Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Partai Demokrat Diapresiasi Publik, Elektabilitas AHY Meningkat

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –  Tren kenaikan elektabilitas Partai Demokrat dan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus meningkat. Ini terlihat dari berbagai lembaga yang merilis hasil survei elektabilitasnya.

Survei Indikator yang dirilis pada Januari 2020 menunjukkan angka elektabilitas Demokrat 4,6 persen. Pada rilis-rilis berikutnya, tren ini terus naik, hingga pada survei terakhir yang dirilis pada Desember 2021 ini, elektabilitas Partai Demokrat ada pada angka 10 persen, berada pada posisi keempat, setelah PDIP, Gerindra dan Golkar.

Survei Polmatrix menunjukkan tren serupa. Dalam rilis hasil survei pada Mei 2020, elektabilitas Partai Demokrat tercatat 3,8 persen, lalu menjadi 9 persen pada bulan Desember 2021.

Demikian pula dengan survei SMRC yang dirilis pada Desember 2021 ini. Pada saat tren elektabilitas partai-partai besar menurun, elektabilitas Demokrat relatif stabil dalam dua tahun terakhir. Menurut SMRC, elektabilitas AHY berada pada posisi keempat, tidak jauh berbeda dengan beberapa kandidat yang memiliki jabatan publik.

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat Sigit Raditya mengatakan, tren positif terhadap Partai Demokrat maupun AHY ini merupakan apresiasi publik atas kepemimpinan dan kerja-kerja, baik melalui jalur legislatif, maupun eksekutif, melalui kader-kader kami yang menjadi kepala daerah di berbagai tempat.

Baca Juga:  Erick Thohir Kumpulkan Para Sekjen Partai Koalisi Jokowi - Ma’ruf

“Ketum AHY adalah pembelajar cepat. Meski gagal di Pilkada DKI, tapi beliau belajar dari kegagalannya dan sukses mengemban tugas sebagai Komandan Kogasma untuk mempertahankan kursi Demokrat di Senayan, meski sejumlah Lembaga survei waktu itu memprediksi Demokrat tidak akan bertahan di Senayan. Dasar ini yang menjadi alasan beliau terpilih aklamasi sebagai Ketua Umum,” ujar Sigit kepada wartawan, Rabu (29/12).

Sigit mengatakan, menurut kader AHY telah memberi harapan baru untuk Partai Demokrat. Jam terbang dan pembelajar cepat ini juga yang membuat AHY mampu mempertahankan kedaulatan Demokrat dari tangan para begal politik.

Ini berbeda, dengan tokoh yang lebih senior dan sama-sama pernah di militer, seperti Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Meskipun pangkat dan jabatannya jauh lebih tinggi, karena usianya juga jauh lebih tua, tapi tidak serta merta jam terbang di politiknya juga tinggi.

“Jam terbang ditentukan bukan hanya lamanya menggeluti politik tetapi juga kondisi kesulitan yang dihadapi dan bagaimana dia menemukan solusi untuk mengatasi kesulitannya,” katanya.

Sebelum dinyatakan kalah oleh Pengadilan atas gugatannya terhadap Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketum AHY yang sah dan diakui pemerintah. Namun Moeldoko sempat ikut berkompetisi untuk jabatan Ketum PSSI dan beberapa ketua umum partai. Namun dia kalah.

Baca Juga:  Enam Partai Ngotot Kuasai Kursi Ketua MPR

“Ini yang saya maksud, dalam politik, jam terbang sangat menentukan. Beda dengan ‘nature’ di militer. Kalau di militer, ada istilah urut kacang. Harus menunggu giliran penugasan. Bisa atau tidak bisa, siap atau tidak siap, harus melaksanakan penugasan itu. Dipaksa. Kalau di politik, tidak seperti itu. Hanya yang mau, bisa dan siap yang bisa memperoleh kesempatan,” ungkapnya.

Untuk itu Sigit juga mengimbau kepada rekan-rekan sesama purnawirawan di militer untuk mempersiapkan diri lebih baik dan mendapatkan jam terbang lebih tinggi saat berkarier di medan tugas baru, khususnya di bidang politik.

“Zaman sudah berubah. Tidak seperti era KSP Moeldoko saat perwira muda dulu. Ada Dandim bisa menjadi Bupati karena kekayaan. Atau Pangdam jadi Gubernur. Sekarang harus ikut kompetisi. Belum tentu mantan Pangdam bisa terpilih menjadi Bupati. Pasca reformasi, ada juga Jenderal bintang empat yang dua kali ikut pemilihan Gubernur, tapi kalah,” katanya.

Sigit menuturkan, Partai Demokrat terbuka bagi para purnawirawan TNI dan Polri yang ingin ikut mengabdikan diri melalui jalur politik.

“Mari kita lanjutkan jam terbang kita untuk berkoalisi dengan rakyat dan mengabdi pada bangsa dan negara,” pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com

Editor : Erwan Sani

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –  Tren kenaikan elektabilitas Partai Demokrat dan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus meningkat. Ini terlihat dari berbagai lembaga yang merilis hasil survei elektabilitasnya.

Survei Indikator yang dirilis pada Januari 2020 menunjukkan angka elektabilitas Demokrat 4,6 persen. Pada rilis-rilis berikutnya, tren ini terus naik, hingga pada survei terakhir yang dirilis pada Desember 2021 ini, elektabilitas Partai Demokrat ada pada angka 10 persen, berada pada posisi keempat, setelah PDIP, Gerindra dan Golkar.

- Advertisement -

Survei Polmatrix menunjukkan tren serupa. Dalam rilis hasil survei pada Mei 2020, elektabilitas Partai Demokrat tercatat 3,8 persen, lalu menjadi 9 persen pada bulan Desember 2021.

Demikian pula dengan survei SMRC yang dirilis pada Desember 2021 ini. Pada saat tren elektabilitas partai-partai besar menurun, elektabilitas Demokrat relatif stabil dalam dua tahun terakhir. Menurut SMRC, elektabilitas AHY berada pada posisi keempat, tidak jauh berbeda dengan beberapa kandidat yang memiliki jabatan publik.

- Advertisement -

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat Sigit Raditya mengatakan, tren positif terhadap Partai Demokrat maupun AHY ini merupakan apresiasi publik atas kepemimpinan dan kerja-kerja, baik melalui jalur legislatif, maupun eksekutif, melalui kader-kader kami yang menjadi kepala daerah di berbagai tempat.

Baca Juga:  Oposisi atau Masuk Kabinet, Probowo Belum Putuskan

“Ketum AHY adalah pembelajar cepat. Meski gagal di Pilkada DKI, tapi beliau belajar dari kegagalannya dan sukses mengemban tugas sebagai Komandan Kogasma untuk mempertahankan kursi Demokrat di Senayan, meski sejumlah Lembaga survei waktu itu memprediksi Demokrat tidak akan bertahan di Senayan. Dasar ini yang menjadi alasan beliau terpilih aklamasi sebagai Ketua Umum,” ujar Sigit kepada wartawan, Rabu (29/12).

Sigit mengatakan, menurut kader AHY telah memberi harapan baru untuk Partai Demokrat. Jam terbang dan pembelajar cepat ini juga yang membuat AHY mampu mempertahankan kedaulatan Demokrat dari tangan para begal politik.

Ini berbeda, dengan tokoh yang lebih senior dan sama-sama pernah di militer, seperti Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Meskipun pangkat dan jabatannya jauh lebih tinggi, karena usianya juga jauh lebih tua, tapi tidak serta merta jam terbang di politiknya juga tinggi.

“Jam terbang ditentukan bukan hanya lamanya menggeluti politik tetapi juga kondisi kesulitan yang dihadapi dan bagaimana dia menemukan solusi untuk mengatasi kesulitannya,” katanya.

Sebelum dinyatakan kalah oleh Pengadilan atas gugatannya terhadap Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketum AHY yang sah dan diakui pemerintah. Namun Moeldoko sempat ikut berkompetisi untuk jabatan Ketum PSSI dan beberapa ketua umum partai. Namun dia kalah.

Baca Juga:  Erick Thohir Kumpulkan Para Sekjen Partai Koalisi Jokowi - Ma’ruf

“Ini yang saya maksud, dalam politik, jam terbang sangat menentukan. Beda dengan ‘nature’ di militer. Kalau di militer, ada istilah urut kacang. Harus menunggu giliran penugasan. Bisa atau tidak bisa, siap atau tidak siap, harus melaksanakan penugasan itu. Dipaksa. Kalau di politik, tidak seperti itu. Hanya yang mau, bisa dan siap yang bisa memperoleh kesempatan,” ungkapnya.

Untuk itu Sigit juga mengimbau kepada rekan-rekan sesama purnawirawan di militer untuk mempersiapkan diri lebih baik dan mendapatkan jam terbang lebih tinggi saat berkarier di medan tugas baru, khususnya di bidang politik.

“Zaman sudah berubah. Tidak seperti era KSP Moeldoko saat perwira muda dulu. Ada Dandim bisa menjadi Bupati karena kekayaan. Atau Pangdam jadi Gubernur. Sekarang harus ikut kompetisi. Belum tentu mantan Pangdam bisa terpilih menjadi Bupati. Pasca reformasi, ada juga Jenderal bintang empat yang dua kali ikut pemilihan Gubernur, tapi kalah,” katanya.

Sigit menuturkan, Partai Demokrat terbuka bagi para purnawirawan TNI dan Polri yang ingin ikut mengabdikan diri melalui jalur politik.

“Mari kita lanjutkan jam terbang kita untuk berkoalisi dengan rakyat dan mengabdi pada bangsa dan negara,” pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com

Editor : Erwan Sani

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari