Kamis, 19 September 2024

Faisal Basri: Percuma Beri Subsidi Gaji Jika Kasus Covid-19 Terus Naik

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ekonom senior Faisal Basri memandang, pemberian bantuan subsidi gaji pegawai swasta Rp600 ribu per bulan selama empat bulan tak mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, orang cenderung untuk menyimpan dibandingkan membelanjakan.

Menurutnya, sepanjang pemerintah tidak fokus mengangani masalah kesehatan akibat virus corona, selama itu pula penanganan ekonomi tidak akan berjalan efektif. “Sepanjang pandemi tidak bisa dijinakkan maka kalau masyarakat dikasih uang seperti sekarang, misalnya pekerja yang dapat Rp600 ribu cenderung ditabung. Kalau Covid-nya masih liar maka mereka akan nahan (belanja),” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu (5/9).

Dengan demikian, Faisal berharap pemerintah menjadikan persoalan kesehatan sebagai prioritas utama sebelum pembenahan ekonomi. “Kalau istilahnya kita ini punya akar masalah, tapi yang kita selesaikan bukan akar masalah,” ungkap Faisal.

Baca Juga:  DJP Riau Berhasil Sita Aset Rp1,95 Miliar

“Ini ibaratnya Kemenkeu, BI, OJK, LPS, Kemenlu itu sudah bekerja maksimal namun mereka sebagai pemadam kebakaran, akar masalahnya tidak diselesaikan,” jelasnya.

- Advertisement -

Seperti diketahui, pemerintah sudah mulai mencairkan bantuan subsidi upah Rp600 ribu  per bulan tahap pertama kepada 15,7 juta penerima secara bertahap. Sudah ada 2,5 juta peserta menerima bantuan ini. Program perlindungan sosial ini dianggarkan sekitar Rp 37,7 triliun.

Faisal juga menuturkan, penanganan Covid-19 berkolerasi dengan tingkat kepercayaan investor terhadap ekonomi suatu negara. Jika negara mampu menangani pandemi Covid-19 dengan baik, maka pasar modalnya masih tetap baik. Begitu juga sebaliknya.(jpg)

- Advertisement -

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ekonom senior Faisal Basri memandang, pemberian bantuan subsidi gaji pegawai swasta Rp600 ribu per bulan selama empat bulan tak mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, orang cenderung untuk menyimpan dibandingkan membelanjakan.

Menurutnya, sepanjang pemerintah tidak fokus mengangani masalah kesehatan akibat virus corona, selama itu pula penanganan ekonomi tidak akan berjalan efektif. “Sepanjang pandemi tidak bisa dijinakkan maka kalau masyarakat dikasih uang seperti sekarang, misalnya pekerja yang dapat Rp600 ribu cenderung ditabung. Kalau Covid-nya masih liar maka mereka akan nahan (belanja),” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu (5/9).

Dengan demikian, Faisal berharap pemerintah menjadikan persoalan kesehatan sebagai prioritas utama sebelum pembenahan ekonomi. “Kalau istilahnya kita ini punya akar masalah, tapi yang kita selesaikan bukan akar masalah,” ungkap Faisal.

Baca Juga:  DJP Riau Berhasil Sita Aset Rp1,95 Miliar

“Ini ibaratnya Kemenkeu, BI, OJK, LPS, Kemenlu itu sudah bekerja maksimal namun mereka sebagai pemadam kebakaran, akar masalahnya tidak diselesaikan,” jelasnya.

Seperti diketahui, pemerintah sudah mulai mencairkan bantuan subsidi upah Rp600 ribu  per bulan tahap pertama kepada 15,7 juta penerima secara bertahap. Sudah ada 2,5 juta peserta menerima bantuan ini. Program perlindungan sosial ini dianggarkan sekitar Rp 37,7 triliun.

Faisal juga menuturkan, penanganan Covid-19 berkolerasi dengan tingkat kepercayaan investor terhadap ekonomi suatu negara. Jika negara mampu menangani pandemi Covid-19 dengan baik, maka pasar modalnya masih tetap baik. Begitu juga sebaliknya.(jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari