Jumat, 11 April 2025

Warga Teluk Lanus Siaga

SIAK, (RIAUPOS.CO) – Tewasnya remaja bernama Malfa Alfarel (15) putra Rustam yang bekerja di sub kontraktor PT Uniseraya Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, membuat warga siaga. Meski jarak lokasi tewasnya korban ke Kampung Teluk Lanus 2 jam perjalanan dengan pompong, karena tidak ada jalur darat, namun warga khawatir harimau bisa kembali ke kampung mereka, seperti sebulan lalu.

Hal ini dikatakan Kaur Pemerintahan Teluk Lanus Kenang. Menurut Kenang, masuknya harimau ke kampung mereka, lalu memakan ternak warga dan itu terjadi tiga kali, menandakan bahwa kapan saja harimau bisa kembali.

"Kami menambah volume pengawasan dan kesiap-siagaan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil, dan grup WA untuk mempermudah komunikasi ketika terjadi sesuatu," jelas Kenang.

Dikatakan Kenang, kelompok kecil dibuat, agar warga lebih dekat dan intens berkomunikasi. Kedekatan akan mendatangkan saling peduli satu sama lain, sehingga semakin kompak.

Baca Juga:  Mantan Wako Dumai Divonis 2 Tahun 6 Bulan Penjara

Aktivitas warga juga dibatasi. Harus sudah kembali ke kediaman masing-masing sebelum senja. Dan jika ada yang belum kembali, akan dicari tahu dan diminta terus berkabar.

Demikian juga dengan anak-anak. Lepas tengah hari sudah tidak boleh lagi berkeliaran.

"Situasi ini, membuat kami semakin kompak dan peduli satu sama lain. Kami berusaha jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di kampung kami," ungkap Kenang.

Dikatakan Kenang, informasi yang diperoleh dari Bhabinkamtibmas Kampung Teluk Lanus Bripka Taufik Fakrianto, pihak BBKSDA sudah berada di lokasi tewasnya Malfa Alfarel.

Mereka sudah bermalam di sana, di barak bekas ditinggali karyawan bukan barak yang ditinggali pekerja kebun. Ada sekitar 10 orang mereka siaga di sana, lengkap dengan kerangkeng dan kamera pengintai.

"Kami berharap ada solusi dari permasalahan ini. Konflik manusia dan harimau cepat berakhir dan dapat diselesaikan dengan baik, tidak ada korban lagi," harap Kenang.

Baca Juga:  Peduli Korban Corona, Gapki Serahkan 150 Paket Sembako ke Disbun

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Teknis BBKSDA Riau M Mahfud mengatakan, petugas dari tim BBKSDA Riau telah memasang 3 unit camera trap (kamera penjebak) di sekitar lokasi kejadian, Rabu (1/9).

"Tadi sore (kemarin, red) baru siap dipasang camera trap-nya sebanyak 3 unit yang dipasang di sekitar lokasi kejadian," ujar M Mahfud saat dihubungi Riau Pos.

Kemudian, setelah dilakukan pemasangan camera trap maka setiap hari akan dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah sudah ada harimau sumatera yang melintas atau tidak.

"Selain itu di lokasi juga dipasang umpan dan kandang perangkap sebanyak satu buah. Dari hasil laporan tim di lapangan dugaan sementara korban tewas diduga akibat diterkam harimau," Pungkasnya.(mng/dof)

 

SIAK, (RIAUPOS.CO) – Tewasnya remaja bernama Malfa Alfarel (15) putra Rustam yang bekerja di sub kontraktor PT Uniseraya Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, membuat warga siaga. Meski jarak lokasi tewasnya korban ke Kampung Teluk Lanus 2 jam perjalanan dengan pompong, karena tidak ada jalur darat, namun warga khawatir harimau bisa kembali ke kampung mereka, seperti sebulan lalu.

Hal ini dikatakan Kaur Pemerintahan Teluk Lanus Kenang. Menurut Kenang, masuknya harimau ke kampung mereka, lalu memakan ternak warga dan itu terjadi tiga kali, menandakan bahwa kapan saja harimau bisa kembali.

"Kami menambah volume pengawasan dan kesiap-siagaan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil, dan grup WA untuk mempermudah komunikasi ketika terjadi sesuatu," jelas Kenang.

Dikatakan Kenang, kelompok kecil dibuat, agar warga lebih dekat dan intens berkomunikasi. Kedekatan akan mendatangkan saling peduli satu sama lain, sehingga semakin kompak.

Baca Juga:  Kapolda Riau Berpesan Jaga Marwah Institusi

Aktivitas warga juga dibatasi. Harus sudah kembali ke kediaman masing-masing sebelum senja. Dan jika ada yang belum kembali, akan dicari tahu dan diminta terus berkabar.

Demikian juga dengan anak-anak. Lepas tengah hari sudah tidak boleh lagi berkeliaran.

"Situasi ini, membuat kami semakin kompak dan peduli satu sama lain. Kami berusaha jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di kampung kami," ungkap Kenang.

Dikatakan Kenang, informasi yang diperoleh dari Bhabinkamtibmas Kampung Teluk Lanus Bripka Taufik Fakrianto, pihak BBKSDA sudah berada di lokasi tewasnya Malfa Alfarel.

Mereka sudah bermalam di sana, di barak bekas ditinggali karyawan bukan barak yang ditinggali pekerja kebun. Ada sekitar 10 orang mereka siaga di sana, lengkap dengan kerangkeng dan kamera pengintai.

"Kami berharap ada solusi dari permasalahan ini. Konflik manusia dan harimau cepat berakhir dan dapat diselesaikan dengan baik, tidak ada korban lagi," harap Kenang.

Baca Juga:  Optimis Pacu Jalur Bisa Terlaksana, Pengamat: Ini Budaya Kita

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Teknis BBKSDA Riau M Mahfud mengatakan, petugas dari tim BBKSDA Riau telah memasang 3 unit camera trap (kamera penjebak) di sekitar lokasi kejadian, Rabu (1/9).

"Tadi sore (kemarin, red) baru siap dipasang camera trap-nya sebanyak 3 unit yang dipasang di sekitar lokasi kejadian," ujar M Mahfud saat dihubungi Riau Pos.

Kemudian, setelah dilakukan pemasangan camera trap maka setiap hari akan dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah sudah ada harimau sumatera yang melintas atau tidak.

"Selain itu di lokasi juga dipasang umpan dan kandang perangkap sebanyak satu buah. Dari hasil laporan tim di lapangan dugaan sementara korban tewas diduga akibat diterkam harimau," Pungkasnya.(mng/dof)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Warga Teluk Lanus Siaga

SIAK, (RIAUPOS.CO) – Tewasnya remaja bernama Malfa Alfarel (15) putra Rustam yang bekerja di sub kontraktor PT Uniseraya Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, membuat warga siaga. Meski jarak lokasi tewasnya korban ke Kampung Teluk Lanus 2 jam perjalanan dengan pompong, karena tidak ada jalur darat, namun warga khawatir harimau bisa kembali ke kampung mereka, seperti sebulan lalu.

Hal ini dikatakan Kaur Pemerintahan Teluk Lanus Kenang. Menurut Kenang, masuknya harimau ke kampung mereka, lalu memakan ternak warga dan itu terjadi tiga kali, menandakan bahwa kapan saja harimau bisa kembali.

"Kami menambah volume pengawasan dan kesiap-siagaan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil, dan grup WA untuk mempermudah komunikasi ketika terjadi sesuatu," jelas Kenang.

Dikatakan Kenang, kelompok kecil dibuat, agar warga lebih dekat dan intens berkomunikasi. Kedekatan akan mendatangkan saling peduli satu sama lain, sehingga semakin kompak.

Baca Juga:  Kapolda Riau Berpesan Jaga Marwah Institusi

Aktivitas warga juga dibatasi. Harus sudah kembali ke kediaman masing-masing sebelum senja. Dan jika ada yang belum kembali, akan dicari tahu dan diminta terus berkabar.

Demikian juga dengan anak-anak. Lepas tengah hari sudah tidak boleh lagi berkeliaran.

"Situasi ini, membuat kami semakin kompak dan peduli satu sama lain. Kami berusaha jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di kampung kami," ungkap Kenang.

Dikatakan Kenang, informasi yang diperoleh dari Bhabinkamtibmas Kampung Teluk Lanus Bripka Taufik Fakrianto, pihak BBKSDA sudah berada di lokasi tewasnya Malfa Alfarel.

Mereka sudah bermalam di sana, di barak bekas ditinggali karyawan bukan barak yang ditinggali pekerja kebun. Ada sekitar 10 orang mereka siaga di sana, lengkap dengan kerangkeng dan kamera pengintai.

"Kami berharap ada solusi dari permasalahan ini. Konflik manusia dan harimau cepat berakhir dan dapat diselesaikan dengan baik, tidak ada korban lagi," harap Kenang.

Baca Juga:  Pastikan Alur Distribusi Minyak Goreng Sesuai Regulasi

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Teknis BBKSDA Riau M Mahfud mengatakan, petugas dari tim BBKSDA Riau telah memasang 3 unit camera trap (kamera penjebak) di sekitar lokasi kejadian, Rabu (1/9).

"Tadi sore (kemarin, red) baru siap dipasang camera trap-nya sebanyak 3 unit yang dipasang di sekitar lokasi kejadian," ujar M Mahfud saat dihubungi Riau Pos.

Kemudian, setelah dilakukan pemasangan camera trap maka setiap hari akan dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah sudah ada harimau sumatera yang melintas atau tidak.

"Selain itu di lokasi juga dipasang umpan dan kandang perangkap sebanyak satu buah. Dari hasil laporan tim di lapangan dugaan sementara korban tewas diduga akibat diterkam harimau," Pungkasnya.(mng/dof)

 

SIAK, (RIAUPOS.CO) – Tewasnya remaja bernama Malfa Alfarel (15) putra Rustam yang bekerja di sub kontraktor PT Uniseraya Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, membuat warga siaga. Meski jarak lokasi tewasnya korban ke Kampung Teluk Lanus 2 jam perjalanan dengan pompong, karena tidak ada jalur darat, namun warga khawatir harimau bisa kembali ke kampung mereka, seperti sebulan lalu.

Hal ini dikatakan Kaur Pemerintahan Teluk Lanus Kenang. Menurut Kenang, masuknya harimau ke kampung mereka, lalu memakan ternak warga dan itu terjadi tiga kali, menandakan bahwa kapan saja harimau bisa kembali.

"Kami menambah volume pengawasan dan kesiap-siagaan. Kami membentuk kelompok-kelompok kecil, dan grup WA untuk mempermudah komunikasi ketika terjadi sesuatu," jelas Kenang.

Dikatakan Kenang, kelompok kecil dibuat, agar warga lebih dekat dan intens berkomunikasi. Kedekatan akan mendatangkan saling peduli satu sama lain, sehingga semakin kompak.

Baca Juga:  173 Mahasiswa STIKes Hang Tuah Pekanbaru Kembali Disebar ke 21 Puskesmas

Aktivitas warga juga dibatasi. Harus sudah kembali ke kediaman masing-masing sebelum senja. Dan jika ada yang belum kembali, akan dicari tahu dan diminta terus berkabar.

Demikian juga dengan anak-anak. Lepas tengah hari sudah tidak boleh lagi berkeliaran.

"Situasi ini, membuat kami semakin kompak dan peduli satu sama lain. Kami berusaha jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di kampung kami," ungkap Kenang.

Dikatakan Kenang, informasi yang diperoleh dari Bhabinkamtibmas Kampung Teluk Lanus Bripka Taufik Fakrianto, pihak BBKSDA sudah berada di lokasi tewasnya Malfa Alfarel.

Mereka sudah bermalam di sana, di barak bekas ditinggali karyawan bukan barak yang ditinggali pekerja kebun. Ada sekitar 10 orang mereka siaga di sana, lengkap dengan kerangkeng dan kamera pengintai.

"Kami berharap ada solusi dari permasalahan ini. Konflik manusia dan harimau cepat berakhir dan dapat diselesaikan dengan baik, tidak ada korban lagi," harap Kenang.

Baca Juga:  Peduli Korban Corona, Gapki Serahkan 150 Paket Sembako ke Disbun

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Teknis BBKSDA Riau M Mahfud mengatakan, petugas dari tim BBKSDA Riau telah memasang 3 unit camera trap (kamera penjebak) di sekitar lokasi kejadian, Rabu (1/9).

"Tadi sore (kemarin, red) baru siap dipasang camera trap-nya sebanyak 3 unit yang dipasang di sekitar lokasi kejadian," ujar M Mahfud saat dihubungi Riau Pos.

Kemudian, setelah dilakukan pemasangan camera trap maka setiap hari akan dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah sudah ada harimau sumatera yang melintas atau tidak.

"Selain itu di lokasi juga dipasang umpan dan kandang perangkap sebanyak satu buah. Dari hasil laporan tim di lapangan dugaan sementara korban tewas diduga akibat diterkam harimau," Pungkasnya.(mng/dof)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari