JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wisata halal telah menjadi tren di berbagai negara. Hal itu tercermin dari pertumbuhan wisatawan muslim yang begitu pesat di berbagai negara.
Sehingga pemain di sektor wisata halal memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin pasar. Vice President APAC, Wego Pte Ltd Nina Kubik-Cheng mengatakan, berdasarkan platform agen travel online Wego, belanja wisatawan muslim di dunia diproyeksi tembus 274 miliar dolar AS pada 2024 mendatang.
"Yang paling banyak adalah muslim dari generasi milenial, baik dari kawasan Timur Tengah maupun Asia Tenggara," ujarnya dalam acara konferensi pers secara virtual, Kamis (3/12).
Nina menyebut, peningkatan tersebut disebabkan karena generasi milenial dan generasi Z kini banyak yang sudah memiliki pendapatan. Hal yang paling banyak untuk dibelanjakan adalah berwisata atau traveling.
"Mereka sangat berdampak pada pariwisata dunia," ucapnya.
Meskipun demikian, Nina mengaku, saat ini industri pariwisata tengah mengalami penurunan tajam akibat pandemi Covid-19. Namun, menurut survei yang dilakukan Wego pada pengguna platformnya di Malaysia dan Indonesia yang mayoritas muslim, sebenarnya mereka sudah menantikan aktivitas berwisata kembali.
Menurutnya, pada akhirnya gelombang wisatawan akan kembali pada saat larangan bepergian sudah dicabut di mancanegara, dan ancaman keselamatan dan kesehatan bisa diatasi.
"Kami percaya ada keinginan besar untuk berwisata lagi, dan itu akan memulihkan permintaan dalam industri pariwisata. Dan pada akhirnya," ungkapnya.
Berdasarkan hasil survei Wego, tercatat sebesar 64,74 persen dari koresponden Indonesia sudah berencana untuk berwisata lintas negara jika larangan sudah dicabut. Sedangkan, hanya 6,32 persen yang sudah bertekad untuk tetap berwisata pada tahun ini dalam kondisi apapun.
Sisanya, hanya 8,95 persen dari koresponden Indonesia yang berencana wisata lintas negara pada semester I 2021, dan sebanyak 20 persen dari koresponden Indonesia yang berencana untuk wisata lintas negara pada semester II tahun depan.
Sementara itu, bagi koresponden Malaysia hanya 33,33 persen yang ingin berwisata lintas negara secepat mungkin jika larangan dicabut. Kemudian, hanya 7,94 persen yang tetap ingin berwisata di 2020 dalam kondisi apapun.
Lalu, sebanyak 15,87 persen responden Malaysia berencana wisata lintas negara pada semester I 2021. Sebanyak 42,86 persen responden, atau mayoritas masih memilih berwisata pada semester II tahun depan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi