(RIAUPOS.CO) – Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (Forikan) Kabupaten Siak Rasidah Alfedri, menjelaskan tentang stunting dan kerisauannya akan hal itu.
Rasidah menyampaikan kerisauannya saat memberi sambutan pada pelatihan pengolahan pangan berbahan baku ikan untuk ibu hamil dan balita.
Kegiatan itu digelar di dua tempat dalam satu hari, yaitu di aula Kampung Benteng Hilir Mempura, dan Kampung Tumang, Kecamatan Siak, Selasa (14/7) pagi.
Dikatakan Rasidah, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Akibat kondisi ini, tubuh anak tumbuh lebih pendek dari ukuran tinggi anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Menurutnya, risiko tumbuh kembang anak akibat kekurangan asupan makanan bergizi tersebut menjadi tugas bersama. "Kenali ciri-ciri anak stunting agar kita dapat mendeteksi dan mencegahnya lebih dini. Di antaranya gigi lambat tumbuh, pertumbuhannya pun jadi lambat dan wajahnya lebih muda dari anak seusianya," jelasnya.
Gencarnya Forikan Siak dalam mengedukasi masyarakat melalui pelatihan pengolahan makanan tambahan berbahan ikan untuk ibu hamil dan ibu balita, untuk meningkatkan konsumsi ikan di Siak.
"Ini kecamatan terakhir kami turun dalam memberikan pelatihan kepada istri penghulu dan kader PKK kampung. Dengan pelatihan ini diharapkan bervariasi dalam mengolah makanan berbahan ikan,” kata Rasidah.
Penting memberikan edukasi kepada kaum hawa sebagai ibu dari anak-anak agar tumbuh sehat dan cerdas. Karena, stunting tidak bisa diobati, tapi bisa dicegah melalui asupan gizi dan protein yang cukup kepada ibu hamil dan balita.
Rasidah menuturkan, tidak semua orang pendek itu stunting. Faktor gen dari orang tua bisa menyebabkan anak-anak pendek. Namun, jika diberikan asupan gizi yang cukup anak bisa tumbuh menjadi anak yang tinggi dan cerdas.
"Kandungan protein dan omega 3 pada ikan menjadi salah satu asupan penting untuk anak. Kandungan gizi ini dapat membangun jaringan sel-sel otak dan tubuh. Supaya tak terkesan memaksa, ibu-ibu bisa mengolah ikan semenarik mungkin, sehingga anak-anak jadi suka makan ikan,” katanya.
Chef Fitra Nugraha mengatakan, umumnya orang-orang Indonesia itu kalau makan yang penting enak dan kenyang. Padahal menurutnya, makan yang benar itu adalah makanan yang sehat dan sesuai keperluan.
"Di luar negeri kalau makan ikan tidak mau terlalu matang. Artinya, jangan memasak ikan terlalu lama. Akibatnya kandungan gizi dalam ikan akan hilang,” ucapnya.
Pelatihan pembuatan makanan tambahan berbahan ikan lokal ini bekerja sama dengan PT Bumi Siak Pusako. Bertujuan agar masyarakat Kabupaten Siak gemar makan ikan.
Rasidah tak bosan mengingatkan peserta tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19. “Saya ingin masyarakat tetap sehat dengan tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Jaga jarak, kenakan masker dan rajin mencuci tangan,” ungkap Rasidah.(adv)