PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Masih terus melonjaknya harga kacang kedelai membuat pedagang tahu di Kota Pekanbaru mulai melakukan kenaikan harga jual kepada para konsumennya.
Pantauan Riau Pos, Ahad (13/3) di Pasar Dupa dan Pasar Cik Puan, tampak sejumlah pedagang tahu dan tempe mulai melakukan kenaikan harga jual kepada masyarakat, guna menutupi modal yang cukup tinggi.
Bahkan, sejumlah pembeli terlihat mengeluh dengan kenaikan harga yang dilakukan oleh para pedagang yang tidak sebanding dengan ukuran tahu dan tempe yang dijual.
Salah seorang pedagang Lastri mengaku, sudah selama sepekan terakhir ini dirinya mulai menaikan harga jual tahu basah dan juga tempe kepada para pelanggannya.
Hal ini terpaksa ia lakukan untuk menutupi kerugian yang selama ini ditanggung oleh para pedagang akibat kenaikan harga yang dilakukan sebelumnya oleh para pengrajin tahu dan juga tempe.
Tak hanya itu, saat ditanyai terkait ukuran tahu yang sedikit mengecil. Lastri mengaku hal tersebut sudah dilakukan oleh para pengrajin tahu yang juga telah menaikan harga jual kepada para pedagang dengan memberikan ukuran yang sudah terlihat mengecil dari sebelumnya.
"Itu sudah dari sana. Makanya kita tidak bisa berbuat apa-apa. Ya paling cuma stoknya saja yang kita batasi biar habis semua untuk jualan satu hari," kata dia.
Dijelaskan Lastri, untuk harga jual tahu basah sendiri untuk di lapak miliknya seharga Rp6. 000 dengan jumlah 10 potong tahu, di mana sebelumnya tahu basah tersebut dijual seharga Rp5.000 untuk 10 potong.
Sedangkan untuk tempe daun pisang dijual seharga Rp3.500 perpotonngnya, dan untuk tempe dengan bungkus plastik seharga Rp6.000 perpotongnya.
"Untuk kenaikan harga sendiri berkisar Rp500 hingga Rp1.000 perpotongnya. Saya berharap harga bisa kembali normal jelang Ramadan nanti," kata dia.
Sementara itu, Iyem salah seorang pedagang tahu juga menuturkan hal serupa. Menurutnya, kenaikan harga tahu dan tempe sudah terjadi sejak akhir Februari lalu, dan akan tetap bertahan atau mengalami kenaikan jelang Ramadan nanti.
"Semuanya pada naik. Kalau tidak dinaikan kami mau dapat untung apa. Ini saja kita hanya dapat untung sebesar Rp1.000, nanti jelang Ramadan malah akan naik lagi karena harga dari pengrajinnya sudah naik semua," ucapnya.
Sementara itu, Saras salah seorang pembeli tahu mengeluhkan harga tahu dan tempe yang kini mengalami kenaikan. Apalagi, kenaikan yang dilakukan oleh para pedagang tidak sebanding dengan kualitas tahu yang dijual kepada masyarakat.
"Kecewa sudah pasti. Kalau harga naik kualitas tetap terjaga ya tidak masalah. Ini kebanyakan kualitas tahunya sudah tidak bagus, pas dimasak tercium aroma tidak segar lagi," tuturnya.
Dirinya berharap pemerintahan setempat bisa segera mengambil kebijakan agar harga kebutuhan pokok dan juga tahu di pasaran tidak mengalami kenaikan harga. Karena akan menyulitkan masyarakat menengah ke bawah.(ayi)