PARIS (RIAUPOS.CO) – Siapa sangka, klub bertabur bintang-bintang mahal seperti Paris Saint-Germain (PSG) bisa gagal menjuarai Liga Prancis musim ini. Lille OSC adalah nama klub "gurem" yang berhasil mematahkan kekuasaan klub kaya baru tersebut.
Menariknya, sukses Lille tak lepas dari kecerdikan mereka bekerja dalam membangun skuad. Termasuk kehadiran "gerbong" Turki melalui kehadiran Burak Yilmaz, Zeki Celik, dan Yusuf Yazici.
Ketiganya mengibarkan bendera Turki di selebrasi juara Liga Prancis dan membuka mata tentang talenta pemain-pemain Turki pada sepakbola Eropa dan dunia. Bukti itu diperlihatkan dengan efek luar biasa yang diberikan kepada tim.
Di luar penampilan di atas lapangan, kehadiran Yilmaz, Celik, dan Yazici membuat penonton televisi di Turki melambung tinggi. Total ada lima pemain Turki yang sudah membela Lille dalam tiga musim terakhir.
Dan tidak ada tim Prancis yang pernah memiliki tim Turki sebanyak Lille musim ini. Wajar jika kehadiran mereka meningkatkan pendukung asal Turki di Prancis kepada Lille dan Liga Prancis karena diperkirakan ada sekitar 15.000 orang asal Turki tinggal di Prancis utara.
Nah, Celic menjadi keran pembuka kedatangan pemain Turki ke Lille. Bermain sebagai bek kanan, Celic adalah pemain yang diambil dari tim divisi dua Turki sebelum pindah ke Prancis pada 2018. Hasilnya, dia menjadi salah satu bek sayap terbaik di Liga Prancis sejak musim pertama. Sehingga ada joke di Turki, jika Prancis lebih tahu talenta Turki dibanding negaranya sendiri.
"Saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Di musim pertama, semuanya berlangsung sempurna. Rasanya seperti mimpi. Aku mendapat sambutan luar biasa di sini dan aku bisa memberitahumu bahwa aku merasa sangat beruntung," katanya dikutip dari Ligue1.com.
Di musim pertama, Celic langsung mendapatkan tempat utama. Total 34 pertandingan dijalani dengan durasi bermain 2976 menit. Dia menyumbang lima assist dan satu gol. Di musim kedua, dia bermain 23 kali dengan lebih dari 2000 menit bermain.
Puncaknya, tahun ini yang bisa dikatakan sebagai penampilan terbaiknya dari sisi gol, dengan tiga gol dan dua assist. Wajar jika dia mendapakan tempat reguler di tim nasional Turki dan akan berpartisipasi dalam Piala Eropa 2020 mendatang.
Sukses Celik membuat Lille memiliki keinginan lebih. Tahun berikutnya, playmaker Yazici bergabung dari Trabzonspor untuk rekor klub saat itu. Lille memberi kontrak profesional pada Yazici di usia 18 tahun bersama Trabzonspor pada 2015. Butuh satu tahun untuk Yazici membuktikan dirinya pemain dengan penuh bakat dan menjalani debut di musim 2016/2017.
Salah satu pencapaiannya adalah adalah saat menghentikan rekor 28 laga tak terkalahkan AC Milan di semua ajang saat matchday ketiga fase grup Liga Europa. Pemain yang sekarang berusia 24 tahun ini menyumbang 14 gol dan lima assist di semua kompetisi.
Tapi, dari dua nama itu, Yilmaz adalah fenomena tersendiri. Berusia 35 tahun, pemain yang dijuluki "Kral" –kata dalam bahasa Turki untuk Raja– bermain luar biasa. Kariernya bergelimang gol dengan 187 gol di Liga Super Turki. Dia mencetak 16 gol untuk Lille musim ini. Raihan yang luar biasa untuk striker berusia 35 tahun.
Yilmaz menjadi tambahan yang brilian. Rasio golnya setiap 126 menit menjadi yang terbaik untuk pemain Turki di Prancis.
"Klub melakukannya dengan sangat baik untuk merekrut orang-orang ini. Mereka merasa betah di sini, dan saya bisa mengerti kenapa," kata Yilmaz tentang rekan senegaranya.
Pelatih Lille, Christophe Galtier, menyebut para pemainnya memiliki kontribusi besar dalam perjalanan Lille. Termasuk Yilmaz.
"Dia pencetak gol yang nyata. Kami memiliki banyak pemain muda, teknis, dan cepat di sekelilingnya. Dia sering berada dalam posisi yang baik dan dia sangat keren di depan gawang," katanya mengakhiri.
Sumber: Ligue1.com/News/Daily Mail
Editor: Hary B Koriun