JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Setelah Omicron, kini dunia sedang menghadapi varian terbaru dari Covid-19 yang sudah tercatat dalam GISAID yakni varian Deltacron. Deltacron merupakan varian rekombinan atau gabungan dari Delta dan Omicron.
Menurut ahli, jika seseorang tertular varian ini, umumnya memiliki viral load atau virus di dalam tubuhnya selama 6 hingga 10 hari. Menurut Pusat Kesehatan Masyarakat (NHS) Inggris, ada sejumlah gejala yang harus diwaspadai dari varian Deltacron.
Seorang ahli imunologi dan Ilmuwan Pendiri di Cignpost Diagnostics Denis Kinane mengatakan elemen utama varian Deltacron berasal dari Delta, tetapi protein lonjakannya berasal dari varian Omicron.
"Tidak perlu terlalu khawatir, namun kewaspadaan merupakan pendekatan yang lebih baik daripada kekhawatiran atau ketakutan," katanya seperti dilansir dari express.co.uk, Ahad (27/3).
Menurutnya, sejumlah pasien beberapa memiliki viral load dan infektivitas yang tinggi selama kurang lebih 6 hari. Dan yang lain masih memiliki viral load dan infektivitas yang tinggi setelah 10 hari.
"Sebagian besar variasi ini dapat disebabkan oleh variasi genetik di antara subjek tetapi juga dapat disebabkan oleh varian virus," katanya.
Menurutnya saat ini banyak gejala telah dilaporkan. Dan sebagian besar juga tak menimbulkan gejala ringan. Namun, ada beberapa gejala lain yang menonjol. "Pilek, tenggorokan gatal, dan vertigo. Sejauh ini, varian asli adalah yang paling merusak dan menimbulkan gejala," jelasnya.
Meski sejumlah gejala Covid-19 Deltacron cenderung ringan bagi mereka yang sudah divaksin, namun para ahli meminta siapapun tetap waspada adanya dampak Long Covid. Long Covid umumnya gejala Covid-19 yang berkepanjangan.
"Bagi sebagian orang, gejala dapat bertahan lebih dari 12 minggu dan dapat berubah seiring waktu dan gejala baru dapat berkembang," katanya.(jpg)