- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Ahmad pergi ke sebuah bank untuk suatu urusan. Saat itu ia pergi sendirian. Biasanya, yang kerap pergi ke bank adalah kakaknya. Namun karena saat itu kakaknya sedang berhalangan, maka Ahmad dengan terpaksa pergi seorang diri.
Saat tiba di bank, ia clingak-clinguk kebingungan. Akhirnya salah seorang satpam menanyai tujuan kedatangannya ke bank, dan Ahmad pun diminta untuk mengambil nomor antrean.
- Advertisement -
Tiba giliran Ahmad, ia dengan percaya diri maju ke meja teller. Ia mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan teller.
Kemudian, Ahmad diminta untuk menuliskan beberapa hal di kertas yang telah disediakan. Karena bingung, Ahmad pun bertanya kepada teller.
Dengan gestur tubuhnya, teller mengulurkan tangan kanan dan menyilahkan Ahmad untuk tanda tangan di tempat yang dimaksud.
- Advertisement -
Ahmad yang gugup karena takut melakukan kesalahan pun mencoba berpikir cepat. Alih-alih melakukan yang diminta teller, ia justru melepaskan pulpennya dan menyalami tangan teller perempuan tersebut. Terlebih, teller itu menunjuk dengan tangan kanan terbuka seperti hendak menyalaminya.
"Maksud saya silahkan tulis di sini,"ucap teller tersebut tersenyum menatap Ahmad yang malu-malu.
"Alamak, rasa pengen menghilang aja dari sini,"jawab Ahmad dalam hati.(anf)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Ahmad pergi ke sebuah bank untuk suatu urusan. Saat itu ia pergi sendirian. Biasanya, yang kerap pergi ke bank adalah kakaknya. Namun karena saat itu kakaknya sedang berhalangan, maka Ahmad dengan terpaksa pergi seorang diri.
Saat tiba di bank, ia clingak-clinguk kebingungan. Akhirnya salah seorang satpam menanyai tujuan kedatangannya ke bank, dan Ahmad pun diminta untuk mengambil nomor antrean.
- Advertisement -
Tiba giliran Ahmad, ia dengan percaya diri maju ke meja teller. Ia mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan teller.
Kemudian, Ahmad diminta untuk menuliskan beberapa hal di kertas yang telah disediakan. Karena bingung, Ahmad pun bertanya kepada teller.
- Advertisement -
Dengan gestur tubuhnya, teller mengulurkan tangan kanan dan menyilahkan Ahmad untuk tanda tangan di tempat yang dimaksud.
Ahmad yang gugup karena takut melakukan kesalahan pun mencoba berpikir cepat. Alih-alih melakukan yang diminta teller, ia justru melepaskan pulpennya dan menyalami tangan teller perempuan tersebut. Terlebih, teller itu menunjuk dengan tangan kanan terbuka seperti hendak menyalaminya.
"Maksud saya silahkan tulis di sini,"ucap teller tersebut tersenyum menatap Ahmad yang malu-malu.
"Alamak, rasa pengen menghilang aja dari sini,"jawab Ahmad dalam hati.(anf)