Suatu hari Robi mengikuti perkulihan secara luring. Ia mendapatkan kelas yang AC-nya mati, ia pun merasa sangat kepanasan dan tak henti-henti menjadikan buku sebagai kipas.
Di jam selanjutnya Robi dan teman-temannya kembali ada kelas luring, namum di kelas yang berbeda. Ia berlari-lari untuk mendapatkan posisi di bawah AC.
Selang beberapa saat kemudian hawa dingin mulai menerpa kelas tersebut. Robi yang sengaja meninggalkan jaketnya di sepeda motor merasa menyesal. Ia juga menyesal karena memilih posisi di bawah AC.
Belum lagi remot AC yang tidak tahu rimbanya juga semakin membuat Robi merasa sebal. Ia ingin pindah ke kursi lain yang jauh dari AC, namun tidak ada satu pun kursi yang kosong.
"Alamak…!! Yang tadi kepanasan, sekarang malah kedinginan. Memang nggak beres,"pungkasnya.(anf)
Suatu hari Robi mengikuti perkulihan secara luring. Ia mendapatkan kelas yang AC-nya mati, ia pun merasa sangat kepanasan dan tak henti-henti menjadikan buku sebagai kipas.
Di jam selanjutnya Robi dan teman-temannya kembali ada kelas luring, namum di kelas yang berbeda. Ia berlari-lari untuk mendapatkan posisi di bawah AC.
- Advertisement -
Selang beberapa saat kemudian hawa dingin mulai menerpa kelas tersebut. Robi yang sengaja meninggalkan jaketnya di sepeda motor merasa menyesal. Ia juga menyesal karena memilih posisi di bawah AC.
Belum lagi remot AC yang tidak tahu rimbanya juga semakin membuat Robi merasa sebal. Ia ingin pindah ke kursi lain yang jauh dari AC, namun tidak ada satu pun kursi yang kosong.
- Advertisement -
"Alamak…!! Yang tadi kepanasan, sekarang malah kedinginan. Memang nggak beres,"pungkasnya.(anf)