Kamis, 19 September 2024

MSG Dianggap Picu Obesitas, Ini Kata Ahli Gizi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penggunaan bumbu umami atau MSG meningkatkan cita rasa gurih sehingga bisa meningkatkan nafsu makan. Sehingga masyarakat seringkali menganggap bahwa MSG atau bumbu umami bisa memicu kegemukan atau obesitas. Benarkah demikian?

Dalam webinar “Benarkah Umami Menyebabkan Obesitas?” bersama Pergizi Pangan dan PT Ajinomoto Indonesia, Ahli Gizi yang juga Ketua Pergizi Pangan Prof Hardinsyah memaparkan fakta-fakta ilmiah dan jurnal penelitian terbaru mengenai bumbu umami. Sehingga dapat menepis stigma negatif bahwa bumbu umami seperti MSG dapat menyebabkan obesitas.

“Siapa saja beresiko mengalami obesitas, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Pada prinsipnya, ada banyak faktor pemicu obesitas, ada pemicu dari potensi genetik, potensi gangguan metabolisme, atau juga ketidakseimbangan hormonal. Saya mau saya highlight masih banyak juga anggapan bahwa bumbu umami seperti MSG dapat menyebabkan obesitas,” ungkap Prof Hardinsyah baru-baru ini.

Dalam kampanye Bijak Garam, Head of Public Relation Department PT Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya menjelaskan diet Bijak Garam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak. Salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar.

- Advertisement -
Baca Juga:  Imut, Hermes Bikin Tas dari Sayuran

“Kampanye Bijak Garam ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang. Pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG,” kata Grant Senjaya.

Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi di Fakultas Ekologi Manusia IPB Prof Ahmad Sulaeman menyampaikan MSG atau bumbu umami juga memiliki manfaat seperti dapat mengontrol nafsu
makan, meningkatkan pencernaan makanan berprotein, serta mampu meningkatkan produksi saliva (air liur) yang berperan membantu proses pencernaan senyawa kompleks di mulut. Sehingga pada saat sudah di lambung pun kemudian mudah diserap tubuh.

- Advertisement -

“Untuk mencegah penyakit degeneratif, seperti diabetes, obesitas, jantung, dan hipertensi, guna mewujudkan hidup sehat, penting untuk diperhatikan anjuran dari Kementerian Kesehatan RI tentang pembatasan asupan gula, garam, lemak (GGL),” ungkap Prof Ahmad.

Baca Juga:  Ingat Ya, 4 Zodiak Ini Berpeluang Jadi Orang Kaya

“Sebenarnya jika kita ingin makanan yang kita konsumsi memiliki cita rasa yang tinggi, namun juga ingin diet rendah garam, dengan menggunakan bumbu umami seperti MSG bisa dijadikan solusi.

Penelitian Soal MSG

Penelitian di luar negeri seperti di Jepang, menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa.

Jurnal penelitian seperti di Tiongkok dan Vietnam yang dapat membuktikan bahwa penggunaan MSG tidak menyebabkan overweight atau obesitas. Penelitian-penelitian tersebut dimulai dari menggunakan sampel hewan hingga yang terbaru adalah pada manusia, dimulai dari tahun 2008 hingga 2013. Dan hasilnya, MSG tidak memicu obesitas dan dapat menjadi pengganti garam.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penggunaan bumbu umami atau MSG meningkatkan cita rasa gurih sehingga bisa meningkatkan nafsu makan. Sehingga masyarakat seringkali menganggap bahwa MSG atau bumbu umami bisa memicu kegemukan atau obesitas. Benarkah demikian?

Dalam webinar “Benarkah Umami Menyebabkan Obesitas?” bersama Pergizi Pangan dan PT Ajinomoto Indonesia, Ahli Gizi yang juga Ketua Pergizi Pangan Prof Hardinsyah memaparkan fakta-fakta ilmiah dan jurnal penelitian terbaru mengenai bumbu umami. Sehingga dapat menepis stigma negatif bahwa bumbu umami seperti MSG dapat menyebabkan obesitas.

“Siapa saja beresiko mengalami obesitas, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Pada prinsipnya, ada banyak faktor pemicu obesitas, ada pemicu dari potensi genetik, potensi gangguan metabolisme, atau juga ketidakseimbangan hormonal. Saya mau saya highlight masih banyak juga anggapan bahwa bumbu umami seperti MSG dapat menyebabkan obesitas,” ungkap Prof Hardinsyah baru-baru ini.

Dalam kampanye Bijak Garam, Head of Public Relation Department PT Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya menjelaskan diet Bijak Garam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak. Salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar.

Baca Juga:  Ingat Ya, 4 Zodiak Ini Berpeluang Jadi Orang Kaya

“Kampanye Bijak Garam ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang. Pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG,” kata Grant Senjaya.

Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi di Fakultas Ekologi Manusia IPB Prof Ahmad Sulaeman menyampaikan MSG atau bumbu umami juga memiliki manfaat seperti dapat mengontrol nafsu
makan, meningkatkan pencernaan makanan berprotein, serta mampu meningkatkan produksi saliva (air liur) yang berperan membantu proses pencernaan senyawa kompleks di mulut. Sehingga pada saat sudah di lambung pun kemudian mudah diserap tubuh.

“Untuk mencegah penyakit degeneratif, seperti diabetes, obesitas, jantung, dan hipertensi, guna mewujudkan hidup sehat, penting untuk diperhatikan anjuran dari Kementerian Kesehatan RI tentang pembatasan asupan gula, garam, lemak (GGL),” ungkap Prof Ahmad.

Baca Juga:  4 Zodiak Ini Dikenal Paling Sensitif

“Sebenarnya jika kita ingin makanan yang kita konsumsi memiliki cita rasa yang tinggi, namun juga ingin diet rendah garam, dengan menggunakan bumbu umami seperti MSG bisa dijadikan solusi.

Penelitian Soal MSG

Penelitian di luar negeri seperti di Jepang, menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa.

Jurnal penelitian seperti di Tiongkok dan Vietnam yang dapat membuktikan bahwa penggunaan MSG tidak menyebabkan overweight atau obesitas. Penelitian-penelitian tersebut dimulai dari menggunakan sampel hewan hingga yang terbaru adalah pada manusia, dimulai dari tahun 2008 hingga 2013. Dan hasilnya, MSG tidak memicu obesitas dan dapat menjadi pengganti garam.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari