah yang juga tokoh masyarakat setempat menyebutkan, dari keterangan dua nelayan yang selamat, waktu kejadian itu mereka tertidur dan itu keadaan masih subuh, agak gelap. Sehingga mereka tidak melihat dengan jelas kapal yang menabrak pompong mereka tersebut.

"Soalnya setelah menabrak pompong nelayan, kapal besar itu langsung kabur dan tidak menyelamatkan korban," ujarnya.

Sedangkan cerita dari Asman dan Nasri, dua kakak beradik yang selamat itu menyebutkan, waktu kapalnya sudah pecah, Asman sempat melihat  Herman minta tolong dan dirinya sempat mencari puing kapal termasuk tong es dan juga bagian tengah kapal untuk menyelamatkan diri.

"Pada saat kami berada di atas puing-puing kapal yang sudah hancur melihat Herman sudah tidak bernyawa, karena pada saat kejadian dia yang mengalami luka cukup parah dan kaki kirinya nyaris putus," ujar Asman.

Dikisahkan Asman,  pada waktu kejadian Herman memang tertidur di bagian dek kapal atau tempat mesin. Sedangkan dia dan adiknya berada di luar dek kapal. Sehingga pada saat kejadian dan tersadar kapalnya ditabrak kapal kargo, keduanya langsung menyelamatkan diri dengan terjun ke laut.

Baca Juga:  Terapkan Program Desa Bermasa, Penghasilan Kades dan BPD di Bengkalis Akan Naik

Sedangkan Herman, kata Asman tak sempat menyelamatkan diri. karena sudah terjebak di dalam ruang dekat mesin kapal, sehingga pada saat kejadian, berkemungkinan korban terjepit puing-puing kapalnya yang sudah hancur.

Sementara itu  Kepala Desa Muntai Barat, M Nurin mengatakan, dari informasi kecelakaan laut diterimanya dari salah satu nelayan Muntai, Senin (13/6/2022)).

"Sekitar pukul 08.18 WIB satu di antara nelayan kami bernama Efendi menyampaikan informasi ini. Subuh tadi terjadi kecelakaan di perairan kita, kapal nelayan ditabrak kapal tanker, tiga nelayan menjadi korban," ungkapnya.

Dua dari tiga korban tersebut, kata Nurin, selamat dan satu meninggal dunia. Nelayan tersebut diketahui merupakan warga Teluk Ondan Desa Teluk Papal Kecamatan Bantan.

"Tiga korban ini ditolong oleh nelayan Pambang Pesisir bersama nelayan Muntai. Saat itu mereka sedang menjaring di sekitaran lokasi," terangnya.

Ketiganya kemudian dievakuasi nelayan setempat melalui jembatan di Kuala Muntai. Warga setempat tidak mengenal korban kecelakaan laut ini karena bukan warga sekitar.

"Sekitar pukul 10.00 WIB mayat korban yang meninggal akibat kecelakaan laut ini dievakuasi ke darat kemudian dibawa dengan menggunakan ambulans jyang disaksikan dua rekannya yang selamat," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dusun Teluk Pesisir Desa Teluk Papal, Suhelmi usai memakamkan satu warganya yang  tewas, pihaknya merasa prihatin dengan peristiwa nahas yang menimpa ketiga warganya.

"Kami prihatin, ada 3 warga kami yang ditabrak kapal berbobot besar. Satu orang dinyatakan meninggal dunia dan dua orang ditanyatakan selamat. Yang meninggal sorenya (Senin) langsung dimakamkan oleh keluarga dan masyarakat," ujarnya.

Ia mengharapkan, kasus seperti ini tidak terulang kembali. Apalagi dari informasi kedua nelayan yang selamat, mereka menjaring ikan masih di zona milik nelayan pencari ikan.

Sedangkan Abu Samah yang juga hidupnya bergantung sebagai nelayan pencari ikan di perairan Selat Malaka sudah berulang kali kasus seperti itu dialami nelayan. Tapi baru kali ini kapal nelayan ditabrak kapal besar.

Baca Juga:  Bupati Dukung Konversi BRK Jadi Syariah

"Kami mengharapkan pihak kepolisian dari Polair Polres Bengkalis mengusut tuntas kasus ini. Karena ini nyawa manusia dan tidak boleh terulang lagi," ujarnya.

Ia menyebutkan, para nelayan yang menjaring ikan masih berada di zona nelayan atau sekitar 6 mil dari bibir pantai. Apalagi di daerah tersebut sangat dekat dengan Pos Angkatan Laut (Posal) di Desa Muntai Barat.

Seharusnya, kata Abu Samah, kecelakaan itu tidak boleh terjadi, jika kapal kargo ini tidak berlayar terlalu ke tepi atau di zona nelayan penangkap ikan.

Apalagi, kata Abu Samah, dari informasi yang didapat dari dua nelayan yang selamat, ada dua kapal berbobot besar bermuatan CPO dari Dumai dan 1 kapal tangker inilah  yang ikut membantu menyelamatkan nelayan tersebut sampai nelayan lain juga ikut membantu membawa ke pinggir pantai.

"Artinya mereka tahu keberadaan nelayan dan kedua kapal ini mungkin satu perusahaan, karena tidak ada kapal lain yang melintas di perairan Selat Melaka subuh itu. Makanya dengan adanya pihak kapal tanker yang ikut menyelamatkan tentu data kapal yang menabrak nelayan ini sudah dikantongi pihak polisi," ujarnya.

Abu Samah mengharapkan, agar pihak polisi juga melihat radar yang ada di Posal Muntai tersebut. Ini gunanya untuk memastikan jalur kapal kargo ini benar atau tidak

Menurutnya, masyarakat nelayan tidak tahu ada korban lagi dan ini harus dituntaskan penyelidikannya oleh polisi.

Sementara itu, Kapolres Bengkalis AKBP Indra Wijatmiko melalui Kasat Polair Polres Bengkalis Iptu Hendri Yanto, membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut di lokasi.

"Ya, benar ada  kecelakaan tersebut. Kami masih di lokasi melakukan penyelidikan dan mengumpulkan datanya dan ada 1 nelayan yang meninggal dunia dan dua orang selamat," ujar Kasatpol Air, Iptu Hendri Yanto.

Laporan Abu Kasim, Bengkalis

Editor: Edwar Yaman

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari