JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional diyakini telah berada di track yang benar. Hal ini terlihat pada beberapa leading indicator perekonomian yang membaik seiring dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia. Penanganan krisis kali ini juga lebih baik daripada penanganan krisis sebelumnya di 1997-1998 dan 2008.
Dari upaya akselerasi pelaksanaan vaksinasi, hingga 31 Desember 2021 pukul 18.00 WIB tercatat dari 208,26 juta target vaksinasi dosis 1 dan dosis 2, telah dilakukan vaksinasi dosis 1 kepada 161,32 juta penduduk atau sebesar 77,46% dari target, vaksinasi dosis 2 kepada 113,85 juta penduduk atau sebesar 54,67% dari target. Sementara itu, untuk vaksinasi dosis 3 telah diberikan kepada 1,29 juta penduduk atau sebesar 87,75% dari target. Upaya vaksinasi juga telah diperluas dan diakselerasi bagi kelompok anak-anak usia 6 hingga 11 tahun.
Dari sisi pemulihan ekonomi, Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia sudah berada di atas 100 yakni pada angka 118,5. Ekspor Indonesia pada kuartal ke-3 tahun 2021 naik 29,16%, sedangkan impor naik 30,11%. Indonesia juga memiliki cadangan devisa yang cukup tinggi yaitu di atas 140 miliar dolar AS dan neraca perdagangan secara akumulatif surplus sebesar 34,32 miliar dolar AS.
"Penanganan krisis akibat Covid-19 dalam 1 tahun sudah bisa recover sehingga ini memberikan sinyal bahwa fundamental ekonomi kita masih sangat baik," tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara di salah satu tv swasta nasional di akhir 2021.
Hal tersebut juga diakui oleh World Bank yang menilai bahwa saat ini Indonesia memiliki kebijakan fiskal yang prudent dan juga memiliki kebijakan moneter yang tepat, termasuk reformasi struktural yang dilakukan secara masif sehingga dapat menarik investor.
"Dibandingkan dengan berbagai emerging countries, Indonesia juga stand out karena tiga kebijakan tersebut," lanjut Menko Airlangga.
Menko Airlangga mengatakan bahwa kembalinya indeks saham menjadi suatu hal yang sangat positif, apalagi sebagian besar nasabahnya adalah sektor retail atau individual.
"Sehingga pasca-Covid-19 ini pasar modal secara struktur lebih kuat. Kemudian ditambah lagi kita sudah punya Sovereign Wealth Fund yang diberi modal oleh pemerintah, dan ini yang menjadi buffer bagi capital market ke depan," ujar Menko Airlangga.
Terkait dengan investasi, beberapa hal yang dilakukan pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional telah mendorong masuknya investasi lebih dari Rp5.000 triliun.(aga)
Laporan: Eka Gusmadi Putra, Jakarta