DIDATANGKAN dari klub yang terdegradasi, VfB Stuttgart, tak membuat Benjamin Pavard kehilangan kehebatannya. Meski klubnya gagal bertahan di Bundesliga, tapi Pavard adalah salah satu bek kanan terbaik salah satu kompetisi terbaik di Eropa tersebut.
Padam usim panas tahun 2019 kemarin, Bayern Munchen membuat sebuah transfer yang cukup mengejutkan. Mereka resmi mendatangkan bek Timnas Prancis, Benjamin Pavard ke Allianz Arena.
Transfer Pavard tersebut menimbulkan banyak tanda tanya. Maklum, Bayern pada saat itu masih memiliki sosok Joshua Kimmich, bek sayap muda dengan kemampuan di atas rata-rata yang memiliki posisi yang mirip denganm Pavard.
Banyak yang menyayangkan kepindahan Pavard ke Bayern. Ia dinilai akan menyia-nyiakan bakat besarnya karena ia dinilai tidak bisa menggusur Joshua Kimmich di skuat Die Roten atau setidaknya mereka tidak bisa bermain bersama.
Namun semua keraguan itu sirna dengan perlahan. Pasalnya Pavard berhasil bertransformasi menjadi penyeimbang di lini pertahanan Bayern. Pelatih Niko Kovac berhasil meyakinkannya dengan menempatkan Kimmich menjadi gelandang bertahan maupun bek tengah. Posisi itu membuat Pavard tetap berada dalam skema permainan.
Pavard lahir pada 28 Maret 1996 di Maubeuge, satu kota komunitas di utara Prancis. Di awal karier sepa bolanya, Big Ben bermain untuk Jeumont AS tahun 2002 hingga 2005.
Bersama Lille OSC sejak 2005 sampai 2016 dan mulai menginjakkan kakinya di Jerman bersama VfB Stuttgart dari 2016 ke 2019. Terhitung sejak musim panas tahun lalu, ia merapat ke sang juara bertahan.
Hingga pekan ke-29, pemain berusia 24 tahun itu telah mencetak empat gol dan menempati posisi ketujuh dalam daftar pencetak gol terbanyak skuad Die Bayern. Sementara dengan enam assist di semua kompetisi, pemain dengan nomor punggung 5 tersebut saat ini ialah pemain dengan assist terbanyak kelima di timnya bersama dengan Kingsley Coman.
Pavard memantapkan dirinya dengan selalu menjadi starting line-up pada 27 pertandingan musim ini —ia hanya absen di dua pertandingan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 pertandingan berhasil ia menangkan bersama klubnya.
Tingkat keberhasilan umpannya mencapai angka 92,2 persen di musim ini. Hasil itu menempatkan pemain setinggi 186 sentimeter tersebut menempati peringkat kesembilan liga untuk kategori tersebut. Tingkat kesuksesan tekelnya di kisaran 58 persen. Dengan itu, ia menempati posisi ketiga di timnya.
Pertandingan terakhir yang ia mainkan tercatat pada matchday ke-29 musim 2019/20, tepatnya pada 30 Mei 2020. Petang itu, Pavard mencukur habis Fortuna Dusseldorf dengan skor telak 5-0.
Ia berada di starting line-up dalam permainan tersebut dan bermain sebagai bek kanan selama 62 menit. Dengan performa yang sangat meyakinkan, Pavard mencetak satu gol lewat tandukannya dan memberikan satu assist.
Pavard adalah pemenang Piala Dunia bersama Prancis yang berlangsung dua tahun lalu di Rusia. Di turnamen tersebut, pemain yang menggunakan nomor punggung 2 bersama timnas Prancis itu berhasil menciptakan gol indah ketika Prancis menundukkan Argentina dalam laga yang berlangsung dramatis dan berakhir dengan kemenangan 4-3.
Gol tersebut juga terpilih menjadi gol terbaik turnamen, menyingkirkan gol Juan Quintero dan Luka Modric.
Pavard dikenal cukup berhati-hati dalam melancarkan tekel dan hanya melakukannya di situasi dan kondisi yang tepat. Oleh karenanya, ia terkenal dengan keefisiensiannya baik dalam bertahan maupun menyerang.
Total hanya 5 kartu kuning dari 27 pertandingan liga musim ini adalah bukti kedisiplinannya. Secara teknis, Pavard juga lugas dalam melancarkan clearance – atau biasa dikenal dengan sapu bersih; di mana ia punya tendensi lebih untuk menyapu bola keluar dari zona berbahaya dan memilih untuk menghindari pressing yang dilakukan pemain lawan sebagai akibat dari percobaan umpan-umpan pendek dari sisi belakang.
Sumber: Bundesliga/Bola/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun