JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penasihat Kesehatan Donald Trump Anthony Fauci berbeda pendapat dengan sang presiden. Fauci justru mendukung WHO dan mengatakan dunia membutuhkan badan kesehatan itu. Ucapannya berbeda dengan Trump yang belakangan ini melontarkan berbagai seruan keras terhadap Organisasi Kesehatan Dunia tersebut atas pandemi Covid-19. Trump juga memutuskan hubungan dengan WHO.
Anthony Fauci yang menjabat sebagai Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, menyatakan bahwa dirinya sudah berteman baik dengan WHO. Secara personal, dirinya memiliki hubungan yang baik.
“Saya telah berurusan dengan WHO selama empat dekade. Saya memiliki sejumlah rekan kerja yang berinteraksi dengan saya. Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan direktur jenderal WHO,” kata Fauci kepada CBC News.
Diakuinya, sebagai organisasi, WHO memang tidak sempurna. Tentu saja telah membuat beberapa langkah yang salah, tetapi juga telah melakukan banyak hal baik.
“Dunia membutuhkan WHO,” tegasnya.
Dilansir dari CNN, Jumat (12/6/2020), keputusan Trump untuk mengakhiri hubungan AS dengan WHO di tengah pandemi global mendapat kecaman. Trump menilai WHO sudah gagal dalam mengatasi pandemi. Trump juga mengalihkan dana untuk WHO.
“Saya berharap bahwa kita akan terus mendapat manfaat dari apa yang dapat dilakukan WHO,” jelas Fauci.
Komentarnya sejalan dengan keputusan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, Dr Robert Redfield, yang mengatakan pekan lalu bahwa agensinya terus bekerja sama secara erat dengan WHO. Tak terpengaruh dengan pernyataan Trump.
“Saya merasa yakin bahwa kemitraan kesehatan masyarakat yang kami miliki tak terpengaruh oleh politik. Ini semata-mata demi kesehatan masyarakat,” kata Redfield saat dengar pendapat tentang respon Covid-19.
WHO telah dikritik karena mengandalkan angka resmi pemerintah Tiongkok terkait dengan Covid-19. WHO juga menerima kritik yang mencatat bahwa penyelidikan awal oleh otoritas Tiongkok tidak menemukan bukti yang jelas tentang penularan virus dari manusia ke manusia pada Januari.
Para kritikus juga mempertanyakan apakah WHO cukup independen. WHO juga dianggap terlalu membela Tiongkok.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra