Odegaard, Bintang Terang La Liga yang Terus “Diabaikan” Madrid

Oleh Hary B Koriun

Salah satu bintang yang bersinar terang di La Liga Spanyol saat ini, Martin Odegaard, mengaku ingin bermain di Liga Champions musim depan bersama klubnya saat ini, Real Sociedad. Apakah ini artinya dia tak mau balik ke Real Madrid?

- Advertisement -

Nah,  Odegaard kemudian menjelaskan bahwa dia masih enggan buru-buru kembali ke Madrid pada musim panas nanti. Dia masih ingin bermain selama mungkin di Sociedad, karena di klub inilah dia bisa berkreasi dan menunjukkan bakat besarnya. Di sini, dia diberi waktu bermain sangat baik. Hal serupa belum tentu didapatkannya jika dia kembali ke Madrid musim depan.

Pada musim panas kemarin, Madrid kembali meminjamkan Odegaard. Kali ini, ia dipinjamkan ke Sociedad dengan durasi selama dua tahun. Sebelumnya dia dipinjamkan ke Liga Belanda, bermain untuk Heerenveen selama tiga musim, dan Vitesse Arnhem satu musim.

- Advertisement -

Saat bermain di Vitesse, bakat besar pemain yang dibeli Madrid saat masih berusia 16 tahun ini terbukti. Sebagai gelandang menyerang, dia mencetak 9 gol dan 12 assist dalam semusim. Hal ini membuat Madrid memulangkannya. Sayangnya, dia hanya dibawa dalam tur pramusim ke Amerika dan beberapa negara Eropa. Saat kompetisi akan dimulai, sang pelatih, Zinedine Zidane, masih belum puas dengan peformanya. Salah satu anak ajaib Norwegia ini –selain Erling Braut Haaland–  kemudian dipinjamkan ke Sociedad.

Di Sociedad, Odegaard tampil memukau. Ia membuat 7 gol dan 8 assist di semua kompetisi. Khusus di La Liga, hingga pekan ke-26, dia sudah mencetak 4 gol. Jelas, ini prestasi luar biasa karena La Liga Spanyol secara kualitas berada di atas Eredivisie Belanda, kompetisi yang dijalaninya selama empat musim. Di Sociedad, pelatihnya, Imanol Alguacil, juga memberikan peran besar dan signifikan kepadanya.

Seperti peran Toni Kroos di Madrid sekarang, Odegaard  juga diberi “hak” sebagai pemain pertama yang melakukan tendangan bola-bola mati. Mulai dari tendangan bebas di tengah lapangan maupun sepak pojok. Maklumlah, kedua kakinya sama baiknya. Beberapa kali dia berhasil mencetak gol dari tendangan bebas, juga dari tendangan open play dari luar kotak penalti. Hal itu sudah menjelaskan bagaimana pentingnya peran dia.

Keberadaan Odegaard di lini tengah, baik sebagai pengatur serangan atau gelandang menyerang, membuat Sociedad memiliki banyak penyerang yang sangat berbahaya di kotak penalti lawan. Selain Odegaard, ada tiga penyerang atau sayap yang sudah mencetak  7 gol ke atas. Mereka adalah sang kapten, Mikel Oryazabal (7 gol), Alexander Isak (7), dan Willian Jose (7 gol). Yang menarik, jika ketiga pemain tersebut adalah tiga pemain depan dalam formasi 4-3-3, Odegaard adalah salah satu dari tiga gelandang yang berada di belakang ketiga penyerang tersebut.

Kehebatan Odegaard ini juga harus dirasakan sang pemiliknya, Madrid. Los Blancos harus merasakan bagaimana tajamnya anak muda ini ketika kedua klub bertemu di perempatfinal Copa del Rey, 7 Februari lalu, di Santiago Bernabeu. Dengan format sekali bermain sebelum semifinal, bermain di kandang sendiri adalah sebuah anugerah dari hasil undian. Apalagi klub sekelas Madrid. Sayangnya, Madrid kalah 3-4 dalam pertandingan tersebut, dan gol pembuka tim tamu dicetak oleh pemainnya sendiri yang sering dipinjamkan tersebut.

Terkait golnya yang juga ikut menyingkirkan Madrid tersebut, Odegaard mengatakan bahwa dia sedih Madrid harus tersingkir lebih awal dalam iven yang belum pernah dimenangi Zidane tersebut. Tetapi, sebagai seorang profesional, apa yang dia lakukan tersebut memang harus dilakukan.

Oleh Hary B Koriun

Salah satu bintang yang bersinar terang di La Liga Spanyol saat ini, Martin Odegaard, mengaku ingin bermain di Liga Champions musim depan bersama klubnya saat ini, Real Sociedad. Apakah ini artinya dia tak mau balik ke Real Madrid?

Nah,  Odegaard kemudian menjelaskan bahwa dia masih enggan buru-buru kembali ke Madrid pada musim panas nanti. Dia masih ingin bermain selama mungkin di Sociedad, karena di klub inilah dia bisa berkreasi dan menunjukkan bakat besarnya. Di sini, dia diberi waktu bermain sangat baik. Hal serupa belum tentu didapatkannya jika dia kembali ke Madrid musim depan.

Pada musim panas kemarin, Madrid kembali meminjamkan Odegaard. Kali ini, ia dipinjamkan ke Sociedad dengan durasi selama dua tahun. Sebelumnya dia dipinjamkan ke Liga Belanda, bermain untuk Heerenveen selama tiga musim, dan Vitesse Arnhem satu musim.

Saat bermain di Vitesse, bakat besar pemain yang dibeli Madrid saat masih berusia 16 tahun ini terbukti. Sebagai gelandang menyerang, dia mencetak 9 gol dan 12 assist dalam semusim. Hal ini membuat Madrid memulangkannya. Sayangnya, dia hanya dibawa dalam tur pramusim ke Amerika dan beberapa negara Eropa. Saat kompetisi akan dimulai, sang pelatih, Zinedine Zidane, masih belum puas dengan peformanya. Salah satu anak ajaib Norwegia ini –selain Erling Braut Haaland–  kemudian dipinjamkan ke Sociedad.

Di Sociedad, Odegaard tampil memukau. Ia membuat 7 gol dan 8 assist di semua kompetisi. Khusus di La Liga, hingga pekan ke-26, dia sudah mencetak 4 gol. Jelas, ini prestasi luar biasa karena La Liga Spanyol secara kualitas berada di atas Eredivisie Belanda, kompetisi yang dijalaninya selama empat musim. Di Sociedad, pelatihnya, Imanol Alguacil, juga memberikan peran besar dan signifikan kepadanya.

Seperti peran Toni Kroos di Madrid sekarang, Odegaard  juga diberi “hak” sebagai pemain pertama yang melakukan tendangan bola-bola mati. Mulai dari tendangan bebas di tengah lapangan maupun sepak pojok. Maklumlah, kedua kakinya sama baiknya. Beberapa kali dia berhasil mencetak gol dari tendangan bebas, juga dari tendangan open play dari luar kotak penalti. Hal itu sudah menjelaskan bagaimana pentingnya peran dia.

Keberadaan Odegaard di lini tengah, baik sebagai pengatur serangan atau gelandang menyerang, membuat Sociedad memiliki banyak penyerang yang sangat berbahaya di kotak penalti lawan. Selain Odegaard, ada tiga penyerang atau sayap yang sudah mencetak  7 gol ke atas. Mereka adalah sang kapten, Mikel Oryazabal (7 gol), Alexander Isak (7), dan Willian Jose (7 gol). Yang menarik, jika ketiga pemain tersebut adalah tiga pemain depan dalam formasi 4-3-3, Odegaard adalah salah satu dari tiga gelandang yang berada di belakang ketiga penyerang tersebut.

Kehebatan Odegaard ini juga harus dirasakan sang pemiliknya, Madrid. Los Blancos harus merasakan bagaimana tajamnya anak muda ini ketika kedua klub bertemu di perempatfinal Copa del Rey, 7 Februari lalu, di Santiago Bernabeu. Dengan format sekali bermain sebelum semifinal, bermain di kandang sendiri adalah sebuah anugerah dari hasil undian. Apalagi klub sekelas Madrid. Sayangnya, Madrid kalah 3-4 dalam pertandingan tersebut, dan gol pembuka tim tamu dicetak oleh pemainnya sendiri yang sering dipinjamkan tersebut.

Terkait golnya yang juga ikut menyingkirkan Madrid tersebut, Odegaard mengatakan bahwa dia sedih Madrid harus tersingkir lebih awal dalam iven yang belum pernah dimenangi Zidane tersebut. Tetapi, sebagai seorang profesional, apa yang dia lakukan tersebut memang harus dilakukan.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya