Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Penyintas Long Covid Laporkan Kondisinya Lebih Baik Usai Divaksinasi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebagian penyintas Covid-19 masih merasakan keluhan setelah beberapa bulan dinyatakan negatif. Dari mulai sesak, sakit kepala hingga kelelahan. Kabar baiknya, sejumlah penyintas yang sudah tiga bulan lebih sembuh lalu divaksinasi, melaporkan kondisinya lebih baik saat ini. Laporan tersebut didasarkan pada survei informal kecil. Akan tetapi laporan tersebut mungkin menawarkan solusi.

Bagi kebanyakan orang, Covid-19 bisa terasa ringan. Namun, beberapa orang masih sakit berbulan-bulan setelah terinfeksi yakni disebut dengan istilah Long Covid.

Minggu lalu, anggota dewan editorial New York Times Mara Gay berkicau bahwa dia merasa jauh lebih baik setelah dosis vaksin pertamanya.Dan banyak penyintas Covid-19 lain yang telah lama bertahan menggambarkan pengalaman serupa.

Beberapa komentator menanggapi Gay bahwa mereka juga mengalami kondisi membaik yang signifikan setelah vaksin dosis pertama mereka. Termasuk Sharon MacMillan, MD, seorang obgyn di Massachusetts. Dia mengatakan bahwa dia telah bebas dari gejala selama 6 minggu setelah vaksinasi seperti dilansir dari MedPage Today, Ahad (7/3).

Baca Juga:  Make Up Anti Menor

Tidak ada data pasti tentang berapa persen lama pasien Covid mengalami kondisi yang membaik. Tetapi komunitas ilmiah memang tertarik untuk melakukan studi lebih lanjut.

Co-chief of Patient-Led Research for Covid-19 Hannah Davis mengatakan organisasinya saat ini sedang mengerjakan survei untuk mempelajari fenomena tersebut. “Meskipun ada cerita tentang kejadian ini, mereka secara umum tampaknya menunjukkan kabar baik meski masih bersifat minoritas,” kata Davis kepada MedPage Today.

Survei Medinger mendapatkan 473 tanggapan 80 persen dari Inggris dan 15 perseb dari AS; 86 persen perempuan. Mayoritas pasien menerima vaksin Pfizer (60 persen), diikuti oleh AstraZeneca (30 persen) dan Moderna (9 persen).

Satu minggu setelah dosis pertama mereka, 9 persen pasien mengatakan gejala Covid-19 mereka yang lama telah membaik dalam 2 minggu. Dan 16 persen mengatakan gejala mereka jauh lebih baik.

Di antara semua orang yang mendapat vaksin 2 minggu lalu atau lebih, 27 persen mengatakan gejala Covid-19 mereka sedikit lebih baik. Sementara hanya 14 persen mengatakan gejala mereka sedikit lebih buruk. Sekitar 5 persen merasa benar-benar kembali normal dan hanya 3,8 persen merasa jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Baca Juga:  SMAS Mutiara Duri Wakili Riau di Ajang LCC 4 Pilar

Para ahli memang telah mengajukan gagasan studi prospektif untuk melihat dampak vaksin pada jangka panjang. Peneliti dari Universitas Yale Akiko Iwasaki, menilai uji coba semacam itu mungkin sulit, tetapi patut dipertimbangkan. Sebab mengingat vaksinasi berpotensi sebagai terapi untuk Covid-19 berkepanjangan.

“Vaksin juga dapat membantu dengan merangsang respon imun bawaan,” katanya.

Pakar lain setuju bahwa mempelajari dampak vaksin pada populasi ini akan bermanfaat. Rekan peneliti di University College London, Elisa Perego, yang menciptakan istilah Long Covid setuju bahwa perlu dilakukan pengumpulan data dan uji klinis yang sesuai.

“Kami juga perlu memverifikasi apakah benar ada perbaikan kondisi, bersifat permanen atau tidak,” tutup Perego.

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebagian penyintas Covid-19 masih merasakan keluhan setelah beberapa bulan dinyatakan negatif. Dari mulai sesak, sakit kepala hingga kelelahan. Kabar baiknya, sejumlah penyintas yang sudah tiga bulan lebih sembuh lalu divaksinasi, melaporkan kondisinya lebih baik saat ini. Laporan tersebut didasarkan pada survei informal kecil. Akan tetapi laporan tersebut mungkin menawarkan solusi.

Bagi kebanyakan orang, Covid-19 bisa terasa ringan. Namun, beberapa orang masih sakit berbulan-bulan setelah terinfeksi yakni disebut dengan istilah Long Covid.

- Advertisement -

Minggu lalu, anggota dewan editorial New York Times Mara Gay berkicau bahwa dia merasa jauh lebih baik setelah dosis vaksin pertamanya.Dan banyak penyintas Covid-19 lain yang telah lama bertahan menggambarkan pengalaman serupa.

Beberapa komentator menanggapi Gay bahwa mereka juga mengalami kondisi membaik yang signifikan setelah vaksin dosis pertama mereka. Termasuk Sharon MacMillan, MD, seorang obgyn di Massachusetts. Dia mengatakan bahwa dia telah bebas dari gejala selama 6 minggu setelah vaksinasi seperti dilansir dari MedPage Today, Ahad (7/3).

- Advertisement -
Baca Juga:  Menuai Kritikan, Usulan Jokowi tentang Pemberlakuan Darurat Sipil

Tidak ada data pasti tentang berapa persen lama pasien Covid mengalami kondisi yang membaik. Tetapi komunitas ilmiah memang tertarik untuk melakukan studi lebih lanjut.

Co-chief of Patient-Led Research for Covid-19 Hannah Davis mengatakan organisasinya saat ini sedang mengerjakan survei untuk mempelajari fenomena tersebut. “Meskipun ada cerita tentang kejadian ini, mereka secara umum tampaknya menunjukkan kabar baik meski masih bersifat minoritas,” kata Davis kepada MedPage Today.

Survei Medinger mendapatkan 473 tanggapan 80 persen dari Inggris dan 15 perseb dari AS; 86 persen perempuan. Mayoritas pasien menerima vaksin Pfizer (60 persen), diikuti oleh AstraZeneca (30 persen) dan Moderna (9 persen).

Satu minggu setelah dosis pertama mereka, 9 persen pasien mengatakan gejala Covid-19 mereka yang lama telah membaik dalam 2 minggu. Dan 16 persen mengatakan gejala mereka jauh lebih baik.

Di antara semua orang yang mendapat vaksin 2 minggu lalu atau lebih, 27 persen mengatakan gejala Covid-19 mereka sedikit lebih baik. Sementara hanya 14 persen mengatakan gejala mereka sedikit lebih buruk. Sekitar 5 persen merasa benar-benar kembali normal dan hanya 3,8 persen merasa jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Baca Juga:  DPR Bantah Pelemahan KPK

Para ahli memang telah mengajukan gagasan studi prospektif untuk melihat dampak vaksin pada jangka panjang. Peneliti dari Universitas Yale Akiko Iwasaki, menilai uji coba semacam itu mungkin sulit, tetapi patut dipertimbangkan. Sebab mengingat vaksinasi berpotensi sebagai terapi untuk Covid-19 berkepanjangan.

“Vaksin juga dapat membantu dengan merangsang respon imun bawaan,” katanya.

Pakar lain setuju bahwa mempelajari dampak vaksin pada populasi ini akan bermanfaat. Rekan peneliti di University College London, Elisa Perego, yang menciptakan istilah Long Covid setuju bahwa perlu dilakukan pengumpulan data dan uji klinis yang sesuai.

“Kami juga perlu memverifikasi apakah benar ada perbaikan kondisi, bersifat permanen atau tidak,” tutup Perego.

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari