JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Suntikan dosis ketiga atau vaksin booster Covid-19 mulai diberikan di beberapa negara karena melonjaknya varian Delta. Umumnya tenaga kesehatan adalah sasarannya. Ahli Penyakit Menular Amerika Serikat, dr Anthony Faucy mendukung hal itu.
Sebuah panel ahli independen AS menentukan bahwa suntikan booster adalah langkah yang diperlukan. Namun, tak semua orang mendapat suntikan booster.
Adalah pasien yang memenuhi syarat di bawah rekomendasi dan persetujuan darurat. Misalnya mereka dengan gangguan sistem kekebalan sedang hingga parah. Seperti penerima transplantasi organ padat, pasien dengan infeksi HIV lanjut atau tidak diobati, dan mereka yang memakai kortikosteroid dosis tinggi dan perawatan untuk kanker.
Ketika ditanya tentang rencana bagaimana menentukan kelompok baru untuk mengizinkan suntikan booster, Fauci menyarankan pemerintah akan terus memantau data harian dan mingguan. Hal itu bisa menjadi indikator ke depannya.
“Dengan melihat data bisa untuk menentukan apakah, kapan, dan kepada siapa mereka akan mendistribusikan suntikan booster,” kata dr. Fauci seperti dilansir Fox News.
Lalu, apa merek vaksin yang paling efektif untuk booster? Fauci juga menolak sebuah penelitian yang menganggap vaksin Moderna lebih efektif daripada vaksin Pfizer terhadap varian Delta. Mayo Clinic dan perusahaan biotek yang berbasis di Cambridge, melakukan penelitian yang diposting di medrvix minggu lalu, dengan menganalisis sampel prevalensi varian Delta di Minnesota dari Januari hingga Juli. Ketika ditanya apakah indikator ini menunjukkan individu harus mencari vaksin Moderna untuk suntikan booster, Fauci tidak setuju.
“Studi itu adalah studi pra-cetak, belum sepenuhnya ditinjau oleh rekan sejawat,” kata Fauci. “Yang jelas harus mendapatkan booster dari vaksin asli,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Pusat Pengendalian Penyakit CDC dr. Rochelle Walensky menyetujui suntikan booster untuk individu dengan gangguan kekebalan sedang hingga berat. Vaksin yang disiapkan adalah Pfizer atau Moderna.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Suntikan dosis ketiga atau vaksin booster Covid-19 mulai diberikan di beberapa negara karena melonjaknya varian Delta. Umumnya tenaga kesehatan adalah sasarannya. Ahli Penyakit Menular Amerika Serikat, dr Anthony Faucy mendukung hal itu.
Sebuah panel ahli independen AS menentukan bahwa suntikan booster adalah langkah yang diperlukan. Namun, tak semua orang mendapat suntikan booster.
- Advertisement -
Adalah pasien yang memenuhi syarat di bawah rekomendasi dan persetujuan darurat. Misalnya mereka dengan gangguan sistem kekebalan sedang hingga parah. Seperti penerima transplantasi organ padat, pasien dengan infeksi HIV lanjut atau tidak diobati, dan mereka yang memakai kortikosteroid dosis tinggi dan perawatan untuk kanker.
Ketika ditanya tentang rencana bagaimana menentukan kelompok baru untuk mengizinkan suntikan booster, Fauci menyarankan pemerintah akan terus memantau data harian dan mingguan. Hal itu bisa menjadi indikator ke depannya.
- Advertisement -
“Dengan melihat data bisa untuk menentukan apakah, kapan, dan kepada siapa mereka akan mendistribusikan suntikan booster,” kata dr. Fauci seperti dilansir Fox News.
Lalu, apa merek vaksin yang paling efektif untuk booster? Fauci juga menolak sebuah penelitian yang menganggap vaksin Moderna lebih efektif daripada vaksin Pfizer terhadap varian Delta. Mayo Clinic dan perusahaan biotek yang berbasis di Cambridge, melakukan penelitian yang diposting di medrvix minggu lalu, dengan menganalisis sampel prevalensi varian Delta di Minnesota dari Januari hingga Juli. Ketika ditanya apakah indikator ini menunjukkan individu harus mencari vaksin Moderna untuk suntikan booster, Fauci tidak setuju.
“Studi itu adalah studi pra-cetak, belum sepenuhnya ditinjau oleh rekan sejawat,” kata Fauci. “Yang jelas harus mendapatkan booster dari vaksin asli,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Pusat Pengendalian Penyakit CDC dr. Rochelle Walensky menyetujui suntikan booster untuk individu dengan gangguan kekebalan sedang hingga berat. Vaksin yang disiapkan adalah Pfizer atau Moderna.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman