JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Mengawali tahun, cukup banyak bencana alam yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Letak geografis yang dikelilingi oleh cincin api, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang rawan akan bencana.
Hal ini ternyata jadi perhatian Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) dengan menghadirkan model Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle).
Outlander PHEV merupakan salah satu kendaraan SUV yang dihadirkan MMKSI Juli 2019 lalu. Peluncurannya menambah lini produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Sekaligus jadi pembuktian teknologi yang dimiliki Mitsubishi Motors, berkat electric vehicle (EV) yang disematkan.
Di Jepang yang notabene sering dihantam berbagai bencana, Outlander PHEV kerap diterjunkan untuk membantu proses evakuasi, sekaligus untuk power supply bagi penanggulangan bencana.
Termasuk sumber tenaga listrik pemilik kendaraan, menerangi rumah dan kebutuhan daya bagi perangkat listrik lainnya. Hal itu pernah terjadi, akibat dari bencana sehingga memadamkan listrik di salah satu rumah pemilik Outlander PHEV.
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan, kendaraan ini dimanfaatkan beberapa hari hingga jaringan listrik tersambung normal. Dengan begitu, mobil ini tak hanya dapat diandalkan sebagai kendaraan yang ramah lingkungan tapi juga bagi kebutuhan kelistrikan saat bencana.
Berkat keunggulan yang dimiliki, Outlander PHEV menjadi PHEV terlaris di dunia. Sejak debut 2013, SUV ini hadir di 60-an negara dengan volume penjualan 260 ribuan unit (hingga Agustus 2020). SUV dua baris ini juga menjadi PHEV terlaris di Eropa selama lima tahun (2015-2019). Kehadirannya di Indonesia sendiri bukan atas permintaan Mitsubishi Motors Corporation (MMC), melainkan keinginan MMKSI.
"Indonesia merupakan pasar potensial, namun Mitsubishi Motors melihatnya lebih dari itu. Kami tak hanya membawa produk, tapi ingin berkomitmen dan berkontribusi lebih dengan menghadirkan teknologi terdepan pada kendaraan untuk menunjang mobilitas masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup dengan mobil ramah lingkungan," ujar Presiden Direktur MMKSI, Naoya Nakamura.
Penggunaan mobil listrik, juga membuat operasional kendaraan semakin rendah. Bahkan, mesin halus saat dikendarai serta minim getaran. Outlander PHEV memiliki kecepatan maksimal 130 Km/jam sesuai standar jepang. Jarak tempuhnya mencapai 60 Km dengan EV dan 897 Km (hybrid). Outlander PHEV mampu terisi 2,5 jam untuk mencapai 80 persen.
Di Indonesia, Outlander PHEV juga kerap diterjunkan untuk kegiatan tanggap bencana. Seperti pada Januari lalu di beberapa wilayah yang terjadi bencana alam melalui Mitsubishi CSR Humanity Program (MHP). Salah satu kendaraan yang jadi andalan disaat darurat ini adalah Outlander PHEV.
"Kami juga terus memperluas kerjasama dengan berbagai organisasi kemanusiaan sehingga bantuan dapat dirasakan dan disalurkan langsung kepada para korban," ungkap Naoya.
MMKSI juga bekerjasama dengan berbagai institusi maupun organisasi kemanusiaan. Seperti halnya untuk model Outlander PHEV yang kembali memberikan kontribusi untuk membantu Palang Merah Indonesia (PMI) di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
"Unit ini kembali digunakan sebagai sumber tenaga listrik untuk penerangan di area gudang bantuan darurat PMI yang belum ada pasokan penerangan," pungkasnya.
Editor: Eka G Putra