Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Ajak Implementasikan Nilai-Nilai Keindonesiaan

JAKARTA (RIAUPOS.CO)- Nilai-nilai keindonesiaan harus dimplementasikan sebagai cara hidup. Karena berbekal hal itu, Indonesia mampu bangkit dari setiap krisis dan tantangan yang dihadapi. "Bicara tentang nilai-nilai baik dari bangsa ini, kita bisa gali kembali pikiran-pikiran besar para pendiri bangsa seperti yang tercetus pada peristiwa Kebangkitan Nasional 1908 dan Sumpah Pemuda 1928," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka focus group discussion yang digelar bersama MPR RI, Forum Diskusi Denpasar 12 di ruang Delegasi di gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (18/5).

Menurut Lestari, bangsa ini harus memahami apa yang akan dilakukan dan didalami terhadap nilai-nilai yang dimiliki. Apalagi, lanjutnya, Indonesia hari ini, tidak hanya berhadapan dengan tantangan infiltrasi ideologi tetapi juga berhadapan dengan nilai yang mereduksi kekayaan nilai pada sikap skeptis dan pesimistis.

Baca Juga:  Tanpa Amien Rais, PAN Bisa Lebih Moderat, Terbuka, dan Dinamis

Pakar Aliansi Kebangsaan, Yudi Latif menilai di tengah terjadinya banyak perubahan yang berdampak keterpurukan saat ini banyak alasan untuk bangkit. "Dari mana kita mulai untuk bangkit, dimulai dari pembangunan nilai-nilai yang kita miliki, seperti budi pekerti," ujarnya.

Budi pekerti, tambahnya, adalah perpaduan dari budi yang mengandung nilai budaya dan pekerti yang merupakan daya dan tenaga. Lewat perpaduan pengembangan kedua nilai itu kita bisa menuju kesejahteraan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh, Pendiri Sekolah Cikal, Najeela Shihab. Ia menilai ada miskonsepsi dalam menetapkan satu cita-cita, sehingga perlu sikap kritis dalam prosesnya agar mendapatkan pemahaman yang sama terhadap tujuan atau nilai-nilai yang ditetapkan bersama. Najeela juga berpendapat, penting untuk menetapkan kesuksesan kolektif, sehingga penetapan nilai-nilai tidak untuk anak tertentu saja, sehingga harus ada keteladanan kolektif.

Baca Juga:  Persiapan Debat Kandidat, Tiga KPUD Tinjau Riau Tv

"Transfer pengetahuan tentang nilai-nilai dalam konteks yang lebih luas menjadi bagian penting bagi sektor pendidikan," ujar Najeela.

Politisi Partai NasDem, Prof Bachtiar Aly berpendapat modal sosial yang kita miliki harus terus digaungkan kembali bagaimana kita bicara lebih santun, membangun gotong-royong dan keberagaman.

"Tingkat kemarahan masyarakat yang tinggi saat ini, harus dijawab dengan membuka ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan pendapat di ruang publik," ujar Bachtiar.(jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO)- Nilai-nilai keindonesiaan harus dimplementasikan sebagai cara hidup. Karena berbekal hal itu, Indonesia mampu bangkit dari setiap krisis dan tantangan yang dihadapi. "Bicara tentang nilai-nilai baik dari bangsa ini, kita bisa gali kembali pikiran-pikiran besar para pendiri bangsa seperti yang tercetus pada peristiwa Kebangkitan Nasional 1908 dan Sumpah Pemuda 1928," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka focus group discussion yang digelar bersama MPR RI, Forum Diskusi Denpasar 12 di ruang Delegasi di gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (18/5).

Menurut Lestari, bangsa ini harus memahami apa yang akan dilakukan dan didalami terhadap nilai-nilai yang dimiliki. Apalagi, lanjutnya, Indonesia hari ini, tidak hanya berhadapan dengan tantangan infiltrasi ideologi tetapi juga berhadapan dengan nilai yang mereduksi kekayaan nilai pada sikap skeptis dan pesimistis.

- Advertisement -
Baca Juga:  Peluang Ahok Jadi Menteri di Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin, Ini Jawabannya

Pakar Aliansi Kebangsaan, Yudi Latif menilai di tengah terjadinya banyak perubahan yang berdampak keterpurukan saat ini banyak alasan untuk bangkit. "Dari mana kita mulai untuk bangkit, dimulai dari pembangunan nilai-nilai yang kita miliki, seperti budi pekerti," ujarnya.

Budi pekerti, tambahnya, adalah perpaduan dari budi yang mengandung nilai budaya dan pekerti yang merupakan daya dan tenaga. Lewat perpaduan pengembangan kedua nilai itu kita bisa menuju kesejahteraan.

- Advertisement -

Hal yang sama juga diungkapkan oleh, Pendiri Sekolah Cikal, Najeela Shihab. Ia menilai ada miskonsepsi dalam menetapkan satu cita-cita, sehingga perlu sikap kritis dalam prosesnya agar mendapatkan pemahaman yang sama terhadap tujuan atau nilai-nilai yang ditetapkan bersama. Najeela juga berpendapat, penting untuk menetapkan kesuksesan kolektif, sehingga penetapan nilai-nilai tidak untuk anak tertentu saja, sehingga harus ada keteladanan kolektif.

Baca Juga:  Tanpa Amien Rais, PAN Bisa Lebih Moderat, Terbuka, dan Dinamis

"Transfer pengetahuan tentang nilai-nilai dalam konteks yang lebih luas menjadi bagian penting bagi sektor pendidikan," ujar Najeela.

Politisi Partai NasDem, Prof Bachtiar Aly berpendapat modal sosial yang kita miliki harus terus digaungkan kembali bagaimana kita bicara lebih santun, membangun gotong-royong dan keberagaman.

"Tingkat kemarahan masyarakat yang tinggi saat ini, harus dijawab dengan membuka ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan pendapat di ruang publik," ujar Bachtiar.(jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari