JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil menyusun urutan sekuens genom utuh (whole genome sequencing/WGS) virus SARS-CoV-2. Penemuan ini bisa jadi sumber informasi untuk melemahkan virus asal Cina itu.
Tim tersebut berasal dari Pusat Penelitian Bioteknologi, Pusat Penelitian Biologi, dan Pusat Penelitian Infromatika LIPI. Urutan sekuens genom utuh yang berhasil ditemukan itu berasal dari dua sampel virus corona dari Indonesia. LIPI menyebutkan ini merupakan WGS pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Oxford Nanopore.
Anggota tim riset WGS dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Anggia Prasetyoputri menuturkan SARS-CoV-2 adalah virus yang memiliki materi genetik. Sehingga memungkinkan mengalami perubahan atau mutasi dengan cepat.
"Dari hasil WGS beberapa sampel virus yang ada di Indonesia, telah ditemukan adanya mutasi pada 12 sekuens SARS-CoV-2," katanya, Ahad (30/8).
Dia mengatakan mutasi pada virus corona itu terjadi pada bagian nukleotida. Perubahan pada bagian ini menyebabkan berubahnya asam animo yang disandinya. Terjadinya mutasi pada virus korona perlu diteleti lebih dalam. Khususnya apakah mutasi itu berpengaruh pada tingkat infeksinya terhadap manusia. Termasuk juga adanya potensi perubahan gejala yang timbul pada pasien Covid-19.
Anggia mengatakan urutan WGS adalah temuan yang penting. Sebab dapat memberikan beberapa informasi kepada para peneliti. "Seperti informasi bagaimana membangun, menjaga, serta melemahkan virus tersebut," katanya.
Dengan adanya kode genetik virus korona itu, juga bermanfaat untuk penanganan pasien positif Covid-19. Kemudian juga untuk pengembangan vaksin yang lebih sesuai untuk masyarakat Indonesia.
Sementara itu, tiga hari belakangan jumlah kasus harian Covid-19 meninggi meskipun kemarin sempat turun. Rata-rata di angka 3.000 an. Jumat (28/8) lalu ada 3.003 kasus baru. Kemudian, Sabtu (29/8) terdapat 3.308 kasus baru. Dan kemarin, tercatat ada 2.858 kasus baru. Artinya ada 9.169 kasus baru dalam tiga hari atau rata-rata 3.056 kasus baru per hari.
Pada periode yang sama, jumlah kasus sembuh masing-masing 2.325, 1.902, dan 1.383. total 5.610 pasien yang sembuh dengan rata-rata 1.870 kesembuhan per hari. Alhasil, persentase kasus aktif belum bergerak dari kisaran 22 dan 23 persen. Pun demikian dengan jumlah pasien meninggal yang persentasenya masih tetap di angka 4,3 persen.
Di saat yang sama, jumlah tes PCR masih belum beranjak dari kisaran rerata 30 ribuan. Sepekan terakhir, rata-rata specimen yang dites berjumlah 26.795. Dari jumlah tes itu, rata-rata jumlah orang yang dites sebanyak 17.919 per hari. Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengakui, target 30 ribu tes perhari memang cukup berat untuk dicapai saat ini.
"Rata-rata sekitar 20-25 ribu tapi pernah juga mencapai 30 ribu," terangnya. Kondisi tersebut karena memang terbatasnya kemampuan laboratorium yang ada di Tanah Air.
Tantangan utamanya adalah SDM. "SDM laboratorium yang emmang pada saat ini bekerja di laboratorium jumlahnya tidak banyak. Itu memerlukan mobilisasi SDM lab yang lebih banyak sehingga jam operasionalnya bisa ditingkatkan. Selain itu, pengiriman sampel dari faskes menuju lab juga harus diatur agar tidak terjadi antrean panjang," ujarnya.
Saat ini, tutur Wiku, variasi alat di laboratorium juga cukup banyak karena tidak berasal dari satu kementerian/lembaga, melainkan ada 12 K/L yang mengelola hampir 300 lab. Karena itu, penyediaan reagen juga harus cepat dan tepat sesuai kebutuhan. Contact tracing juga akan ditingkatkan dan menggandeng laboratorium swasta untuk ikut dalam tes PCR.(wan/byu/jpg)