LONDON (RIAUPOS.CO) – Gelandang timnas Inggris, Jack Grealish, membuat pembelaan soal anggapan pengecut dan dituding menghindar dalam adu penalti melawan Italia di final Euro 2020 (Euro 2021) di Stadion Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari waktu Indonesia.
Pembelaan itu dilontarkan Grealish dalam balasan unggahan Sky Sports di Twitter. Sky Sports mengunggah kutipan legenda Manchester United, Roy Keane, yang menganggap Raheem Sterling dan Grealish membiarkan Bukayo Saka jadi penendang penentu Inggris.
Melalui cuitannya itu Grealish mengaku sudah siap menjadi salah satu dari lima penendang Inggris pertama. Sebelum adu penalti digelar, pelatih Gareth Southgate sudah berbicara kepada Grealish.
Pembicaraan itu diyakini mengarah pada tawaran Southgate agar Grealish mengambil eksekusi penalti. Gelandang dan kapten Aston Villa itu juga menunjukkan gestur menyanggupi. Akan tetapi, kenyataannya Grealish tidak menjadi salah satu dari lima penendang pertama Inggris.
"Saya bilang, saya ingin mengambil satu (menendang penalti, red)! Sang pelatih telah membuat begitu banyak keputusan yang tepat dalam selama turnamen ini, dan dia melakukannya malam ini," ujar Grealish.
Tanpa Grealish dan Sterling, Saka yang masih 19 tahun menjadi penendang kelima The Three Lions. Apabila Saka berhasil, Inggris memperpanjang napas dalam adu penalti tersebut yang berkedudukan 2-3 untuk Italia. Sayangnya tendangan Saka bisa ditepis Gianluigi Donnarumma. Azzurri menang adu penalti 3-2 dan juara Euro 2020.
Usai pertandingan, Sterling dan Grealish dituding jadi salah satu penyebab kekalahan Inggris lewat adu penalti.
"Tetapi saya tidak meminta orang-orang mengatakan saya tidak ingin mengambil penalti ketika saya mengatakan saya ingin melakukan itu," ucap Grealish seperti dilansir Daily Mail.
Kegagalan di Euro 2020 membuat The Three Lions kembali mengubur impian menjadi juara di turnamen besar seperti Piala Dunia dan Euro. Sejauh ini, prestasi terbesar Inggris hanyalah juara Piala Dunia 1966.
Sumber: Sky Sports/News/Daily Mail
Editor: Hary B Koriun