Minggu, 10 November 2024

Ini 3 Tahap Bermain bagi Anak Sesuai dengan Kelompok Usianya

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Proses tumbuh kembang anak ternyata memiliki sejumlah tahapan. Tahapan usia tersebut menjadi indikator kegiatan apa yang cocok mereka lakukan sesuai usianya.

Dalam webinar Cussons Bintang Kecil 2021(CBK 2021), orang tua diminta mendukung tumbuh kembang anak melalui aktivitas yang seru dan kreatif. Pada masa pandemi, dimana orang tua banyak menghabiskan waktu di rumah, sejatinya banyak momen dalam masa tumbuh

- Advertisement -

kembang anak yang dapat secara langsung dilihat dan dialami bersama.

“Orang tua didorong memberikan ruang berimajinasi yang edukatif sekaligus mengabadikan momen kebersamaan keluarga pada masa pandemi sesuai dengan kelompok usianya,” kata Brand Manager Cussons Baby Indonesia Alifa Nisfiyani..

Seorang play-based parenting blogger dan Therapeutic Play Practitioner dan Montessori Diploma in Training Grace Melia, mengatakan setiap anak usia dini harus diberikan pelatihan stimulus yang baik dan sesuai dengan usianya. Di samping itu, anak juga perlu diberikan kesempatan untuk bermain dan bereksplorasi dengan cukup karena dunia anak memang identik dengan dunia bermain.

- Advertisement -

Menurutnya, kata sense diartikan sebagai 5 panca indera yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), perasa (lidah), perabaan (kulit), pergerakan (proprioseptif: otot dan sendi), serta keseimbangan (vestibular: telinga bagian dalam). Adapun kata play diartikan sebagai bermain. Jadi sensory play adalah permainan yang merangsang perkembangan panca indera anak dengan mengajak mereka aktif dalam sebuah format permainan.

Baca Juga:  Di Ambon, Airlangga Dorong KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

Caranya mudah, dapat dilakukan dirumah dan terdapat beragam ide yang dapat dikaryakan oleh orang tua. Sensory play juga bisa memanfaatkan barang yang sudah ada di rumah atau bahkan terkadang cukup dengan aktif bermain bersama dalam pretend play. Sebuah bentuk permainan yang tidak banyak memerlukan persiapan.

Ia memberikan beberapa tips dan ide untuk kreatif mengajak anak bermain dengan menstimulasi memori maupun fisik dan ruang gerak mereka. Pada dasarnya kebutuhan anak usia dini

berkembang seiring dengan bertambahnya umur mereka. Apa saja?

1. Usia baru lahir

Pada usia newborn (0-1 tahun) bayi dapat mulai mengingat hal-hal yang ditangkap oleh indera penglihatan, penciuman, perasa, dan pendengaran. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menstimulasi memori dengan melakukan pretend play atau role play dan mengajak anak bermain cilukba.

Baca Juga:  KPK Geledah Tiga Lokasi di Dumai

2. Bayi di atas umur 1 tahun (1-2 tahun)

Bayi usia ini sudah lebih banyak mengenali jenis-jenis stimulasi. Ia dapat bermain secara simbolik dan menggunakan lebih banyak variasi benda dalam bermain.

Bermain dengan boneka atau benda dengan fungsi yang dapat dilihat sehari-hari dan menjadikannya fasilitas bermain dapat membantu merangsang imajinasi bayi secara optimal. Selain itu orang tua juga dapat mengajak anak bermain edible sensory play dan kegiatan buka tutup.

3. Usia batita

Bayi di umur 2-3 tahun biasanya mengalami pertumbuhan yang tergolong pesat terkait minat dan juga keterampilannya. Semua hal yang dapat dilihat, dirasakan dan didengar bisa menjadi alat untuk merangsang keterampilan, minat, dan bakat masing-masing anak.

Pada tahap ini anak sudah bisa diajak mengenal warna melalui aktivitas seperti nail coloring dan juga membuat mainan secara mandiri (do it yourself/DIY) seperti instrumen musik ataupun memotong menggunakan alat pemotong yang aman untuk anak.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Proses tumbuh kembang anak ternyata memiliki sejumlah tahapan. Tahapan usia tersebut menjadi indikator kegiatan apa yang cocok mereka lakukan sesuai usianya.

Dalam webinar Cussons Bintang Kecil 2021(CBK 2021), orang tua diminta mendukung tumbuh kembang anak melalui aktivitas yang seru dan kreatif. Pada masa pandemi, dimana orang tua banyak menghabiskan waktu di rumah, sejatinya banyak momen dalam masa tumbuh

- Advertisement -

kembang anak yang dapat secara langsung dilihat dan dialami bersama.

“Orang tua didorong memberikan ruang berimajinasi yang edukatif sekaligus mengabadikan momen kebersamaan keluarga pada masa pandemi sesuai dengan kelompok usianya,” kata Brand Manager Cussons Baby Indonesia Alifa Nisfiyani..

- Advertisement -

Seorang play-based parenting blogger dan Therapeutic Play Practitioner dan Montessori Diploma in Training Grace Melia, mengatakan setiap anak usia dini harus diberikan pelatihan stimulus yang baik dan sesuai dengan usianya. Di samping itu, anak juga perlu diberikan kesempatan untuk bermain dan bereksplorasi dengan cukup karena dunia anak memang identik dengan dunia bermain.

Menurutnya, kata sense diartikan sebagai 5 panca indera yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), perasa (lidah), perabaan (kulit), pergerakan (proprioseptif: otot dan sendi), serta keseimbangan (vestibular: telinga bagian dalam). Adapun kata play diartikan sebagai bermain. Jadi sensory play adalah permainan yang merangsang perkembangan panca indera anak dengan mengajak mereka aktif dalam sebuah format permainan.

Baca Juga:  Pimpinan KPK, Menuai Kecaman Publik Sarat Nuansa Politik

Caranya mudah, dapat dilakukan dirumah dan terdapat beragam ide yang dapat dikaryakan oleh orang tua. Sensory play juga bisa memanfaatkan barang yang sudah ada di rumah atau bahkan terkadang cukup dengan aktif bermain bersama dalam pretend play. Sebuah bentuk permainan yang tidak banyak memerlukan persiapan.

Ia memberikan beberapa tips dan ide untuk kreatif mengajak anak bermain dengan menstimulasi memori maupun fisik dan ruang gerak mereka. Pada dasarnya kebutuhan anak usia dini

berkembang seiring dengan bertambahnya umur mereka. Apa saja?

1. Usia baru lahir

Pada usia newborn (0-1 tahun) bayi dapat mulai mengingat hal-hal yang ditangkap oleh indera penglihatan, penciuman, perasa, dan pendengaran. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menstimulasi memori dengan melakukan pretend play atau role play dan mengajak anak bermain cilukba.

Baca Juga:  Singapura Ciptakan Alat Uji PCR Covid-19 Portabel

2. Bayi di atas umur 1 tahun (1-2 tahun)

Bayi usia ini sudah lebih banyak mengenali jenis-jenis stimulasi. Ia dapat bermain secara simbolik dan menggunakan lebih banyak variasi benda dalam bermain.

Bermain dengan boneka atau benda dengan fungsi yang dapat dilihat sehari-hari dan menjadikannya fasilitas bermain dapat membantu merangsang imajinasi bayi secara optimal. Selain itu orang tua juga dapat mengajak anak bermain edible sensory play dan kegiatan buka tutup.

3. Usia batita

Bayi di umur 2-3 tahun biasanya mengalami pertumbuhan yang tergolong pesat terkait minat dan juga keterampilannya. Semua hal yang dapat dilihat, dirasakan dan didengar bisa menjadi alat untuk merangsang keterampilan, minat, dan bakat masing-masing anak.

Pada tahap ini anak sudah bisa diajak mengenal warna melalui aktivitas seperti nail coloring dan juga membuat mainan secara mandiri (do it yourself/DIY) seperti instrumen musik ataupun memotong menggunakan alat pemotong yang aman untuk anak.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari