Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Kurangi Pemakaian Plastik dengan Hal-Hal Sederhana

(RIAUPOS.CO) – BERBICARA tentang sampah tak lepas dengan yang namanya sampah plastik. Sampah plastik menjadi ancaman tersendiri bagi lingkungan, mulai dari sulitnya penguraian plastik oleh alam, menyebabkan penyumbatan di saluran air dan menyebabkan banjir, dan masalah-masalah lainnya.

Kendati demikian, manusia saat ini sulit untuk berpisah dari plastik. Meskipun memiliki efek negatif, plastik juga memiliki banyak kegunaan dalam keseharian masyarakat. Beberapa masyarakat mencoba untuk mengurangi penggunaan plastik, seperti yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa dari salah satu universitas di Riau, Sustri.

Jika biasanya, membeli makanan dan jajanan di warung selalu diberikan plastik secara cuma-cuma oleh penjual, namun Sustri memilih untuk tidak menerima kantong plastik tersebut, dan memutuskan untuk memasukkan belanjaan ke dalam tas ransel yang kerap dibawa ke mana-mana. “Belanja ke swalayan, ke warung itu lebih memilih dimasukkan ke tas langsung, lagian belanja juga tidak banyak. Kalau ditawari langsung saya tolak,” ucapnya.

Tak hanya itu, Sustri juga mengurangi penggunaan plastik dengan membawa wadah untuk bekal ke mana-mana. Sehingga ketika ia berbelanja nasi ampera, ia tidak memerlukan nasi bungkus dan lainnya. Ia meminta kepada penjual untuk memasukkan nasi berserta lauk pauknya ke dalam kotak bekal yang telah ia siapkan. Selain itu, dengan membawa kotak bekal, jika sedang makan di kafe atau di mana pun, makanan yang tidak habis juga bisa langsung dibawa pulang.

Baca Juga:  Penerima BPNT Sebanyak 12.559 Jiwa

Mulanya, ia merasa malu melakukannya, namun lama-kelamaan itu menjadi kebiasaan. Jika ia membeli makanan tak jauh dari kosannya, ia cukup membawa piring ke warung. "Kalau beli makan sebisa mungkin kurangi plastik, kalau dekat rumah ya bawa piring, kalau jauh bawa tempat bekal," ujarnya.

Pria yang juga bekerja di salah satu kafe di Jalan Sisingamangaraja Pekanbaru ini mengaku, pada mulanya berbelanja makanan dengan membawa kotak bekal juga mendapatkan apresiasi dari para penjual, sehingga ia semakin rajin membawa bekal dan tak lagi membeli nasi dalam bungkusan. "Dibilang keren sama ibu-ibu yang jual, jadinya nagih," ucapnya sambil tertawa.

Ia mengaku memiliki prinsip untuk mengurangi plastik, namun ia tidak memungkiri untuk 100 persen hidup tanpa plastik adalah sulit. Dikatakannya, ia melakukan semua itu berawal dari pengalaman pribadi saat membuang sampah sembarang.

Ia berkisah, suatu hari ia membeli jajanan di pinggir jalan dan dimasukkan ke dalam plastik. Di perjalanan ia memakan jajanan tersebut, lalu membuang sampahnya sembarangan. Apesnya, orang yang terkena sampah itu marah-marah dan menegur Sustri secara langsung. Hal itu memang membuatnya sakit hati, namun itu juga yang menjadikan Sustri untuk membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi penggunaan plastik. “Kalau diingat-ingat itu kan masalah buang sampah sembarangan ya, tapi entah mengapa aku dendamnya sama plastik, jadi mulai deh kurangi penggunaan plastik di keseharian,” tuturnya.

Baca Juga:  Poang, Karya yang Lahir dari Kolaborasi

Selain itu, ia juga terinspirasi dari para pesepeda. Ia melihat pesepeda yang selalu membawa minumannya sendiri di dalam botol yang telah disiapkan dari rumah. Setelah ia memiliki sepeda, Sustri pun berjalan ke arah yang sama dan mulai jarang membeli air minum dalam kemasan, dan memilih untuk membawa sendiri minumannya dari rumah. "Ikut-ikut orang juga,” katanya.

Menurut Sustri, adalah penting mengurangi penggunaan plastik dan menggunakan seperlunya saja. Karena banyak masalah lingkungan yang terjadi saat ini disebabkan oleh plastik. Jika tidak bisa 100 persen tidak menggunakan sampah plastik, akan sangat baik jika memulainya dari hal-hal sederhana. "Contohnya bawa minum sendiri, bawa tas atau totebag kalau belanja, atau bawa bekal kalau mau beli nasi,” tukasnya.

Sustri menuturkan, hal-hal kecil tersebut memang tidak memiliki dampak besar jika dilakukan sendiri, namun jika dilakukan bersama oleh orang banyak, maka akan memberikan dampak yanluar biasa. Untuk pribadi, ia merasa dengan mengurangi sampah plastik, kosnya menjadi lebih bersih dibandingkan sebelumnya.  "Dulu plastik-plastik kecil, seperti kantong plastik atau kresek banyak berserakan di kosan. Setelah mulai mengurangi sampah plastik, lebih bersih, lebih enak bersinnya. Apa  yang bisa dilakukan ini juga sangat menyenangkan," katanya.(ali)

Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru

 

(RIAUPOS.CO) – BERBICARA tentang sampah tak lepas dengan yang namanya sampah plastik. Sampah plastik menjadi ancaman tersendiri bagi lingkungan, mulai dari sulitnya penguraian plastik oleh alam, menyebabkan penyumbatan di saluran air dan menyebabkan banjir, dan masalah-masalah lainnya.

Kendati demikian, manusia saat ini sulit untuk berpisah dari plastik. Meskipun memiliki efek negatif, plastik juga memiliki banyak kegunaan dalam keseharian masyarakat. Beberapa masyarakat mencoba untuk mengurangi penggunaan plastik, seperti yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa dari salah satu universitas di Riau, Sustri.

- Advertisement -

Jika biasanya, membeli makanan dan jajanan di warung selalu diberikan plastik secara cuma-cuma oleh penjual, namun Sustri memilih untuk tidak menerima kantong plastik tersebut, dan memutuskan untuk memasukkan belanjaan ke dalam tas ransel yang kerap dibawa ke mana-mana. “Belanja ke swalayan, ke warung itu lebih memilih dimasukkan ke tas langsung, lagian belanja juga tidak banyak. Kalau ditawari langsung saya tolak,” ucapnya.

Tak hanya itu, Sustri juga mengurangi penggunaan plastik dengan membawa wadah untuk bekal ke mana-mana. Sehingga ketika ia berbelanja nasi ampera, ia tidak memerlukan nasi bungkus dan lainnya. Ia meminta kepada penjual untuk memasukkan nasi berserta lauk pauknya ke dalam kotak bekal yang telah ia siapkan. Selain itu, dengan membawa kotak bekal, jika sedang makan di kafe atau di mana pun, makanan yang tidak habis juga bisa langsung dibawa pulang.

- Advertisement -
Baca Juga:  KBRI Bern Memastikan Jasad Emeril Khan Sudah Ditemukan

Mulanya, ia merasa malu melakukannya, namun lama-kelamaan itu menjadi kebiasaan. Jika ia membeli makanan tak jauh dari kosannya, ia cukup membawa piring ke warung. "Kalau beli makan sebisa mungkin kurangi plastik, kalau dekat rumah ya bawa piring, kalau jauh bawa tempat bekal," ujarnya.

Pria yang juga bekerja di salah satu kafe di Jalan Sisingamangaraja Pekanbaru ini mengaku, pada mulanya berbelanja makanan dengan membawa kotak bekal juga mendapatkan apresiasi dari para penjual, sehingga ia semakin rajin membawa bekal dan tak lagi membeli nasi dalam bungkusan. "Dibilang keren sama ibu-ibu yang jual, jadinya nagih," ucapnya sambil tertawa.

Ia mengaku memiliki prinsip untuk mengurangi plastik, namun ia tidak memungkiri untuk 100 persen hidup tanpa plastik adalah sulit. Dikatakannya, ia melakukan semua itu berawal dari pengalaman pribadi saat membuang sampah sembarang.

Ia berkisah, suatu hari ia membeli jajanan di pinggir jalan dan dimasukkan ke dalam plastik. Di perjalanan ia memakan jajanan tersebut, lalu membuang sampahnya sembarangan. Apesnya, orang yang terkena sampah itu marah-marah dan menegur Sustri secara langsung. Hal itu memang membuatnya sakit hati, namun itu juga yang menjadikan Sustri untuk membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi penggunaan plastik. “Kalau diingat-ingat itu kan masalah buang sampah sembarangan ya, tapi entah mengapa aku dendamnya sama plastik, jadi mulai deh kurangi penggunaan plastik di keseharian,” tuturnya.

Baca Juga:  Dobrak Rutinitas, Jokowi Minta Menteri Tinggalkan Kebiasaan Monoton

Selain itu, ia juga terinspirasi dari para pesepeda. Ia melihat pesepeda yang selalu membawa minumannya sendiri di dalam botol yang telah disiapkan dari rumah. Setelah ia memiliki sepeda, Sustri pun berjalan ke arah yang sama dan mulai jarang membeli air minum dalam kemasan, dan memilih untuk membawa sendiri minumannya dari rumah. "Ikut-ikut orang juga,” katanya.

Menurut Sustri, adalah penting mengurangi penggunaan plastik dan menggunakan seperlunya saja. Karena banyak masalah lingkungan yang terjadi saat ini disebabkan oleh plastik. Jika tidak bisa 100 persen tidak menggunakan sampah plastik, akan sangat baik jika memulainya dari hal-hal sederhana. "Contohnya bawa minum sendiri, bawa tas atau totebag kalau belanja, atau bawa bekal kalau mau beli nasi,” tukasnya.

Sustri menuturkan, hal-hal kecil tersebut memang tidak memiliki dampak besar jika dilakukan sendiri, namun jika dilakukan bersama oleh orang banyak, maka akan memberikan dampak yanluar biasa. Untuk pribadi, ia merasa dengan mengurangi sampah plastik, kosnya menjadi lebih bersih dibandingkan sebelumnya.  "Dulu plastik-plastik kecil, seperti kantong plastik atau kresek banyak berserakan di kosan. Setelah mulai mengurangi sampah plastik, lebih bersih, lebih enak bersinnya. Apa  yang bisa dilakukan ini juga sangat menyenangkan," katanya.(ali)

Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari