Sabtu, 9 November 2024

Tuna Wicara

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Lisna berkunjung ke rumah salah satu sahabatnya yang bernama Umi. Ia baru pertama kali ke sana. Karena tidak tahu di mana rumah Umi, ia diminta untuk menungu di pangkalan ojek di depan gang, nantinya Umi akan menjemputnya. Hal ini dilakukan Umi karena ada banyak belokan yang bisa saja membuat Lisna tersasar.

Saat menunggu di pangkalan ojek tersebut, ada salah satu di antara ojek itu menawarkan es kelapa. Lisna pun menerimanya dengan senang hati, ia ingin mengucapkan terimakasih.

- Advertisement -

Namun, saat hendak berkata secara kebetulan tenggorokannya seret, dan suaranya tidak keluar, hanya gerakan bibir saja yang bisa dilakukan Lisna.

Baca Juga:  Bupati Bangga Qori Rohul Juara Nasional

Seketika, tukang ojek yang memberi Lisna es kelapa memandang Lisna dengan tatapan kasihan, ia berpikir jika Lisna adalah seorang tuna wicara.

Ia pun menjadi lebih ramah dan bersimpati. Tak hanya memberikan Lisna es kelapa, ia juga mengajak ngobrol Lisna dengan ramah. Seperti menanyakan hendak ke mana, bersama siapa, dan di mana rumahnya.

- Advertisement -

Lisna pun menjawab semua itu dengan gerakan bibir tanpa ada suara sambil menggerak-gerakkan tangannya.

Selang beberapa waktu kemudian, Umi tiba di pangkalan ojek. Ia menyapa dan mengajak Lisna segera mengikutinya. Tak jauh mereka berjalan, Umi menanyakan kepada Lisna, kenapa ia berbicara dengan ojek dengan gerakan tangan.

Saat memastikan, tidak dalam jarak pandang dari pangkalan ojek, Lisna menjelaskan semua yang terjadi, dan alasan kenapa ia pura-pura bisu.

Baca Juga:  Istana Dukung Polri Tindak Warga yang Langgar Physical Distancing

"Aku nggak mau abang ojeknya malu, jadi aku tetap jadi bisu selama ngobrol," ucap Lisna merasa bersalah.

"Alamaak…! Kan tinggal bilang aja tenggorokan seret. Aneh-aneh aja," ujar Umi tertawa lepas.(anf)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Lisna berkunjung ke rumah salah satu sahabatnya yang bernama Umi. Ia baru pertama kali ke sana. Karena tidak tahu di mana rumah Umi, ia diminta untuk menungu di pangkalan ojek di depan gang, nantinya Umi akan menjemputnya. Hal ini dilakukan Umi karena ada banyak belokan yang bisa saja membuat Lisna tersasar.

Saat menunggu di pangkalan ojek tersebut, ada salah satu di antara ojek itu menawarkan es kelapa. Lisna pun menerimanya dengan senang hati, ia ingin mengucapkan terimakasih.

Namun, saat hendak berkata secara kebetulan tenggorokannya seret, dan suaranya tidak keluar, hanya gerakan bibir saja yang bisa dilakukan Lisna.

- Advertisement -
Baca Juga:  Stan Pemprov Riau Raih Juara II di Pameran Lingkungan Terbesar di Indonesia

Seketika, tukang ojek yang memberi Lisna es kelapa memandang Lisna dengan tatapan kasihan, ia berpikir jika Lisna adalah seorang tuna wicara.

Ia pun menjadi lebih ramah dan bersimpati. Tak hanya memberikan Lisna es kelapa, ia juga mengajak ngobrol Lisna dengan ramah. Seperti menanyakan hendak ke mana, bersama siapa, dan di mana rumahnya.

Lisna pun menjawab semua itu dengan gerakan bibir tanpa ada suara sambil menggerak-gerakkan tangannya.

Selang beberapa waktu kemudian, Umi tiba di pangkalan ojek. Ia menyapa dan mengajak Lisna segera mengikutinya. Tak jauh mereka berjalan, Umi menanyakan kepada Lisna, kenapa ia berbicara dengan ojek dengan gerakan tangan.

Saat memastikan, tidak dalam jarak pandang dari pangkalan ojek, Lisna menjelaskan semua yang terjadi, dan alasan kenapa ia pura-pura bisu.

Baca Juga:  Istana Dukung Polri Tindak Warga yang Langgar Physical Distancing

"Aku nggak mau abang ojeknya malu, jadi aku tetap jadi bisu selama ngobrol," ucap Lisna merasa bersalah.

"Alamaak…! Kan tinggal bilang aja tenggorokan seret. Aneh-aneh aja," ujar Umi tertawa lepas.(anf)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari