- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Untuk melawan Covid-19 varian Delta, tingkat perlindungan vaksin tampaknya sangat bergantung pada jumlah dosisnya. Vaksin apa pun jika hanya satu dosis ternyata tak manjur.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature menemukan bahwa jika hanya satu dosis vaksin Pfizer atau AstraZeneca, tingkat efektivitasnya terhadap varian Delta sama sekali tidak efektif. Para peneliti melakukan eksperimen laboratorium pada sampel darah dari orang-orang yang telah menerima salah satu suntikan itu.
- Advertisement -
Setelah dosis tunggal, hanya 10 persen dari sampel tersebut yang mengembangkan antibodi yang menetralkan varian Delta. Namun, setelah dua dosis, 95 persen sampel telah mengembangkan antibodi penawar terhadap Delta.
Para peneliti menyimpulkan bahwa varian Delta sebagian tetapi secara signifikan lolos dari perlindungan kekebalan dari vaksin. Varian Delta menolak perlindungan dari satu dosis vaksin.
Dilansir dari Science Alert, sebuah analisis Inggris pada bulan Mei menemukan bahwa dosis tunggal vaksin Pfizer atau AstraZeneca hanya 33 persen efektif melawan gejala Covid-19 yang disebabkan oleh Delta. Setelah dua dosis, kemanjuran itu naik menjadi 88 persen untuk vaksin Pfizer dan 60 persen untuk AstraZeneca.
- Advertisement -
Dua dosis vaksin Pfizer juga 96 persen efektif dalam mencegah rawat inap dari kasus Delta, sementara dua dosis vaksin AstraZeneca sekitar 92 persen efektif dengan standar yang sama. Sementara itu, sebuah penelitian di Kanada yang masih menunggu tinjauan sejawat menemukan bahwa dosis tunggal suntikan Pfizer adalah 56 persen efektif untuk mencegah infeksi simtomatik yang disebabkan oleh Delta setelah dua minggu.
Angka itu adalah 67 persen untuk suntikan AstraZeneca dan 72 persen untuk suntikan Moderna. Studi yang sama menunjukkan bahwa setelah dua dosis, vaksin Pfizer 87 persen efektif melawan infeksi simtomatik yang disebabkan oleh Delta.
Tetapi para peneliti tidak memiliki cukup data untuk AstraZeneca atau Moderna. Namun tak disebutkan bagaimana untuk vaksin dari Cina.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Untuk melawan Covid-19 varian Delta, tingkat perlindungan vaksin tampaknya sangat bergantung pada jumlah dosisnya. Vaksin apa pun jika hanya satu dosis ternyata tak manjur.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature menemukan bahwa jika hanya satu dosis vaksin Pfizer atau AstraZeneca, tingkat efektivitasnya terhadap varian Delta sama sekali tidak efektif. Para peneliti melakukan eksperimen laboratorium pada sampel darah dari orang-orang yang telah menerima salah satu suntikan itu.
Setelah dosis tunggal, hanya 10 persen dari sampel tersebut yang mengembangkan antibodi yang menetralkan varian Delta. Namun, setelah dua dosis, 95 persen sampel telah mengembangkan antibodi penawar terhadap Delta.
- Advertisement -
Para peneliti menyimpulkan bahwa varian Delta sebagian tetapi secara signifikan lolos dari perlindungan kekebalan dari vaksin. Varian Delta menolak perlindungan dari satu dosis vaksin.
Dilansir dari Science Alert, sebuah analisis Inggris pada bulan Mei menemukan bahwa dosis tunggal vaksin Pfizer atau AstraZeneca hanya 33 persen efektif melawan gejala Covid-19 yang disebabkan oleh Delta. Setelah dua dosis, kemanjuran itu naik menjadi 88 persen untuk vaksin Pfizer dan 60 persen untuk AstraZeneca.
Dua dosis vaksin Pfizer juga 96 persen efektif dalam mencegah rawat inap dari kasus Delta, sementara dua dosis vaksin AstraZeneca sekitar 92 persen efektif dengan standar yang sama. Sementara itu, sebuah penelitian di Kanada yang masih menunggu tinjauan sejawat menemukan bahwa dosis tunggal suntikan Pfizer adalah 56 persen efektif untuk mencegah infeksi simtomatik yang disebabkan oleh Delta setelah dua minggu.
Angka itu adalah 67 persen untuk suntikan AstraZeneca dan 72 persen untuk suntikan Moderna. Studi yang sama menunjukkan bahwa setelah dua dosis, vaksin Pfizer 87 persen efektif melawan infeksi simtomatik yang disebabkan oleh Delta.
Tetapi para peneliti tidak memiliki cukup data untuk AstraZeneca atau Moderna. Namun tak disebutkan bagaimana untuk vaksin dari Cina.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman