WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) – Hampir setiap hari Amerika Serikat (AS) melaporkan penembakan brutal. Bahkan, totakl ada 233 penembakan massal di AS sejauh ini pada 2022 yang baru memasuki bulan keenam. Data tersebut berdasar arsip kekerasan senjata.
Terbaru, penembakan di parkiran Gereja Iowa yang mengakibatkan 3 orang tewas. Penyerang menembak dua perempuan sebelum bunuh diri. Insiden itu terjadi hanya beberapa saat setelah Presiden AS Joe Biden dalam pidatonya mendesak agar lebih banyak kontrol senjata di publik.
Pihak berwenang belum mengidentifikasi motif serangan itu, dan hubungan penyerang dengan para korban belum diketahui.
“Insiden penembak tunggal yang belum teridentifikasi,” kata Wakil Kepala Kantor Sheriff Story County Nicholas Lennie.
Paling keji adalah penembakan massal di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas. Sebanyak 19 anak tewas dan 2 orang guru juga menjadi korban. Kemudian serangan di sebuah toko kelontong di Buffalo, New York, yang mengakibatkan 10 orang tewas.
Sebelumnya, seorang pasien yang tidak puas dengan dokternya menembak 4 orang di sebuah rumah sakit Oklahoma sebelum bunuh diri. Insiden-insiden itu telah mendorong adanya pembaruan undang-undang federal mengatasi kekerasan senjata. Presiden AS Joe Biden geram dan menegaskan perlu ada tindakan sesegera mungkin.
“Sudah waktunya untuk bertindak,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.
“Untuk anak-anak kita yang hilang, untuk anak-anak yang bisa kita selamatkan, untuk bangsa yang kita cintai, mari bertemu saat ini. Sudah waktunya untuk bertindak,” tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman
WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) – Hampir setiap hari Amerika Serikat (AS) melaporkan penembakan brutal. Bahkan, totakl ada 233 penembakan massal di AS sejauh ini pada 2022 yang baru memasuki bulan keenam. Data tersebut berdasar arsip kekerasan senjata.
Terbaru, penembakan di parkiran Gereja Iowa yang mengakibatkan 3 orang tewas. Penyerang menembak dua perempuan sebelum bunuh diri. Insiden itu terjadi hanya beberapa saat setelah Presiden AS Joe Biden dalam pidatonya mendesak agar lebih banyak kontrol senjata di publik.
- Advertisement -
Pihak berwenang belum mengidentifikasi motif serangan itu, dan hubungan penyerang dengan para korban belum diketahui.
“Insiden penembak tunggal yang belum teridentifikasi,” kata Wakil Kepala Kantor Sheriff Story County Nicholas Lennie.
- Advertisement -
Paling keji adalah penembakan massal di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas. Sebanyak 19 anak tewas dan 2 orang guru juga menjadi korban. Kemudian serangan di sebuah toko kelontong di Buffalo, New York, yang mengakibatkan 10 orang tewas.
Sebelumnya, seorang pasien yang tidak puas dengan dokternya menembak 4 orang di sebuah rumah sakit Oklahoma sebelum bunuh diri. Insiden-insiden itu telah mendorong adanya pembaruan undang-undang federal mengatasi kekerasan senjata. Presiden AS Joe Biden geram dan menegaskan perlu ada tindakan sesegera mungkin.
“Sudah waktunya untuk bertindak,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.
“Untuk anak-anak kita yang hilang, untuk anak-anak yang bisa kita selamatkan, untuk bangsa yang kita cintai, mari bertemu saat ini. Sudah waktunya untuk bertindak,” tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman