PALEMBANG (RIAUPOS.CO) – Polisi berhasil menggagalkan penjualan satwa langka khas Indonesia ke luar negeri. Satwa langka seperti Kakaktua raja, kakaktua jambul oranye, dan nuri kepala hitam itu lolos dari maut sekaligus pasar gelap di luar negeri.
Selasa (5/10) kemarin, para penyintas tersebut ditranslokasikan (dipindahkan) ke habitat masing-masing di tiga provinsi: Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Kasus upaya penyelundupan satwa langka dari Indonesia Timur ke Thailand itu masih ditangani penyidik Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel.
”Sampai saat ini, kami terus selidiki karena yang kami temukan kendaraan HiAce nopol B 7084 TDP sudah ditinggal pemiliknya di Jalan Soekarno-Hatta,” ungkap Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel Kompol Rahmat Sihotang saat proses translokasi (pemindahan) sembilan jenis satwa asli Indonesia Timur tersebut di terminal kargo Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, kemarin.
Menurut Rahmat, begitu ditemukan, mobil itu sudah ditinggalkan pemiliknya.
”Saat diperiksa, ditemukan kotak-kotak besi. Saat kotak dibuka, ternyata terdapat hewan-hewan yang dilindungi. Kami amankan ke mapolda dan langsung berkoordinasi dengan BKSDA Palembang,” jelas Rahmat.
Terkait dengan kepemilikan mobil HiAce yang telah diamankan tersebut, menurut Rahmat, pihaknya juga telah mengirimkan datanya ke Ditlantas Polda Sumsel. Hasilnya telah diketahui dan saksi akan dipanggil guna dimintai keterangan. Memang dia yang membawa mobil tersebut atau sebatas menyewakannya.
Petugas Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel mendapatkan informasi bahwa ada kendaraan mencurigakan dalam kondisi terkunci di Jl Bypass Soekarno-Hatta pada pukul 22.30 (30/9/2021).
Saat ditemukan dan begitu dihitung, ada 114 satwa langka asli Indonesia Timur. Dalam perjalanannya, 40 ekor satwa mati. Satwa yang masih hidup dan ditranslokasi berjumlah 74 ekor. Di antaranya, 6 ekor kakaktua raja, 7 ekor kakaktua jambul oranye, dan 10 ekor nuri kepala hitam. Ada pula 22 ekor burung nuri mazda, 17 ekor nuri hitam, 22 ekor nuri bayan, 20 ekor kadal panana, 20 ekor soa payung, 7 ekor sugar glider, 6 ekor bajing dan 1 albino, serta 2 ekor garangan.
Menurut Kepala BKSDA Sumsel Ujang Wisnu Barata, total kerugian negara yang ditimbulkan kalau sampai satwa-satwa itu berhasil diselundupkan sekitar Rp300 juta.
”Setelah kami gali informasi, di luar negeri bisa tiga hingga empat kali lipat sekitar Rp1,3 miliar,” ungkap Ujang.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erwan Sani