PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pelatih menembak National Paralympic Committee (NPC) Riau pada Peparnas 2021, Mulyadi mengaku kebingungan bahkan keberatan dengan sikap Ketua NPC Riau Jaya Kusuma. Sebab Jaya Kesuma meminta bonus pelatih hasil Peparnas harus dibagi untuk manejer 35 persen dan untuk asisten pelatih 30 persen.
Tidak hanya itu. Mulyadi merasa keberatan karena bonus yang diterimanya juga harus dibagikan lagi kepada NPC Riau 15 persen. "Saya sebagai pelatih masih bingung, karena pembagian ini dari mana dasarnya. Pembagian hanya ada secara lisan," ujar Mulyadi, Kamis (23/12).
Mulyadi menjelaskan bahwa dia dan atlet hanya melakukan penandatanganan pakta integritas yang dibuat oleh NPC Riau. Namun dalam pakta integritas tersebut tidak ada berbunyi berapa persen bonus yang harus dibagikan untuk manajer dan juga asisten pelatih. "Saya masih mempertanyakan di mana dasarnya pembagian bonus yang ditentukan persennya. Saya dan beberapa cabor lainnya masih merasa keberatan akan hal itu," katanya.
Lanjutnya, ketika melatih atlet NPC Riau yang notabene adalah penyandang disabilitas, ia tidak pernah didampingi oleh manajer dan juga asisten pelatih. Dia hanya didampingi manajer dan asisten pelatih ketika melakukan training center (TC) dan pelaksanaan Peparnas.
Sementara Ketua NPC Riau Jaya Kusuma mengatakan, itu urusan organisasi. Dan sebagai pelatih yang masuk NPC siap mengikuti aturan yang berlaku di organisasi. "Sebelum dia (pelatih) masuk ada menandatangani pakta integritas, karena ada aturan di NPC. Apa dia bisa bekerja sendiri, yang ngangkat-ngangkat atlet itu siapa, yang menyediakan makan atlet itu siapa, yang bawa atlet ke lapangan siapa. Apa meja kerja sendiri, makanya ada pakta integritas ada pembagiannya," ujar Jaya Kusuma.
Lanjutnya, "Buktinya yang lain tidak ada masalah, tenang-tenang aja," terangnya.(dof)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pelatih menembak National Paralympic Committee (NPC) Riau pada Peparnas 2021, Mulyadi mengaku kebingungan bahkan keberatan dengan sikap Ketua NPC Riau Jaya Kusuma. Sebab Jaya Kesuma meminta bonus pelatih hasil Peparnas harus dibagi untuk manejer 35 persen dan untuk asisten pelatih 30 persen.
Tidak hanya itu. Mulyadi merasa keberatan karena bonus yang diterimanya juga harus dibagikan lagi kepada NPC Riau 15 persen. "Saya sebagai pelatih masih bingung, karena pembagian ini dari mana dasarnya. Pembagian hanya ada secara lisan," ujar Mulyadi, Kamis (23/12).
- Advertisement -
Mulyadi menjelaskan bahwa dia dan atlet hanya melakukan penandatanganan pakta integritas yang dibuat oleh NPC Riau. Namun dalam pakta integritas tersebut tidak ada berbunyi berapa persen bonus yang harus dibagikan untuk manajer dan juga asisten pelatih. "Saya masih mempertanyakan di mana dasarnya pembagian bonus yang ditentukan persennya. Saya dan beberapa cabor lainnya masih merasa keberatan akan hal itu," katanya.
Lanjutnya, ketika melatih atlet NPC Riau yang notabene adalah penyandang disabilitas, ia tidak pernah didampingi oleh manajer dan juga asisten pelatih. Dia hanya didampingi manajer dan asisten pelatih ketika melakukan training center (TC) dan pelaksanaan Peparnas.
- Advertisement -
Sementara Ketua NPC Riau Jaya Kusuma mengatakan, itu urusan organisasi. Dan sebagai pelatih yang masuk NPC siap mengikuti aturan yang berlaku di organisasi. "Sebelum dia (pelatih) masuk ada menandatangani pakta integritas, karena ada aturan di NPC. Apa dia bisa bekerja sendiri, yang ngangkat-ngangkat atlet itu siapa, yang menyediakan makan atlet itu siapa, yang bawa atlet ke lapangan siapa. Apa meja kerja sendiri, makanya ada pakta integritas ada pembagiannya," ujar Jaya Kusuma.
Lanjutnya, "Buktinya yang lain tidak ada masalah, tenang-tenang aja," terangnya.(dof)