Gesa Program Strategis Pangan untuk Pemulihan Ekonomi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tidak hanya krisis kesehatan, krisis ekonomi juga terjadi akibat pandemi Covid-19 yang masih mewabah saat ini. Karena itu, selain mitigasi terhadap sektor kesehatan, sektor ekonomi harus dipertahankan sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat.

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Ahad (29/8) kemarin, menyampaikan pandemi Covid-19 berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Implikasinya telah berdampak antara lain terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi, penurunan penerimaan daerah, dan peningkatan belanja yang diperlukan untuk melakukan penyelamatan kesehatan dan perekonomian.

- Advertisement -

Dengan fokus pada belanja untuk kesehatan, jaring pengaman sosial (social safetynet), serta pemulihan perekonomian termasuk untuk dunia usaha dan masyarakat yang terdampak. "Pandemi Covid-19 telah membawa dampak krisis besar terhadap berbagai sektor. Utamanya terhadap kesehatan dan ekonomi. Selain mitigasi terhadap sektor kesehatan, sektor ekonomi harus dipertahankan sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang ekonominya terdampak secara langsung," kata dia.

Hal ini menjadi perhatian serius Kepala Dinas Ketahan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru, Alek Kurniawan SP MSi dengan menerjemahkan arahan Datuk Bandar Setia Amanah tersebut dengan berbagai kebijakan strategis di bidang ketahanan pangan.

- Advertisement -

"Setidaknya itulah arahan dari Pak Wali Kota kepada kami dan tim yang tergabung dalam Tim PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) Pekanbaru," ungkap Alek Kurniawan.

Dia yang dalam tim PEN tersebut dipercayai sebagai koordinator bidang pertanian, peternakan dan ketahanan pangan yang menyampaikan kebijakan-kebijakan strategis Pemerintah Kota Pekanbaru. Ia menyebut, bahwa dalam konteks keberlanjutan ekonomi di suatu daerah, secara sederhana dapat diwujudkan melalui optimalisasi investasi, belanja pemerintah, konsumsi masyarakat dan ekspor-impor.

Menurutnya, hal yang paling logis untuk keberlangsungan hidup ekonomi dari pilihan yang ada saat ini adalah optimalisasi dari belanja pemerintah. karena konsumsi masyarakat dan ekspor impor terus melambat dan tumbuh negatif, yang artinya instrumen belanja pemerintah menjadi lokomotif utama sebagai penggerak ekonomi.

Namun disisi lain ada tekanan pada penerimaan negara atau daerah untuk penyediaan dananya karena setiap belanja yang dikeluarkan pemerintah tentu membutuhkan sumber pendanaan yang tidak sedikit. "Kita dalam dilematis yang butuh ketelitian dan kesabaran ekstra," ulasnya.

Di satu sisi menggenjot optimalisasi belanja pemerintah untuk perputaran ekonomi, namun disisi lainnya pemerintah juga harus melakukan optimalisasi penyediaan dana untuk belanja yang dimaksud. Maka oleh itu prioritas belanja pemerintah saat ini harus yang bermuara kepada pemulihan ekonomi nasional. "Perlakuan kepada sektor pangan harus memadaikalau tidak ingin pangan berdaulat dikatakan hanya sebatas slogan, karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama," terangnya.

Ia menguraikan langkah-langkah kongret strategisnya ditengah segala keterbatasan dalam mendorong pemulihan ekonomi. Dalam tiga kelompok besar sesuai SOTK Disketapang Pekanbaru. Alek bersama tim Disketapang dan mitra lainnya terus menggesa optimalisasi belanja kegiatan-kegiatan strategis. Di antaranya peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani dan pelaku usaha pangan.

Kegiatan ini diwujudkan melalui pemberdayaan masyarakat lewat pengembangan kawasan mandiri pangan dan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Optimalisasi kegiatan P2L diarahkan melalui penyaluran stimulus bantuan, untuk aktualisasi pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal untuk pengembangan ketersediaan pangan yang beraneka ragam pada setiap rumah tangga dalam suatu kawasan.

Objek penerima manfaat adalah kelompok wanita tani. Selanjutnya dalam skala yang besar, Disketapang juga turut dalam program kawasan mandiri pangan. Hal ini adalah kawasan yang di bangun dengan melibatkan keterwakilan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengelolaan kelembagaan masyarakat untuk ketahanan pangan masyarakat.

"Output kegiatan saat ini berupa pemberian bibit tanaman, infrastruktur dan belanja pendukung kegiatan penumbuhan terhadap Kelompok Tani (KT)," jelasnya.

Dalam kurun 2 tahun terakhir untuk kegiatan ini baru mampu menyentuh 39 kelompok tani atau kelompok wanita tani. Sementara jumlah kelompok tani dan kelompok wanita tani yang ada di Kota Pekanbaru berdasarkan aplikasi SIMLUHTAN Kementan ada 400 lebih kelompok. Dengan rata-rata anggota per kelompok 25 hingga 30 orang.

Dana ini bersumber dari APBD dengan penguatan dari Dana DID tambahan dan Dana DAK Non Fisik Ketahanan Pangan dan Pertanian. "Artinya kami baru dapat memberi stimulus kepada 10 persen dari total jumlah kelompok tani yang ada di Kota Pekanbaru," ungkapnya.

Saat ini pada Disketapang juga membuat program Outlet Puan Berseri, Pekan Pangan Madani dan mendorong pemanfaatan sumber daya pangan lokal melalui konsumsi pangan lokal dalam kegiatan-kegiatan di Instansi Pemerintahan dan instansi lainnya.

"Pada distribusi dan cadangan pangan, kami juga berusaha maksimal melalui kegiatan revitalisasi kelembagaan pangan melalui Outlet Pangan PUAN BERSERI dan Pekan Pangan Madani yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama PPM. Slogan kami adalah Petani Untung, Masyarakat Beruntung," paparnya.

Ia menambahkan, proyek strategis yang sudah dituntaskan antara lain dokumen Grand Master Plan Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru dan Grand Master Plan Kawasan siCANTIG (Lokasi Cadangan Pangan Terintegrasi). Untuk siCANTIG sendiri merupakan suatu bentuk usaha Pemerintah Kota dalam memberikan edukasi dan sosialisasi sekaligus infrastruktur wisata pertanian yang mengedepan pembelajaran serta wisata agro yang menarik.

Luas kawasan ini mencapai 5 hektare yang terletak di kelurahan Agrowisata Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Kawasan siCANTIG merupakan kawasan agrowisata, lokasi pembelajaran budidaya pertanian, peternakan dan perikanan, di tengah kawasan dibuat miniatur Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), juga ada Lumbung Pangan dan pengolahan pangan.

"Kami juga punya rumah virtual yang kami sebut dengan siTANGAN, kami akan mengisi rumah virtual ini dengan data-data strategis di ketahanan pangan," singkatnya. (ali/adv)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tidak hanya krisis kesehatan, krisis ekonomi juga terjadi akibat pandemi Covid-19 yang masih mewabah saat ini. Karena itu, selain mitigasi terhadap sektor kesehatan, sektor ekonomi harus dipertahankan sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat.

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Ahad (29/8) kemarin, menyampaikan pandemi Covid-19 berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Implikasinya telah berdampak antara lain terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi, penurunan penerimaan daerah, dan peningkatan belanja yang diperlukan untuk melakukan penyelamatan kesehatan dan perekonomian.

Dengan fokus pada belanja untuk kesehatan, jaring pengaman sosial (social safetynet), serta pemulihan perekonomian termasuk untuk dunia usaha dan masyarakat yang terdampak. "Pandemi Covid-19 telah membawa dampak krisis besar terhadap berbagai sektor. Utamanya terhadap kesehatan dan ekonomi. Selain mitigasi terhadap sektor kesehatan, sektor ekonomi harus dipertahankan sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang ekonominya terdampak secara langsung," kata dia.

Hal ini menjadi perhatian serius Kepala Dinas Ketahan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru, Alek Kurniawan SP MSi dengan menerjemahkan arahan Datuk Bandar Setia Amanah tersebut dengan berbagai kebijakan strategis di bidang ketahanan pangan.

"Setidaknya itulah arahan dari Pak Wali Kota kepada kami dan tim yang tergabung dalam Tim PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) Pekanbaru," ungkap Alek Kurniawan.

Dia yang dalam tim PEN tersebut dipercayai sebagai koordinator bidang pertanian, peternakan dan ketahanan pangan yang menyampaikan kebijakan-kebijakan strategis Pemerintah Kota Pekanbaru. Ia menyebut, bahwa dalam konteks keberlanjutan ekonomi di suatu daerah, secara sederhana dapat diwujudkan melalui optimalisasi investasi, belanja pemerintah, konsumsi masyarakat dan ekspor-impor.

Menurutnya, hal yang paling logis untuk keberlangsungan hidup ekonomi dari pilihan yang ada saat ini adalah optimalisasi dari belanja pemerintah. karena konsumsi masyarakat dan ekspor impor terus melambat dan tumbuh negatif, yang artinya instrumen belanja pemerintah menjadi lokomotif utama sebagai penggerak ekonomi.

Namun disisi lain ada tekanan pada penerimaan negara atau daerah untuk penyediaan dananya karena setiap belanja yang dikeluarkan pemerintah tentu membutuhkan sumber pendanaan yang tidak sedikit. "Kita dalam dilematis yang butuh ketelitian dan kesabaran ekstra," ulasnya.

Di satu sisi menggenjot optimalisasi belanja pemerintah untuk perputaran ekonomi, namun disisi lainnya pemerintah juga harus melakukan optimalisasi penyediaan dana untuk belanja yang dimaksud. Maka oleh itu prioritas belanja pemerintah saat ini harus yang bermuara kepada pemulihan ekonomi nasional. "Perlakuan kepada sektor pangan harus memadaikalau tidak ingin pangan berdaulat dikatakan hanya sebatas slogan, karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama," terangnya.

Ia menguraikan langkah-langkah kongret strategisnya ditengah segala keterbatasan dalam mendorong pemulihan ekonomi. Dalam tiga kelompok besar sesuai SOTK Disketapang Pekanbaru. Alek bersama tim Disketapang dan mitra lainnya terus menggesa optimalisasi belanja kegiatan-kegiatan strategis. Di antaranya peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani dan pelaku usaha pangan.

Kegiatan ini diwujudkan melalui pemberdayaan masyarakat lewat pengembangan kawasan mandiri pangan dan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Optimalisasi kegiatan P2L diarahkan melalui penyaluran stimulus bantuan, untuk aktualisasi pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal untuk pengembangan ketersediaan pangan yang beraneka ragam pada setiap rumah tangga dalam suatu kawasan.

Objek penerima manfaat adalah kelompok wanita tani. Selanjutnya dalam skala yang besar, Disketapang juga turut dalam program kawasan mandiri pangan. Hal ini adalah kawasan yang di bangun dengan melibatkan keterwakilan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengelolaan kelembagaan masyarakat untuk ketahanan pangan masyarakat.

"Output kegiatan saat ini berupa pemberian bibit tanaman, infrastruktur dan belanja pendukung kegiatan penumbuhan terhadap Kelompok Tani (KT)," jelasnya.

Dalam kurun 2 tahun terakhir untuk kegiatan ini baru mampu menyentuh 39 kelompok tani atau kelompok wanita tani. Sementara jumlah kelompok tani dan kelompok wanita tani yang ada di Kota Pekanbaru berdasarkan aplikasi SIMLUHTAN Kementan ada 400 lebih kelompok. Dengan rata-rata anggota per kelompok 25 hingga 30 orang.

Dana ini bersumber dari APBD dengan penguatan dari Dana DID tambahan dan Dana DAK Non Fisik Ketahanan Pangan dan Pertanian. "Artinya kami baru dapat memberi stimulus kepada 10 persen dari total jumlah kelompok tani yang ada di Kota Pekanbaru," ungkapnya.

Saat ini pada Disketapang juga membuat program Outlet Puan Berseri, Pekan Pangan Madani dan mendorong pemanfaatan sumber daya pangan lokal melalui konsumsi pangan lokal dalam kegiatan-kegiatan di Instansi Pemerintahan dan instansi lainnya.

"Pada distribusi dan cadangan pangan, kami juga berusaha maksimal melalui kegiatan revitalisasi kelembagaan pangan melalui Outlet Pangan PUAN BERSERI dan Pekan Pangan Madani yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama PPM. Slogan kami adalah Petani Untung, Masyarakat Beruntung," paparnya.

Ia menambahkan, proyek strategis yang sudah dituntaskan antara lain dokumen Grand Master Plan Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru dan Grand Master Plan Kawasan siCANTIG (Lokasi Cadangan Pangan Terintegrasi). Untuk siCANTIG sendiri merupakan suatu bentuk usaha Pemerintah Kota dalam memberikan edukasi dan sosialisasi sekaligus infrastruktur wisata pertanian yang mengedepan pembelajaran serta wisata agro yang menarik.

Luas kawasan ini mencapai 5 hektare yang terletak di kelurahan Agrowisata Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Kawasan siCANTIG merupakan kawasan agrowisata, lokasi pembelajaran budidaya pertanian, peternakan dan perikanan, di tengah kawasan dibuat miniatur Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), juga ada Lumbung Pangan dan pengolahan pangan.

"Kami juga punya rumah virtual yang kami sebut dengan siTANGAN, kami akan mengisi rumah virtual ini dengan data-data strategis di ketahanan pangan," singkatnya. (ali/adv)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya